Wednesday, March 30, 2011

Melongok Bentuk Investasi Yang 'Beda'?



Investasi? Ada berapa banyak sih bentuk investasi yang tersedia saat ini? Properti, saham, valuta asing, emas batang, hak kekayaan intelektual, obligasi, you name it! Tapi berapa banyak orang yang mempertimbangkan bentuk investasi yang disebutkan dalam hadits:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ وَعِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُو لَهُ
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda, “Apabila seorang meninggal dunia, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak shalih yang mendoakan untuknya “.
Shahih Sunan Tirmidzi, no 1376. Shahih: Ahkam Al Janaiz (176), Al Irwa’ (1980) Muslim. Abu Isa berkata, “Hadits ini adalah hasan shahih”.

Hal yang saya tangkap dari hadits di atas adalah:

1. Ketiga kegiatan tersebut saya kategorikan sebagai bentuk investasi jangka panjang, bahkan buahnya bisa dinikmati setelah keberadaan kita dalam dunia fana ini lenyap.

2. Untuk bisa bersedekah jariyah, maka yang saya tangkap pesan dibaliknya adalah dorongan agar kita menjadi orang yang kaya secara finansial; ilmu yang bermanfaat berarti dorongan untuk mencari ilmu sampai akhir hayat; serta anak yang shalih berarti dorongan untuk menjadi orang tua yang shalih/shalihah. Akan terasa lucu kan kalau melakukan sedekah jariyah dengan berhutang; ingin ilmunya bermanfaat tapi malas belajar; dan mengharapkan keturunan kita berkualitas baik tapi tak pernah mempersiapkan & meningkatkan kualitas diri sebagai calon orang tua?

3. Berarti semua orang punya kesempatan untuk berinvestasi, tak peduli berapapun duit yang ada di kantongnya. Lho, katanya tadi harus jadi kaya untuk bisa bersedekah jariyah? Ya, tapi dalam hadist itu kan ada 3 opsi. Kalau bisa dilakukan semua, akan sangat bagus, tapi jika tak mampu, masih ada 2 opsi yang lain kan?

4. Jika memilih opsi ilmu yang bermanfaat, maka kita bisa mereguk keuntungan dalam waktu yang sangat panjang, dengan catatan, setiap 'anak didik' meneruskan pendidikan yang ia terima. Maka akan sangat penting untuk bisa melihat siapa saja yang dapat dijadikan 'anak didik'. Oke, setiap orang punya definisi yang berbeda tentang 'ilmu yang bermanfaat', but hey, kamu gak pernah tahu kalau tidak pernah mencobanya kan? Ilmu kamu salah? Oh ya? Lalu siapa yang bisa mendefinisikan tentang salah dan benar?

5. Saya pikir, opsi yang paling berat pelaksanaannya adalah opsi terakhir yaitu anak yang shalih. Kenapa berat? Hmmm.... Saya belum pernah menjadi orang tua, tapi saya amati, menjadi orang tua itu adalah suatu tanggung jawab yang berat karena anak akan meniru sebagian besar perilaku orang tuanya. Nah, kalau kita memberi contoh yang 'salah', wah, rentetannya bisa panjang, karena ia bisa menularkan ilmu itu kepada generasi selanjutnya. Ah, tapi lebih baik untuk opsi terakhir ini saya lebih bijak jika 'diam' dulu, tampaknya. Hehehe

Saya memang bukan ahli agama. Saya sedang belajar untuk mencoba memahaminya. Maka jika tidak keberatan, berbagilah ilmu dengan saya supaya Anda cepat menangguk keuntungan dari investasi tadi :D

No comments:

Post a Comment