Monday, January 11, 2010

Life After Graduation

Lulus. Lulus. Lulus.

Itulah tiga kata yang benar-benar memenuhi pikiran saya ketika masih berkuliah. Tapi, nampaknya, bukan hanya saya sendiri yang berpikiran demikian. Hampir sebagian besar teman-teman kuliah saya, terutama yang satu program studi, berpikiran demikian. Bagaimana tidak?
Karena kami, di SBM, selalu 'dipaksa' untuk lulus dalam waktu tiga tahun. Salah satu bentuk 'pemaksaan' itu adalah menyebut setiap angkatan dengan tahun kelulusan yang diharapkan. Seperti angkatan saya misalnya, kami masuk kuliah pada tahun ajaran 2006/2007. Normalnya, orang-orang akan memanggil kami dengan angkatan 2006. Tapi, jangan harap demikian di SBM, karena para civitas akademi akan memanggil dengan sebutan angkatan 2009.

Hal itu tentu saja membawa dampak bagi kami, para mahasiswa. Biasanya kami akan mengalami 'demam-ingin-cepat-lulus' begitu tahun yang selalu didegung-degungkan itu tiba. Hahahaha.....

Terkadang, saya berpikir, kenapa sih selalu dipaksa cepat-cepat lulus? Toh, kami masih muda dan ingin menikmati banyak hal.

Lalu, banyak yang sering berkata, kan enak lulus tepat waktu. Hah, tepat waktu sesuai target! Goodness, saya pikir setiap orang punya target masing-masing & punya kebebasan untuk menentukan waktu yang tepat untuk lulus. Tanyalah pada aktivis kampus yang getol mencari pengalaman di berbagai kegiatan, apakah dia mau untuk lulus 'tepat waktu'? Lalu, tanyalah pada orang yang harus bekerja keras untuk membiayai hidupnya ketika berkuliah. Saya rasa, definisi lulus tepat waktu bagi mereka, akan berbeda. *Ah, sotoy. Hahahaha*

Dampak lainnya adalah, adanya kemungkinan bahwa mahasiswa tidak terlalu menyerap ilmu sebaik mereka yang bergelut dengan ilmu dalam jangka waktu yang lebih panjang. Kan, biasanya, easy come - easy go. Ehehehe.... *berdasarkan pengalaman pribadi*. Eh, tapi ini tidak berlaku bagi mereka yang memang dianugerahi otak yang jenius. *sambil manggut-manggut*

Tapi, tentu saja, program 'pemaksaan' untuk cepat lulus mempunyai dampak yang baik juga. Apa saja dampak baik 'pemaksaan' itu bagi mahasiswa?

1) Dengan lulus lebih cepat, maka mahasiswa akan terjun lebih cepat ke masyarakat. Diharapkan, dalam usia yang lebih muda, mereka akan memiliki pengalaman bermasyarakat yang lebih baik.

2) Bisa lebih cepat melepas ketergantungan finansial terhadap ortu, karena biasanya setelah lulus, kita akan bekerja. Hohoho. Bukankah itu yang biasanya diharapkan dari para orang tua? *Eh, lagi-lagi saya sotoy. Padahal jadi ortu aja belum pernah. Hahaha*.

3) Bagi para entrepreneur, waktu adalah uang. Yup. Lho, kok bisa nyambung kesana? Bentar, sabar mbak-mbak & mas-mas. Saya yakin, pasti ada sebagian dari mahasiswa yang menghendaki untuk menjadi entrepreneur setelah lulus. Kalau memulai bisnis lebih cepat, lebih baik. Bayangkan kalau Si Paimin lulus lebih cepat setahun dari Si Karjo dkk, maka diharapkan Paimin sudah punya pengalaman setahun lebih maju daripada Karjo & his gang dalam urusan bisnis. Yah, tapi tidak dapat dipungkiri kalau saat ini, ada beberapa pemuda yang sudah kecelup dunia bisnis, meskipun belum lulus. Hmmm.... Berdasarkan fakta yang terjadi di lingkungan saya, biasanya kalau mahasiswa sudah terjun ke dunia bisnis, maka nilai akademiknya akan jatuh *oops*. Life is about choice, dude, whether you want good grades or good trades. Hahahaha.....

4) Anggap saja kalau kamu punya waktu ekstra untuk berlibur sampai teman-teman kamu lulus. Hahaha....

Menariknya, ketika kelulusan sudah di depan mata, banyak dari teman-teman saya yang tidak tahu apa yang akan mereka lakukan setelah melepas lulus. Jawaban paling populer adalah mungkin melanjutkan kuliah lagi atau mungkin bekerja. Hmmm..... Saya tahu, kalau Allah pasti mempunyai rencana bagi makhluk-Nya, tapi bukankah Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka berusaha? Maksudnya, meskipun Allah pasti akan memilihkan jalan terbaik, tapi bukankah lebih baik kalau kita mempersiapkan diri? Mempersiapkan diri untuk melamar ke perusahaan, jika berkehendak menjadi pekerja. Mempersiapkan otak untuk dipanaskan lagi, jika ingin melanjutkan kuliah. Mempersiapkan business plan & modal jika ingin menjadi entrepreneur. Saya pikir, akan sayang sekali bagi mereka yang telah diberi anugerah kepintaran yang tinggi, modal yang cukup, serta kesempatan yang besar, tapi tidak dapat mempersiapkan diri untuk menyambut masa depan. Wallahu a'lam bish shawab.

No comments:

Post a Comment