Wednesday, December 19, 2012

Braggin' Yerself, Kiddo?


Layaknya orkestra, sebuah perusahaan yang baik terdiri dari individual dengan kemampuan yang mumpuni pada bidangnya serta membutuhkan kerjasama agar menghasilkan output yang baik. Setiap individu, mempunyai perannya masing-masing dalam menentukan arah perusahaan. Ada peranan yang mudah digantikan, dan ada juga yang tidak. Tergantung dari sistem yang diciptakan. 

Seorang pimpinan perusahaan yang baik dan bijak, tahu bahwa keberhasilan perusahaan tidak bisa dikaitkan hanya dengan individu tertentu. Seberapapun baik kemampuannya, pemimpin bukanlah apa-apa jika tak mendapatkan rekan kerja --ya, saya lebih suka menyebut karyawan sebagai rekan kerja-- yang mumpuni. Kalimat seperti 'Perusahaan ini bisa maju dan berkembang karena jasa saya' dan sebagainya itu terdengar menggelitik. Setidaknya telinga saya yang tergelitik karena betapa sering akhir-akhir ini saya mendengar hal semacam itu. 

Saturday, November 24, 2012

Identitas

"Eksistensi dan identitas manusia tak harus dipajang di socmed ataupun internet.... Tak perlu lah dunia tahu siapa dirimu, apa tanggung jawabmu, apa jabatanmu. Biarkan itu semua terjawab oleh tindakan dan karya." [kutipan bebas dari Ayah]

"Manusia bisa memiliki lebih dari satu identitas. Tak perlulah mengeluarkan semua yang kita pikirkan ataupun menunjukkan semua kemampuan kita jika tak tahu berhadapan dengan siapa." [Dearest]

Ketika terlahir di dunia, manusia telah memiliki identitas, setidaknya nama dan asal muasalnya. Identitas dapat berkembang seiring waktu yang tercipta oleh lingkungan sekitar serta pengalaman. Bisa jadi, dalam keberjalanannya, orang tua menjadi kabur akan identitas anak mereka.

Monday, August 13, 2012

Lessons Learned from Miyuki Inoue & Michiyo Inoue

Merasa selalu ada kekurangan dalam fisik? Jangan. Kita perlu belajar pada sepasang anak beranak dari Jepang ini, Michiyo & Miyuki Inoue. Miyuki terlahir 500 gram, tanpa seorang ayah. Tak hanya itu, untuk menjamin keselamatan dirinya, ia menjadi buta akibat intensitas oksigen yang tinggi dalam inkubator. 

Meskipun begitu, Miyuki mampu bertahan hidup. Bahkan wanita yang terlahir 21 Agustus 1984 ini memiliki ketrampilan & kemauan yang mungkin tidak dimiliki mereka yang terlahir normal. Ia mampu menjuarai kompetisi menulis; menaiki sepeda & skuter; melakukan berbagai macam olahraga (senam lantai, berenang, trampolin, roller blade, voli untuk tuna netra, ground golf & maraton) beragam kesenian (menggambar, mematung, kolase kertas, memaku & memalu) serta mampu mengurus pekerjaan rumah. 

Lalu, faktor apa yang membuat Miyuki bisa melakukan itu? IMO, didikan dari Ibunya. Michiyo berasal dari keluarga yang berantakan. Diabaikan Ibu kandungnya sendiri, tak mengenal kasih sayang Ayah, serta nyaris dilecehkan kekasih Ibunya. Semua itu menjadikan Michiyo tumbuh menjadi perempuan yang tangguh. Ia tak mengenal sosok Ibu, sehingga Michiyo lebih pantas jika disebut berperan sebagai ayah bagi Miyuki. 

Jika pada umumnya Ibu bersifat lemah lembut, Michiyo lebih tega dalam mendidik anak. Karena ketetapan hatinya membiarkan Miyuki merasakan akibat dari setiap keinginan yang terlontar, membuat Miyuki berkembang menjadi wanita yang sama tegarnya. Miyuki menjadi wanita yang dewasa serta mandiri. Ia juga mengajari Miyuki tentang harga diri. Akan tetapi, setega-teganya Ibu, tetap saja Michiyo menangis ketika melihat Miyuki berdarah saat berlatih sepeda. Atau setidaknya memiliki dorongan --yang amat sangat ia tahan-- untuk menolong anaknya. 

Coba perhatikan juga nilai etos kerja yang tinggi yang diwariskan dari Michiyo terhadap Miyuki. Meskipun cacat secara fisik, bukan menjadi alasan bagi Miyuki untuk bergantung secara finansial kepada Ibunya. Ia ingin menjadi perawat panti jompo. Lalu, mau beralasan apalagi bagi orang yang berfisik normal untuk tidak mandiri?

PS: gambar diambil dari sini

Sunday, August 5, 2012

Tumis Gurame

Bahan:

  • 1 ekor ikan gurame (800-700 gr), bersihkan, dan sayat sedikit daging di bagian sisi badannya
  • 2 sdm air jeruk nipis
  • Garam halus secukupnya
  • Tepung maizena secukupnya, untuk melumuri ikan
  • Minyak untuk menumis dan menggoreng
Untuk tumisan:
  • 3 siung bawang putih, iris halus
  • 5 butir bawang merah, iris halus
  • 5 buah cabai merah gemuk, buang bijinya, iris serong. [kalau nggak ada, ganti saja dengan cabai merah keriting. Bijinya nggak usah dibuang, malah lebih enak]
  • 5 buah cabai hijau gemuk, buang bijinya, iris serong  [Bijinya nggak usah dibuang, malah lebih enak]
  • 1 ruas ibu jari lengkuas, iris tipis
  • 3 lembar daun salam [saya hanya menggunakan 1 lembar]
  • 2 sdm saus tomat
  • 2 batang daun bawang, iris tipis serong
  • garam & gula pasir secukupnya
  • [saya menambahkan 3/4 sdt saus tiram untuk resep ini]
  • Air secukupnya
Cara membuat:

Tuesday, July 31, 2012

Lessons Learned From Al Baqarah 104-114 (Taken From Al Mishbah)



Ayat 104:

"Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu katakan 'Raa'inaa', tetapi katakanlah : 'Unzhurnaa', dan dengarlah. Bagi orang-orang kafir siksaan yang pedih."

Ayat ini menasehati umat muslim untuk membuktikan keimanan antara lain dengan mengatakan unzhurnaa daripada raa'inaa, kemudian menjalankan tuntunan ini maupun tuntunan lainnya. Kedua kalimat tersebut bermakna sama dalam bahasa Arab yaitu "perhatikanlah keadaan atau kemampuan kami". Kata serupa ra'inaa dalam bahasa Ibrani bermakna makian.

Ayat 105:

"Orang-orang kafir dari Ahl al Kitaab dan orang-orang musyrik tidak senang dengan diturunkannya sedikit kebaikan (pun) kepada kamu dari Tuhan kamu. Allah mengkhususkan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya dan Allah Pemilik karunia yang agung."

Ayat ini mengingatkan kaum muslimin untuk tidak memercayai persahabatan SEBAGIAN Ahl al-Kitaab yang iri dan dengki atas kebaikan yang diturunkan Allah kepada kaum muslimin.

Makna "sedikit pun" dipahami dari kata min dan tanwin pada kata min khairin. Kebaikan yang dimaksud meliputi kebaikan ruhani maupun materi.

Ayat 106-107:

"Kami tidak menasakhkan satu ayat pun, atau Kami menangguhkan (hukum) nya (kecuali) Kami datangkan yang lebih baik darinya atau yang sebanding dengannya. Tiadakah engkau mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu? Tiadakah engkau mengetahui bahwa kerajaan langut dan bumi adalah milik Allah? Dan tiada bagimu selain Allah satu pelindung maupun satu penolong."

Makna ayat ini dari segi tinjauan hukum menjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama. Secara garis besar, ada 4 kelompok pemahaman, yaitu:

  1. Allah tidak membatalkan satu hukum yang dikandung oleh satu ayat, kecuali Ia mendatangkan ayat lain yang mengandung hukum lain yang lebih baik atau serupa. Penganut paham ini beranggapan bahwa ada ayat-ayat dalam al Qur'an yang tidak berlaku lagi hukumnya, seperti hukum meminum khamr yang tadinya boleh saja diminum (baca an Nahl ayat 67 & al Baqarah ayat 219), kemudian terlarang bila telah mendekat waktu shalat (baca an-Nisaa' ayat 43), kemudian terlarang sama sekali (baca al-Maa'idah ayat 90). 
  2. Allah tidak membatalkan hukum dalam ayat-ayat al Qur'an, melainkan hukum yang diterapkan dari ayat tersebut berubah sesuai dengan perubahan kondisi. Ketetapan hukum terdahulu tetap berlaku jika ada seseorang atau masyarakat yang kondisinya sama atau serupa dengan masyarakat yang pada mulanya berlaku terhadapnya hukum tersebut. Sedangkan, hukum yang baru juga berlaku bagi masyarakat lain yang keadaannya telah berkembang sehingga tidak sesuai lagi baginya hukum yang lama itu.
  3. Ada juga yang memahami kata aayah dalam arti mukjizat. Sehingga pengertiannya menjadi: Kami tidak membatalkan satu mukjizat, atau menggantinya dengan mukjizat yang lain, kecuali yang datang kemudian lebih baik atau serupa dengan mukjizat yang lalu. 
  4. Ada juga yang berpendapat bahwa kata nunsihaa berarti menjadikan manusia lupa. Pendapat ini tidak berarti ada ayat-ayat al Qur'an yang dilupakan Nabi saw. sehingga kini tidak tercatat dalam al-Qur'an, tetapi sesekali beliau terlupa namun tidak seterusnya. 
Ayat ini memiliki keterkaitan dengan ayat 104 mengenai pembatalan, penggantian, pengubahan, penyalinan dll (arti naskh). 

Thursday, July 26, 2012

Bubur Candil Warna

Candil:
300 gr tepung ketan
1/2 sdt air kapur sirih
1/4 sdt garam
150 ml air hangat (saya menambahkannya menjadi 225 ml air hangat)
1 tetes pewarna merah
1 tetes pewarna kuning
1 tetes pewarna hijau

* Supaya hemat, saya hanya mengenakan 2 pewarna, untuk 3 bagian candil. 1 bagian u/ warna merah; 1 bagian warna hijau; dan 1 bagian tanpa pewarna.

Kuah Nangka:
500 ml santan
150 gr gula pasir (saya menguranginya hingga 100 gr, itu saja masih terasa terlalu manis)
2 lbr daun pandan
3 sdm tepung beras, cairkan dengan sedikit air
100 gr nangka, potong bentuk dadu

Sunday, July 22, 2012

Egg Tofu Saus Tiram

Bahan:

30 gr tepung maizena
1/4 sdt garam (saya tambahkan menjadi 1/2 sdt)
1/4 sdt merica bubuk (saya tambahkan menjadi 1/2 sdt)
1 bh egg tofu, potong bulat 2 cm
minyak goreng secukupnya
1 bh bawang bombai, potong-potong
2 siung bawang putih, cincang
1cm jahe, memarkan
200 gr udang, kupas, sisakan ekor (saya mengurangi takarannya menjadi 100 gr)
2 lbr jamur kuping, rendam,potong-potong (saya tambahkan menjadi 4 lbr)
75 gr kubis mini, potong jadi 4 (saya menggantinya dengan 100 gr ceciwis)
2 sdm saus tiram
1 sdt kecap ikan
1 sdm saus tomat

Larutan untuk mencelup tofu:
1/4 sdt garam
1/4 sdt merica bubuk
2 sdt tepung maizena, larutkan dengan 2 sdm air

Sunday, July 8, 2012

Romantic Redefenition



Kata 'romantic' dalam kamus bahasa Inggris kerap diasosiasikan dengan fiksi atau angan-angan. Selama ini, saya cenderung malas dengan hal yang romantis. Akan tetapi, dia mampu membuat saya me-redefinisi-kan romantis.

Romantis dalam pandangan saya adalah dimana kami bisa melakukan hal yang 'membumi' dan non fiksi, baik secara berdua maupun melibatkan orang-orang di sekitar kami. Saya sangat menikmati saat kami berdua berdiskusi tentang banyak hal, mulai dari sejarah; budaya; agama; politik. Mulai dari ekonomi makro hingga mikro. Mulai dari hal menyenangkan seperti film & kartun hingga militer. Mulai dari kesehatan hingga game theory. Mulai dari sains hingga ilmu sosial. Mulai dari filosofi hingga seni. Mulai dari ide hingga Standard Operation Procedure (SOP). Terutama, ketika pembicaraan tersebut bukan sekedar kata-kata yang bergantung di langit. Meskipun, definisi romantis antara saya dan ia kerap berbeda :))

Ada empat hal paling romantis yang pernah ia lakukan. Namun, hal teromantis yang membuatku jatuh hati berulang kali adalah ketika ia membicarakan tentang Tuhan & ke-Tuhan-an lalu mengaplikasikannya. Bukan terletak pada atribut, bukan juga pada ritual. Dialah mualaf yang mampu membuatku jatuh cinta berulang kali pada Islam. Maka, segala puji bagi Tuhan semesta alam yang menciptakan manusia beserta akal dan nurani untuk mendefinisikan sesuatu.

Note: Lagu diambil dari Youtube. Bagian depannya di-skip aja, karena mereka nggak langsung nyanyi

Wednesday, June 13, 2012

Resep: Ayam Kecap a la Hongkong

Bahan:

  • 1 ekor ayam kampung
  • 2 ruas (@4 cm) jahe, memarkan
  • 200 ml kecap asin
  • 60 ml mushroom soy sauce
  • 50 gr gula batu
  • 2 buah bunga lawang (pekak)
  • 2 siung bawang putih, tidak dikupas kulitnya
  • 2 buah cabai merah
  • 1500 ml air
Cara Membuat:
  1. Cuci ayam sampai bersih
  2. Masukkan semua bahan lainnya dalam panci. Masukkan ayam, masak selama kurang lebih 15 menit. Matikan apinya. Tutup panci selama kurang lebih 30 menit.
  3. Angkat ayam, potong-potong, susun dalam piring saji. 
Tips:
  • Ayam kampung bisa diganti dengan ayam pejantan. 
  • Agar bumbu lebih meresap & masak lebih cepat, gunakan panci presto.
  • Air sisa rebusan ayam ini bisa digunakan untuk memasak semur telur & tahu.
Selamat mencoba!

Sumber: Winata, Mary. 2007. "Chinese Food: Favorit Ala Resto". PT Gramedia Pustaka Umum. 

Sunday, May 27, 2012

Batik Pekalongan di Mataku

Batik "Kaharsayan Giri"
Sejarah Batik Pekalongan

Batik, jika diamati, bukan hanya selembar kain biasa. Ia telah menyimpan coretan sejarah serta makna dalam goresan yang tertera di atasnya. Setiap peristiwa, peralihan kekuasaan serta perubahan politik, sosial & agama pun tak luput menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan batik. Secara umum, terdapat tiga periode sejarah batik Pekalongan.

Sejarah mencatatkan bahwa batik telah berkembang di Pekalongan pada abad VII-XI Masehi, di bawah kekuasaan Wangsa Syailendra & Sanjaya (Kerajaan Mataram Kuno, Airlangga & Singosari). Kedua Wangsa tersebut beragama Hindu-Budha beraliran Syiwa Tantra & Animisme, maka tak heran ragam hias batik pada masa itu dipengaruhi oleh seni arca, seni ukir & seni percandian yang berkembang di Jawa Tengah & Jawa Timur. Ini merupakan periode pertama

Pada periode pertama, contoh motif yang dihasilkan adalah tumpal, ukel, garis lingkaran, ceplokan, padma sabha, gringsing, garis gelombang yang dikenal sebagai motif pilin, meander, swastika, dsb. Bahan pewarna batik Pekalongan Kuno berasal dari alam dengan warna dasar yang didominasi putih & biru kecuali pada batik Jelamprang yang berwarna cerah. Batik pada awal masa ini diproduksi dengan sistem celup ikat kemudian mengalami kemajuan menggunakan teknik lukis atau colet. Fungsi batik lebih kepada alat penunjang peribadatan, medium kosmis, yang menghubungkan antara dua dunia. Dengan ini, batik memperkuat konsep Manunggaling Kawula Gusti

Wednesday, May 16, 2012

How to Survive in a Masculine World (Tips For Women)

Tulisan ini mungkin bisa berguna bagi orang yang dibesarkan dalam budaya feminim, terutama wanita (baca note saya di FB terkait ini) untuk beradaptasi dalam dunia maskulin. Contohnya bisnis. Satu catatan yang dipegang adalah, tidak semua wanita menganut nilai feminim dan tidak semua pria menganut nilai maskulin.


  1. Stop curhat. Dalam dunia maskulin, selalu ada kepentingan. Curhat adalah sesuatu yang 'salah' dalam dunia maskulin kecuali kamu punya kepentingan seperti mendapatkan solusi. Kalau kamu mencari perhatian dengan melakukan curhat, itu adalah BIG NO NO. Kelemahan yang kamu tunjukkan pada lingkungan penganut budaya maskulin akan membuat kamu gampang ditindas dan dipermainkan. 
  2. Show me your power! Hampir sama seperti yang telah dikemukakan di atas. Jangan memperlihatkan ketidakmampuan. Kalau mau sedih atau nangis, cari tempat sepi. Jangan merajuk di tempat umum. Perlihatkan kemampuan yang kamu miliki atau setidaknya itikad baik untuk menyelesaikan masalah dibandingkan hanya menggerutu sepanjang waktu. Terkadang, kamu akan menemui orang - orang yang berusaha mengukur kemampuan kamu dalam dunia maskulin, dengan berbagai cara. 

Friday, April 20, 2012

Selera Pasar



Mengubah sudut pandang yang tadinya hanya sebagai konsumen menjadi pedagang maupun produsen, memerlukan usaha & energi yang besar. Saat menjadi pedagang, urusannya adalah menjual barang yang laku di pasaran meskipun tak sesuai dengan selera pribadi. Yang penting laku, asal duit berputar lalu berkembang.

Beda lagi ketika menjadi produsen. Ada unsur ego yang dimasukkan saat memproduksi barang agar diterima oleh pasar. Selera gue gini, kalau nggak mau ya cari yang lain. Kualitas produk pun lebih diperhatikan, meskipun tak semua produsen setuju terhadap hal ini, karena setiap produk pasti ada pasarnya.

Saturday, March 10, 2012

Survival of The Fittest

Pernah, suatu hari, saya terbangun dengan pertanyaan:

'Apa yang akan saya lakukan ketika orang-orang terdekat saya tak ada lagi di dunia fana ini? Bisakah saya bertahan hidup? Apa yang saya miliki untuk bertahan hidup?'

Pemikiran tersebut tak hanya datang sekali. Lalu muncullah sebuah tekad untuk memperbanyak kemampuan diri dengan tujuan bertahan hidup. Sejak beberapa bulan yang lalu, saya mulai mempelajari beberapa hal dan mencoba mempraktekkannya. Cuma untuk bertahan hidup.

Tapi, ketika orang-orang di sekitar mempertanyakan alasannya, mereka tak dapat menerima ide bahwa saya melakukan itu untuk bertahan hidup, terutama jika mereka suatu saat dipanggil oleh Pemilik nyawa. Sebagian dari mereka berpikir bahwa itu adalah suatu ide yang kasar, terlalu jauh.

Hm, lalu apa definisi dari kasar? Jauh? Bukankah kematian itu hal yang terdekat bagi setiap yang bernyawa? Bukankah warisan terbaik yang bisa ditinggalkan manusia adalah ilmu? Menurut mereka, itu bukan cara seorang Jawa dalam menjawab pertanyaan, terlalu kasar. Err, Jawa bagian mana? Bukankah kebudayaan Jawa bagian pedalaman dan pesisir itu berbeda?

'Perkataan tadi bisa kamu terapkan kalau kamu hidup di negara Barat! Seharusnya kamu jawab saja untuk bisa mendapatkan uang dari ketrampilan tersebut', begitu tanggapan salah satu dari mereka.

'Kenapa kamu mikirnya jelek begitu? Hati-hati dengan omongan, bisa jadi doa' ujar yang lain.

Hm, saya tidak pernah mendoakan yang terburuk bagi orang-orang terdekat saya. Saya hanya ingin mempersiapkan diri. Apa yang salah dengan mempersiapkan diri dengan segala kemungkinan? Toh orang Aceh juga tak pernah berharap bahwa banyak keluarganya meninggal ketika terjadi tsunami kan? Tapi setelah tsunami usai, mereka harus bertahan hidup. Begitupun dengan Bangsa Jepang setelah gempa besar 2011....

Hm, saya hanya berusaha mengambil setiap nilai dari berbagai kebudayaan yang menurut saya sesuai dengan konsep pribadi saya. Tak masalah apakah itu dari Barat atau Timur. Terkait motif ekonomi, IMO, hanya salah satu alat untuk bertahan hidup.

Saya tak berniat untuk melukai mereka dengan jawaban kebutuhan saya untuk bertahan hidup tadi. Tapi entah kenapa beberapa orang sangat tersinggung.  Rupanya, dalam suatu komunitas yang dihubungkan dalam darah sekali pun, tidak menjamin seluruh anggotanya memiliki konsep nilai yang sama. Tapi saya percaya, masih ada individu-individu di luar sana yang memiliki irisan pemikiran & nilai, meskipun tak pernah bertatap muka sebelumnya. Dan, nilai itu bisa saja berubah & berkembang, sesuai dengan keadaan.

Friday, February 24, 2012

Memaknai Bahasa



Bahasa merupakan tools yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Ia dapat menjadi alat propaganda/alat penyebar ide, alat pengendali kesadaran maupun alam bawah sadar (hipnotis), maupun sebagai alat identitas. Cara paling mudah untuk mengetahui dengan siapa kita berhadapan adalah dengan membaca tulisannya dan mengamati tema besar dari pemikirannya. Lalu cross check dengan kenyataan di lapangan.

Wanita pada umumnya menggunakan bahasa tersembunyi yang terkadang bisa disalahartikan oleh lawan bicaranya.

Dampak kesalahan penafsiran bahasa bisa beragam, mulai dari kebingungan; kehilangan pekerjaan; kehilangan transaksi/uang; hingga kehilangan nyawa.  Maka, berhati-hatilah ketika berbahasa :)

Tuesday, February 7, 2012

Show Me The Right Way

Sebarapa sering kamu merasa seperti layangan putus yang tak tentu arah? Mungkin, salah satu solusinya adalah memanjatkan & memahami makna dari Ihdinashshiraathal mustaqiim.  Lalu, apa makna dari QS Al Faatihah ayat 6 ini?

Kata ihdinaa bermakna dua yaitu:
1. Tampil ke depan memberi petunjuk
2. Menyampaikan dengan lemah lembut

Petunjuk Allah bermacam-macam sesuai dengan peranan yang diharapkan makhluk. Terdapat tiga tingkat petunjuk, yaitu:

1. Naluri, yang terbatas pada penciptaan dorongan untuk mencari hal-hal yang dibutuhkan.
2. Pancaindra
3. Akal.

Meskipun petunjuk akal sangat penting dan berharga, ia hanya berfungsi dalam batas-batas tertentu dan tidak mampu menuntun manusia keluar dari jangkauan alam fisika. Bidang operasinya adalah bidang alam nyata dan dalam bidang ini pun tidak jarang manusia terpedaya oleh kesimpulan-kesimpulan akal sehingga akal tidak merupakan jaminan menyangkut seluruh kebenaran yang didambakan.

"Logika adalah suatu ilmu yang dirumuskan oleh Aristoteles yang bertujuan memelihara perumusnya, apalagi orang lain, dari kesalahan-kesalahan.", Syaikh 'Abdul Haalim Mahmud.

Karena itu, manusia memerlukan petunjuk yang melebihi petunjuk akal, sekaligus meluruskan kekeliruannya dalam bidang-bidang tertentu. Petunjuk tersebut adalah hidayah agama.

Sementara ulama membagi petunjuk agama menjadi dua, yaitu:
1. Petunjuk menuju kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Baca Asy Syuuraa ayat 52 & Fushshilat ayat 17.
2. Petunjuk serta kemampuan untuk melaksanakan isi petunjuk. Ini tidak dapat dilakukan kecuali oleh Allah swt. Baca Al Qashash ayat 56

Thaahir Ibn 'Aasyuur membagi hidayah dalam empat tingkatan, yaitu:
1. Al quwaa al muharrikah wa al mudrikah atau potensi penggerak dan tahu. Potensi ini hanya terbatas pada manusia yang memerolehnya melalui pengetahuan yang bersifat indriawi.
2. Petunjuk yang berkaitan dengan dalil-dalil yang dapat membedakan antara yang haq dan batil. Petunjuk ini adalah hidayah pengetahuan teoretis.
3. Hidayah yang tidak dapat dijangkau oleh analisis dan aneka argumentasi akliah atau yang bila diusahakan akan sangat memberatkan manusia. Hidayah ini dianugerahkan Allah swt. dengan mengutus para rasul-Nya serta menurunkan kitab-kitab-Nya dan inilah yang diisyaratkan oleh QS. al Anbiyaa' ayat 73
4. Hidayah yang mengentarkan manusia kepada tersingkapnya hakikat-hakikat yang tertinggi serta
aneka rahasia yang membingungkan para pakar dan cendekiawan. Ini diperoleh melalui wahyu atau ilham yang shahih atau limpahan kecerahan (tajalliyaat) yang tercurah dari Allah swt. Baca QS al An'aam ayat 90.

Kata hidayah biasa dirangkaikan dengan huruf ilaa/menuju/kepada dan bisa juga tidak dirangkaikan dengannya. Sementara ulama berpendapat bahwa, bila ia disertai dengan kata ilaa, mengandung makna bahwa yang diberi petunjuk belum berada dalam jalan yang benar. Sedangkan bila tidak menggunakan kata ilaa, mengisyaratkan bahwa yang diberi petunjuk telah berada dalam jalan yang benar --kendati belum sampai pada tujuan-- dan karena itu ia masih diberi petunjuk yang lebih jelas guna menjamin sampainya ke tujuan.

Ada juga yang berpendapat bahwa kata hidayah yang menggunakan kata ilaa, hanya mengandung makna pemberitahuan.Bila ia tidak diiringi dengan kata ilaa, maka pelakunya tidak hanya diberi tahu tentang jalan yang seharusnya dia tempuh sekaligus mengantarnya menuju jalan tersebut.

Kata ash shiraat terambil dari kata saratha.Asal katanya bermakna menelan. Jalan yang lebar dinamai siraath karena sedemikian lebarnya sehingga ia bagaikan menelan si pejalan. Kata shiraath ditemukan dalam al Qur'an sebanyak 45 kali. Kesemuanya dalam bentuk tunggal. 32 diantaranya dirangkaikan dengan kata mustaqiim.

Kata ash shiraat berbeda dengan kata sabiil yang juga sering kali diterjemahkan dengan kata jalan. Shiraath hanya ada satu dan selalu bersifat benar dan haq. Sedangkan sabiil bisa benar bisa salah, bisa merupakan jalan orang yang bertakwa, bisa juga jalan orang-orang durhaka. Kepada ash shiraath bermuara semua sabiil yang baik.

Kalimat ash shiraathal mustaqiim dalam Al Faatihah merupakan jalan luas, lebar dan terdekat menuju tujuan. Jalan luas lagi lurus itu adalah segala jalan yang dapat mengantar kepada kebahagiaan dunia dan akhirat; termasuk harta yang halal, ilmu pengetahuan, kesehatan, tuntunan dan anjuran agama.

Al Qur'an juga menegaskan bahwa ash shiraath al mustaqiim adalah ibadah. Ibadah yang dimaksud adalah ibadah dalam pengertian luas yang mencakup segala kegiatan manusia, pasif maupun aktif, selama kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengharap ridha-Nya. Contoh konkret ash shiraath al mustaqiim adalah jalan yang ditelusuri dan gaya hidup yang diamalkan oleh para nabi; para shiddiiqiin (orang yang selalu benar dan jujur); para syuhada; dan orang-orang saleh.

Permohonan agar diberi hidayah oleh Allah sebaiknya senantiasa dipanjatkan, karena yang tersisa di sisi Allah jauh lebih banyak dan Dia menjanjikan bahwa: "Dan Allah akan menambah petunjuk untuk orang-orang yang telah mendapat petunjuk."

-Disarikan dari Tafsir Al Mishbah Quraish Shihab-

Thursday, February 2, 2012

Resensi Buku: "Kebudayaan Jawa: Ragam Kehidupan Kraton dan Masyarakat di Jawa 1222-1998"





Kraton, Raja & Posisinya di Masyarakat

Bagi masyarakat Jawa, Kraton merupakan institusi yang berpengaruh bagi kehidupan kebudayaan mereka baik secara langsung maupun tidak langsung. Kraton, menurut Kustiniyati Mochtar, adalah sebuah istana yang mengandung arti keagamaan, falsafah, dan kebudayaan. Melalui bukunya yang berjudul "Kebudayaan Jawa: Ragam Kehidupan Kraton dan Masyarakat di Jawa 1222-1998", Ageng Pangestu Rama berupaya mengupas tentang kehidupan Kraton, petingginya dan bagaimana posisi Kraton dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Peranan pemimpin Kraton alias Raja bagi masyarakat Jawa memiliki tempat yang khusus. Raja dinilai sebagai manusia yang memiliki karisma dan kekuatan luar biasa yang dikenal dengan konsep dewa-raja (inkarnasi dewa) pada masa Hindu atau khalifatullah pada masa setelah kedatangan Islam.

Raja dipandang memiliki tiga macam wahyu, yang menjelaskan keadaan di atas yaitu wahyu nubuwah; wahyu hukumah;dan wahyu wilayah.Wahyu nubuwah adalah wahyu yang mendudukkan raja sebagai wakil Tuhan. Wahyu hukumah adalah Raja sebagai sumber hukum dan keputusannya sianggap mutlak karena dianggap sebagai kehendak Tuhan. Wahyu wilayah adalah Raja dianggap sebagai penerang dan pelindung rakyat.

Proses pencitraan Raja sebagai seseorang yang perkasa, dilakukan dengan sangat baik. Baik melalui karya sastra gubahan para pujangga; makna simbolik dari berbagai bangunan maupun upacara; serta peng-keramat-an berbagai hal di sekitar para bangsawan tersebut. Jika menilik dari kebiasaan penamaan benda-benda Kraton mulai dari senjata hingga barang 'remeh temeh' seperti perkakas dapur, dapat diambil kesimpulan bahwa barang-barang tersebut dianggap bernilai tinggi. Hal ini berbeda dengan perlakuan pencatat sejarah terhadap masyarakat. Nyaris tak pernah dicatatkan nama 'rakyat biasa', kecuali mereka mempunyai kesaktian atau memiliki hubungan dengan anggota kerajaan.

Pencitraan tersebut merupakan suatu hal yang wajar, mengingat ada sebagian manusia yang memiliki kebutuhan akan kekuasaan lebih tinggi dibandingkan manusia yang lain. Jika ditilik dari pola suksesi, cara memperoleh pendapatan, maupun peluang terhadap outsiders untuk masuk ke dalam lingkaran mereka, Kerajaan memiliki kemiripan dengan perusahaan keluarga.

Friday, January 27, 2012

Ini Soal Selera :D

Bukan, ini bukan tagline dari rokok yang terkenal itu.

Hanya ingin mengatakan bahwa selera itu area bebas rasio. Tak ada penjelasan mengapa saya menyukai kerumitan sedangkan mereka menghendaki kesederhanaan.



Suka saja

Selera saja

Tak butuh penjelasan

Titik

That's Called Disease

Jealousy is a disease, love is a healthy condition. The immature mind often mistakes one for the other, or assumes that the greater the love, the greater the jealousy -- in fact, they're almost incompatible; one emotion hardly leaves room for the other. Both at once can produce unbearable turmoil...[Robert Heinlein, American sci-fi writer]

Tuesday, January 3, 2012

Mereka Diusir Karena Dianggap Menular......

Beberapa anak asuh di Panti Asuhan Al Rifdah. Karena lumpuh, mereka hanya bisa bermain di lantai
"Kami pindah dari lokasi kami sebelumnya, karena warganya menolak anak-anak cacat ini. Mereka menganggap bahwa cacat itu menular dan mereka malu memiliki tetangga yang cacat", ujar Ibu Rachma, ketua panti asuhan Al Rifdah.
Ibu Rachma beserta keluarganya, selama beberapa tahun ini mengembangkan sebuah panti asuhan cacat ganda. Awalnya, mereka berlokasi di daerah sekitar Bangetayu, Semarang. Kemudian, timbullah permasalahan keberatan warga atas keberadaan panti asuhan tersebut, karena dianggap menular. Bahkan, salah satu petinggi di kawasan tersebut mendukung gerakan warga untuk mengusir panti asuhan Al Rifdah.

"Saya sudah meminta keringanan kepada Beliau untuk memberi waktu pemidahan lokasi selama satu tahun. Tapi Beliau menolak, bahkan hanya memberi tenggat enam bulan.", lanjut wanita yang juga berprofesi sebagai guru di sekolah swasta ini.

Miris sekali rasanya mendengar ada orang-orang yang tega mengusir anak-anak ini karena dianggap menular....

Pada saat ini, panti asuhan dengan 17 anak asuh tersebut telah menempati bangunan di Jl Tlogomulyo, Pedurungan, Semarang. Tanah tersebut dibeli dengan cara dicicil menggunakan dana pribadi Ibu Rachma sekeluarga. Untuk kebutuhan operasionalnya, mereka menggunakan dana pribadi; bantuan donatur; dan bantuan dari Dinas Sosial. Khusus dari Dinas Sosial, mereka mendapat Rp 1500/anak/hari untuk keperluan makan. Padahal, kebutuhan mereka akan makanan sangat besar. Sewaktu datang ke panti asuhan Al Rifdah, saya melihat seorang anak tuna netra sedari lahir yang sedang makan bubur nasi bercampur pisang. Porsinya relatif besar, hampir setara dengan orang dewasa.


Seorang anak yang lumpuh, bisu & cacat mental

Uut, anak asuh panti asuhan Al Rifdah yang tak mampu berdiri dengan tegak

"Mereka makannya, memang banyak, Mbak.", begitu jawab Ibu Rachma saat melihat keheranan saya.

Anak-anak dari panti asuhan Al Rifdah mempunyai ceritanya masing-masing. Hanya tiga di antara mereka yang masih memiliki orang tua. Sedangkan sisanya di dapatkan dari razia satpol PP di jalanan; ada yang ditinggalkan orang tuanya di RS karena tidak mau menerima kondisi anaknya yang cacat; dan ada juga yang memang sengaja dititipkan di panti asuhan tersebut oleh orang tuanya. Kondisi mereka cacat ganda, secara fisik maupun mental.

Secara berkala, anak-anak tersebut mendapatkan kunjungan dari dokter di Puskesmas. Harapan saya, mungkin suatu saat ada sekelompok dokter muda yang dengan senang hati memeriksa kesehatan anak-anak asuh cacat ganda tersebut. Kenapa harus dokter muda? Supaya mengasah jiwa sosial mereka sedari awal.