Friday, April 20, 2012

Selera Pasar



Mengubah sudut pandang yang tadinya hanya sebagai konsumen menjadi pedagang maupun produsen, memerlukan usaha & energi yang besar. Saat menjadi pedagang, urusannya adalah menjual barang yang laku di pasaran meskipun tak sesuai dengan selera pribadi. Yang penting laku, asal duit berputar lalu berkembang.

Beda lagi ketika menjadi produsen. Ada unsur ego yang dimasukkan saat memproduksi barang agar diterima oleh pasar. Selera gue gini, kalau nggak mau ya cari yang lain. Kualitas produk pun lebih diperhatikan, meskipun tak semua produsen setuju terhadap hal ini, karena setiap produk pasti ada pasarnya.

Menjual & memproduksi barang adalah urusan yang berbeda. Tak semua orang mampu menjual barang yang ia produksi. Memetakan selera pasar dan memvaluasi tingkat kemampuan konsumen serta daya jual barang adalah urusan riil, bukan hanya sekedar di otak saja. Ada konsekuensi bernilai uang disana. Kalau tak mampu menjual produk, otomatis produksi pun terhambat. Bukan berarti saya mengesampingak proses produksi, hanya saja, aliran darah perusahaan terletak pada cashflow-nya.

Berbicara mengenai selera pasar, tentu berbeda dengan selera pribadi. Bisa jadi, barang yang di mata kita dianggap sesuatu yang nggak banget, justru yang paling laku di pasaran. Dan ini sering terjadi. Sebagai contoh, boyband yang jika dilihat dari appearance lebih terkesan metroseksual (atau dalam bahasa saya, "itu cowok ya?") banyak digilai oleh kaum hawa masa kini. Saya melihat ini sebagai sesuatu yang menarik. Menarik karena bagi saya, mereka tidak menarik tapi laku :)). Well, itu selera pasar. Kalau pasar maunya seperti itu, well noted :)


1 comment:

  1. halo gan,
    tetap semangat tinggi ya untuk jalani hari ini ! ditunggu kunjungannya :D

    ReplyDelete