Saturday, December 4, 2010

Mendidik Wanita Dapat Melawan Kemiskinan?

The best way to fight poverty and extremism is to educate and empower women & girls (Nicholas Kristof, jurnalis AS, pemenang 2 Pulitzer Prizes)

Haloooooo! Di note kali ini saya mau berbagi ilmu yang saya dapat dari tayangan Oprah minggu lalu di Metro TV. Daripada dipikir sendiri dan bikin penuh otak saya, mending saya tuangkan disini *dan berharap ada yang ketularan pusing. hehehehe*

Begini Bapak & Ibu yang saya hormati, Oprah and her gang lagi asik 'ngerumpi' tentang pentingnya untuk punya mimpi *Jiii, ini mah pembahasan Oprah dari jaman dulu kaleeee* dan pentingnya pendidikan bagi kaum wanita. Oke, hal yang terakhir disebut juga udah basi, karena hampir semua orang juga tau kalau pendidikan itu penting dan tak terbatas oleh gender. *Really? Kalau hampir semua orang tau, kenapa praktek di lapangan berbicara berbeda? :D*

Di lingkaran gosip kali ini, Oprah menghadirkan salah dua pembicara yang menyusun buku 'Half The Sky'. Mereka adalah Nicholas Kristof dan istrinya, Sheryl WuDunn. Nah, ada beberapa hal yang menarik dari percakapan mereka yang membuat otak saya gatal *gak konsisten, katanya pusing sekarang gatal*, yaitu:

1. Sumber daya terpenting di negara yang sedang berkembang bukanlah SDA melainkan para wanitanya. Hoooo, sangat sangat menarik. Selama ini ketika berdiskusi dengan orang maupun membaca tulisan-tulisan, sering ditekankan bahwa Indonesia adalah negeri yang sangat kaya dengan sumber daya alam bla bla bla.... Tapi yang terpenting adalah membangun karakteristik mental bla bla bla.... But hey, seems they don't emphasize into the topic of educating women! Bias gender? Entahlah. Toh rangking Negara kita dalam implementasi kesetaraan gender membaik *Ah, itu kan baru di bidang politik*

Saya wanita dan punya banyak teman wanita. Selama ini, kebudayaan yang saya terima kerap membuat intelejensia kami terkungkung. Darimana saya bilang begitu? Dari pengalaman pribadi, Tuan dan Nyonya! Sudah sangat sering saya dicekoki pemikiran bahwa wanita yang cerdas itu sangatlah menyeramkan. Bahkan ada yang pernah berkata,

'Wanita itu jangan terlalu pinter. Ntar dapet jodohnya lama'

atau

'Kamu jangan nulis sesuatu yang provokatif. Bisa-bisa cowok takut ngedeketin kamu.'

Tsskkk. Tekanan masalah perjodohan! Dan menariknya, faktor masalah perjodohan adalah hal yang sangat efektif untuk membuat wanita menurut dalam melakukan apa yang orang lain perintahkan. *Oalah, ini curcol, namanya*

Padahal, (lanjut nomor 2)

2. Jika wanita dididik, ia akan cenderung untuk menyebarkan ilmu tersebut kepada orang lain. Itu kata Pak Niko :D. Tapi memang benar kok. Wanita itu memang punya dorongan untuk berbagi dengan orang lain, terutama dengan yang mereka sayangi. *Dan mungkin salah satu bentuk berbaginya adalah gosip terbaru -____-"*

Bayangkan jika kamu mendidik 2 orang wanita saja, kemudian tiap orang dari mereka mengajar 2 orang lagi. Lalu periode mendidiknya adalah 3 bulan secara intens, maka dalam kurun waktu 5 tahun kamu akan dapatkan ........ wanita *silakan hitung sendiri, saya malas mengitungnya :D*

Lalu, apa yang perlu diajarkan pada para wanita itu? Baca nomor 3


3. Peranan penting mereka dalam kegiatan ekonomi dan bagaimana mereka bisa menjadi pelaku aktif di dalam kegiatan ekonomi tersebut. Ini penting sekali Bapak & Ibu yang saya hormati.

Gue: 'Heh, ingat wanita itu tugasnya mengurus anak! Bukan untuk bekerja! Nyebut Nak, nyebut.....'
Saya: 'Iya, tau Mbah. Tapi wanita yang bisa mandiri secara ekonomi akan lebih dihargai oleh lingkungannya, lebih bijak *setidaknya menurut Pak Niko* dan lebih menarik. Huehehehe....
Gue: Sotoy! Emang lo udah mandiri secara ekonomi?
Saya: cuma cengar-cengir

Salah satu contoh yang ada di The Oprah Show, menyebutkan Lisa Shanon, aktivis dari organisasi Women for Women International mencoba membantu sekumpulan Ibu di Afrika dengan mengirimkan sejumlah uang serta surat. Uang yang dikirimkan kalau gak salah ingat berjumlah US$ 27 sebagai modal untuk para Ibu memulai bisnis mereka. Dan oh, jangan lupakan suratnya! Surat dari Lisa memang terkesan sekedar menanyakan kabar para Ibu yang menerima uang. Tapi efek dari surat itu sangatlah besar. Kenapa? Karena wanita itu butuh dorongan penyemangat meskipun sekedar surat dari orang di negeri antah berantah. Terkesan cengeng? Ah, yang penting bisa membawa dampak positif :D

'Aku tau sekarang bahwa mereka lebih membutuhkan empati, dibandingkan uang yang aku kirimkan,' ujar Lisa.

Wait a minute! Tadi di awal note disebut tentang mewujudkan mimpi. Lalu apa hubungannya dengan pendidikan wanita? Hehehehe.... Begini, setiap wanita (dan pria) haruslah memiliki cita-cita yang tinggi, termasuk mimpi untuk meraih pendidikan. Tapi pesan sponsor *saya maksudnya* pendidikan tidaklah harus berasal dari institusi formal bernama sekolah, tapi ia juga bisa didapatkan dari mana saja, termasuk di jalanan.

Oh anyhow, perihal pendidikan wanita ini akhirnya dapat membuat saya terpikir sebuah ide untuk mewujudkan mimpi saya dalam membuka lapangan kerja bagi 100,000 orang. Bagaimana caranya? Ah, rahasia :D. Impossible? Hehehe.... Entahlah, belum saya coba untuk mempraktekkannya :D

PS: Kamu mau bahan bacaan? Klik disini

No comments:

Post a Comment