Friday, April 29, 2011

Who's The Boss?

 
If you want to see the true measure of a man, watch how he treats his inferiors, not his equals. [JK Rowling]


***

Mari bermain sebuah permainan dimana peraturannya adalah menentukan siapa pemimpinnya. Kesempatan menebak hanyalah sekali. Jika kamu salah menebak, maka kamu akan keluar dari permainan. Perhatikan dengan jelas siapa saja pemain di sekelilingmu dan mungkin kamu akan mengadakan duel dengan mereka. Hehehehe....

Dearest Daruma



Saya tertarik filosofi boneka Daruma sewaktu menonton Doraemon, dimana Nenek menasehati agar Nobita sekuat boneka Daruma. Dihantam "sekuat apapun" boneka Daruma akan kembali posisinya yang tegak :D

Kalau kamu mau baca tentang boneka Daruma, klik disini.

Thursday, April 28, 2011

Lessons Learned from The Blind Side Movie


Courage is a hard thing to figure. You can have courage based on a dumb idea or mistake, but you're not supposed to question adults, or your coach or your teacher, because they make the rules. Maybe they know best, but maybe they don't. It all depends on who you are, where you come from. Didn't at least one of the six hundred guys think about giving up, and joining with the other side? I mean, valley of death that's pretty salty stuff. That's why courage it's tricky. Should you always do what others tell you to do? Sometimes you might not even know why you're doing something. I mean any fool can have courage. But honor, that's the real reason for you either do something or you don't. It's who you are and maybe who you want to be. If you die trying for something important, then you have both honor and courage, and that's pretty good. I think that's what the writer was saying, that you should hope for courage and try for honor. And maybe even pray that the people telling you what to do have some, too. [Michael Oher]

 Saya sering menyukai film-film yang berdasarkan kisah-kisah nyata yang inspiratif. Salah satunya adalah film The Blind Side ini. Film ini cukup "menyenangkan" karena mengangkat nilai-nilai kekeluargaan di tengah berondongan film Hollywood yang penuh dengan kekerasan, maupun hal-hal "negatif" lainnya.

Monday, April 25, 2011

Wedharan Gajahmada*)

Surya Majapahit


Sapta Dharma Gajahmada (6 Sifat Pemimpin)
Seorang ksatria yang setia kepada negerinya, hendaklah memiliki setidaknya enam sifat kesatria suci:

  1. Abhikamika, artinya abhi = keagungan, keluhuran, kami = saya, pribadi, diri, mika = minongka, sejati. Seorang satria suci sejati pangemban praja harus zahid, berkepribadian agung, luhur, berakhlak mulia, rendah hati, dan membela kepentingan kawula alit.
  2. Prajna, artinya bijaksana, teladan. Seorang kesatria suci sejati pangemban praja adalah uswatun khasanah, harus bijaksana, sehingga dapat menjadi suri tauladan bagi kawula alit/rakyat.
  3. Usaha, artinya berupaya tanpa pamrih. Seorang satria suci sejati pangemban praja harus tulus ikhlas, lillahi ta'ala, dalam berupaya.
  4. Atma Sampat, artinya atma = jiwa, ruhani. Sampat = utuh sempurna. Seorang satria suci sejati pangemban praja harus seorang insan kamil
  5. Sakya Samanta. Sakya = padhang, terang benderang. Samanta = satmata, pandangan, pengelihatan. Seorang satria suci sejati pangemban praja harus memiliki bashirah, pandangan bersih dan suci, mampu menyelami hakikat kehidupan. 
  6. Aksudara Parisakta. Aksa = ulat, tingkah laku. Sudra = kawula alit, rakyat jelata. Parisakta = lebih agung, lebih sakti. Seorang satria suci sejati pangemban praja harus bertingkah laku seperti orang biasa, sederhana, apa adanya, lugu, tidak sombong, tidak neko-neko, tidak tinggi hati, tidak merasa sebagai orang hebat/ megalomania. 

Saturday, April 23, 2011

Lingkaran



Malam ini, saya teringat perkataan sahabat saya yang mengatakan bahwa seluruh orang di dunia, mengenal satu sama lain, dengan terpisahkan maksimal tujuh penghubung.

Mengamati pola sosial yang terbentuk akhir-akhir ini, saya melihat ada penghubung antara saya dan orang lain. Menariknya, hubungan tersebut membawa saya kepada suatu lingkaran dimana ternyata lingkaran saya bisa beririsan dengan lingkaran orang lain. Lingkaran yang sangat menarik, karena ternyata, pola pikir dapat menghubungkan manusia, meskipun berada di tempat yang jauh.

Friday, April 22, 2011

Awas, Ada Piring Terbang!

Hati-hati kalau kamu datang ke acara pernikahan di daerah Solo dan sekitarnya! Kemungkinan, akan ada piring terbang yang bersliweran di tempat itu.

Sepekan yang lalu, saya menghadiri acara pernikahan di Wisma Bathari, di Jalan Slamet Riyadi, Solo. Nah, untuk pertama kalinya, saya melihat budaya 'piring terbang' di acara pernikahan. Berbeda dengan acara pernikahan yang biasanya standing party dan menggunakan prasmanan, acara pernikahan di Solo itu lazimnya menggunakan kursi yang jumlahnya sesuai dengan undangan dan menggunakan sistem 'piring terbang'.


Wednesday, April 20, 2011

Lessons Learned From Al Baqarah 75-82 (Taken From Al Mishbah)



Kelompok ayat ini menceritakan tentang sifat-sifat buruk Banii Israa'iil, yang hidup pada masa Nabi Muusaa as., ternyata diwarisi oleh sebagian generasi yang lahir setelah mereka. Oleh karena itu Allah mengingatkan Nabi Muhammad dan umat Islam untuk tidak mengharap banyak dari mereka. Alasan dari tindakan tersebut dibahas dalam ayat 75-78.


Ayat 75:

Uraian ayat ini menyangkut Banii Israa'iil yang ditujukan kepada kaum muslimin yang mengingatkan kaum muslimin agar tidak terpedaya oleh ulah dan tipu daya mereka, tidak juga menaruh harapan berlebihan dari mereka.

Mengharap atau tamak dalam istilah ayat 75 hanya wajar menyangkut apa yang kira-kira ada di dalam kemampuanmu. Kalau mengharap sesuatu yang berada di luar kemampuan, akan merugikan diri sendiri maupun orang lain. *Ini nasihat beda ama Pak Mario punya kayaknya....  Seingat saya, Pak Mario pernah bilang, kalau minta sama Tuhan itu sesuatu yang 'sulit' dicapai, karena kalau minta yang 'mudah' seperti meragukan kemampuan Tuhan..... Hmmmm.... Eh tapi, tunggu sebentar, dalam kasus ini yang disebut mungkin berkaitan dengan keinginan Nabi Muhammad agar seluruh manusia beriman kepada Allah (baca Al Mishbah halaman 281)*

Penggalan kalimat lakum pada ayat ini mengisyaratkan bahwa sebenarnya mereka percaya kepada Rasul saw. dan kebenaran ajaran Islam, tapi mereka enggan mengakuinya karena dengki dan iri hati. Makna ini sejalan dengan QS Al Baqarah: 146.

Objektivitas al Qur'an dapat terlihat pada kata "segolongan dari mereka", bukan semua. Jadi, yang mengubah firman Allah hanya sebagian dari mereka. Namun, larangan berharap terlalu besar tetap dinasihatkan serta berlaku terhadap semua orang Yahudi. Karena, yang segolongan ini boleh jadi lebih kuat pengaruhnya atau lebih pandai mengemas kebatilan daripada muslimin dalam mengemas kebenaran dan keindahan Islam. *Jadi ingat pelajaran mengenai marketing strategy*


Tuesday, April 19, 2011

Dream Job



Frank Abagnale, Jr.: Stop chasing me!
Carl Hanratty: I can't stop, it's my job.

Taken from Catch Me If You Can Movie, 2002

Hihihihi.... Memang pekerjaan orang itu bisa beragam, dan pekerjaan yang dihindari oleh orang-oranglah yang menjadi dream job bagi sebagian kecil orang *cengar-cengir sotoy*


Nak, Kamu Dapat Warisan!



Saya: Anakku sayang, Ibu dan Ayah sudah mempersiapkan bahwa kamu akan mendapat warisan sekian sekian. Pergunakanlah dengan baik.

Anak: Ibu, saya gak mau dapat warisan!

Saya: Kenapa, Anakku sayang?

Anak: Dapat warisan itu berat, Bu. Saya punya tanggung jawab yang besar untuk bisa menggunakannya dengan baik.

Saya: Anakku, ingatlah pepatah Cina yang mengatakan fu bu guo san dai.

Anak: Apa maksudnya, Ibu?


Safety First or Calculate The Risk(s) First?



Beberapa tahun yang lalu, dosen saya menjelaskan prinsip seorang enjiner adalah "Safety First". Mengutamakan keselamatan merupakan indoktrinasi yang didapat orang yang bercita-cita menjadi seorang enjiner, baik keselamatan diri, keluarga, perusahaan, dsb.

Hmmm.... Oke, saya memang tidak berkuliah di bidang sains, tapi di lingkungan kuliah saya  "Sains, Teknologi, dan Seni" ada di situ. Buat saya, sebaiknya, para calon enjiner lebih baik dicekoki dengan "Calculate The Risk(s) First" daripada "Safety First". Kenapa? Karena pola pikir mengutamakan keselamatan akan mendorong orang cenderung takut mengambil resiko. Diharapkan dengan "mendoktrinasi" Calculate The Risk(s) First akan menghasilkan produk orang-orang dengan keberanian mengambil resiko yang terukur.

Nekat itu bisa jadi faktor pendorong untuk kemajuan, tapi kalau nekat tanpa menghitung resiko serta tidak memiliki persiapan yang matang, itu namanya konyol.  

Saya: Jadi teringat info yang menyebutkan bahwa ada beberapa proyek yang terbengkalai, karena "kenekatan" para enjinernya.... 
Gue: Heu, kenekatan atau kekonyolan? 
Saya: Ah, tau ah gelap


Wednesday, April 13, 2011

Mengamati Ulil, Si Ulat Usil



Nah, tadi sore ngobrol dengan Ayah tentang wabah ulat bulu. Muncul pemikiran bahwa, bisa gak yah, ulat-ulat bulu itu dijadikan sumber pangan alternatif? Soalnya di Afrika kan ulat sudah biasa dikonsumsi, malah dengar-dengar berprotein tinggi. Jadi ntar bisa dibuat kripik ulat gitu? Ehehehehe

# Ngomong-ngomong Ulil, saya jadi kangen sama dia (Ulil), Si Komo, Belu dan Piko. Tadi sempat browsing kalau Kak Seto bakal menghidupkan mereka lagi. Ayo, Si Komo kamu bisa mengalahkan ke-keren-an The Sesame Street :D

Dibalik Label Entrepreneur



Akhir-akhir ini, saya semakin diingatkan tentang konsekuensi menjadi seorang 'entrepreneur'. Bagi sebagian orang, label 'entrepreneur' itu sangatlah keren, bahkan digaungkan hampir setiap saat dengan harapan semakin banyak orang yang menjadi entrepreneur.

Oke, menjadi entrepreneur itu adalah hal yang 'mulia' karena dapat berkontribusi secara langsung terhadap perekonomian 'rakyat' (tergantung dari definisi kamu terhadap rakyat). Tapi bukan berarti profesi yang lain tidak mulia kan? Ingatkah mereka bahwa menjadi 'entrepreneur' itu juga merupakan bagian dari proses seleksi alam? Hanya mereka yang punya keinginan dan bermental kuat yang bisa bertahan.


Friday, April 8, 2011

Relativitas dan Keabsolutan



Hualllooooooo.....!

Pagi hari ini saya tiba-tiba terpikir kata "relativitas". Hmmm.... Tadinya sempat terpikir untuk membahas teori relativitas punya Mbah Einstein, tapi di tengah jalan saya merasa kesulitan untuk ngubek-ubek teori itu. *Ya iyalah, wong pakar fisika saja masih jarang yang meneliti tentang relativitas, apalagi yang dihubungkan dengan gravitasi.* Jadi, daripada gak ada yang ditulis, maka saya memandang relativitas dari kehidupan sehari-hari saja ya, sebisa saya. Yuk mari!

Dalam kacamata saya, seluruh hal di dunia ini bisa dibagi berdasarkan relativitas dan keabsolutan. Keabsolutan berada pada kutub yang berlawanan dengan relativitas, dimana tingkat relativitas saya terjemahkan berkisar antara angka 0 (nol) hingga satu alias absolut. *Sok ilmiah*. 

Thursday, April 7, 2011

Enemy



If ignorant both of your enemy and yourself, you are certain to be in peril. -Sun Tzu-

Mendefinisikan siapa atau apa musuh kita adalah suatu hal yang penting dalam memenangkan permainan. Manusia biasanya mengidentifikasi musuh dengan sesuatu yang berada di luar dirinya. Tapi, masih ingat dengan perkataan orang bijak bahwa "musuh terbesar adalah diri sendiri" ? Yah, saya pikir, langkah terpenting dalam mengalahkan musuh adalah mengenali diri sendiri, karena dengan memetakan kekuatan dan kelemahan diri, maka kita dapat menentukan strategi. Sayangnya, mengenali diri sendiri terkadang lebih sulit daripada mengenali musuh lain.

Monday, April 4, 2011

Death


"Someone has to die in order that the rest of us should value life more." [Virginia Woolf, The Hours]
Gara-gara banyak baca berita pembunuhan akhir-akhir ini, jadi berpikir tentang kematian. Semua orang pasti akan mati. Jadi, secara logika, seharusnya kita (manusia) tak usah takut terhadap kematian kan? Kemana saja kita melangkah, disana ada ancaman kematian. Tak peduli dengan cara dibunuh, atau mati karena sakit, semua orang pasti akan mati. Tak peduli sehebat apapun prestasinya, tak peduli seharum apapun namanya, semua orang akan mati. Jadi, ini 'cuma' soal waktu. Yang seharusnya ditakutkan bukanlah kematian, tapi kehidupan setelah kematian itu.

Friday, April 1, 2011

Materi, Materialisme & Materialistik



Materialisme dan materialistik adalah dua hal yang berbeda. Menurut KBBI, materialisme adalah pandangan hidup yg mencari dasar segala sesuatu yg termasuk kehidupan manusia di dl alam kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yg mengatasi alam indra. Kamus Oxford online menyatakan, materialisme adalah "a tendency to consider material possessions and physical comfort as more important than spiritual values" atau "the theory or belief that nothing exists except matter and its movements and modifications". Sedangkan materialistik adalah "excessively concerned with material possessions; money-oriented"

Sepanjang perjalanan hidup, saya melihat begitu banyak orang yang menilai manusia lain berdasarkan dari materi yang mereka tampilkan/miliki. Sayangnya, definisi sebagian besar dari mereka terhadap materi lebih cenderung kepada harta, baik berupa uang, properti pribadi, bahkan pakaian. Sehingga, mereka menilai keberadaan seorang manusia berdasarkan dari "materi" tersebut. Tak ayal, mereka yang dianggap menguasai "materi", dialah yang memiliki teman paling banyak.