Tuesday, June 8, 2010

Kerudungku

Alhamdulillahi Rabbal 'alamiin. Tak terasa, pada bulan Juni 2010 ini, sudah memasuki tahun keenam aku mengenakan kerudung. Hmmm..... Enam tahun. Kalo diibaratkan anak kecil, udah masuk SD, bisa nyanyi ini itu, tingkat kenakalan juga udah mulai menurun *eh, atau malah semakin nakal? :p*

Enam Tahun Perjalanan Bersama Kerudung

Nah, selama enam tahun, apa saja yang sudah dilalui Mutya bersama kerudung?


1. Waktu memutuskan untuk memakai kerudung, sempat dapat pertentangan dari ortu. Hal ini dikarenakan mereka khawatir jikalau suatu hari, anak sulungnya ini akan melepas kerudung seperti yang beberapa wanita lakukan. Setelah melewati masa mellow & nunjukin tekad, atas ijin Allah, akhirnya papa & mama luluh juga. Yay! Alhamdulillah :)

2. Tahun pertama tau kalo kerudung itu multi fungsi. Mulai dari nutupin kepala, pengganti lap kacamata, sampe hal-hal yang aneh bin ajaib *hehehe....*

3. Tahun ketiga ngerasa ada yang salah. Siapa yang salah? Apa yang salah? Kayaknya yang salah tentang pengertian kerudung & jilbab. Menurut penuturan seorang teman, kerudung itu hanya menutupi kepala. Mau dia pendek atau panjang, namanya itu kerudung. Nah, kalo jilbab itu berarti kerudungnya dijulurkan menutupi dada & pakaiannya gak ketat. Jadi, selama ini, Mutya cuma pake kerudung, belum berjilbab atau berhijab. Heu, kirain jilbab=kerudung.... *Doakan supaya segera berjilbab ^__^*


4. Tahun keempat & kelima, sampai pada kesimpulan bahwa mengerudungi kepala itu perkara mudah, tapi mengerudungi hati itu susah.

Tanya: Lho, emang hati bisa dikerudungin?
Jawab: Bisa! Bisa banget.
Tanya: Emang caranya gimana?
Jawab: Hmmmm..... Setau gw sih, dengan cara menjalankan perintah-Nya & menjauhi larangan-Nya
Tanya: Lo udah mengerudungi hati belum?
Jawab: Masih progress, Boss.
Tanya: Hahaha.... Gampang ngomong, susah ngejalanin ye? Dasar manusia. Emang begitulah wataknya. Betul gak, Jeng?

Jawab: *cuma senyam senyum gak jelas dengan pipi yang memerah*

Kemarin, ketika ngobrol dengan teman-teman di Kebal-Kebul, mulai muncul beberapa pemikiran mengenai keberadaan &; pengaruh kerudung bagi pemakainya. Setelah mereka pulang, tersisalah seonggok pertanyaan di dalam kepala.

Stempel Suci

A: Menurut Mbak Yu, dengan menggunakan kerudung, apakah menjamin sang pemakainya termasuk orang 'suci'?

B: Hahaha.... Jaminan? Emang lo kira kerudung itu apa? Cuma selembar kain, Jeng, bukan stempel tanda 'suci'. Gak semua yang lo lihat di luar, itu bener.

A: Weladalah. Mbak Yu ini kalo ngomong kok pedes banget. Paling tidak, mereka sudah berusaha untuk memenuhi perintah Allah. Bukankah untuk menuju kesempurnaan itu dibutuhkan proses?

B: Hmmm.... Ya, itu saya setuju, bahwa menuju kesempurnaan dibutuhkan proses. Tapi mau sampe berapa lama prosesnya?

A: Lho, ya suka-suka mereka lah. Itu hak asasi mereka untuk memilih, sampai seberapa lama mereka mau menjalani prosesnya.

B: Kekekekek...... Begini Jeng, saya itu paling miris ketika seseorang menggunakan kerudung tapi dengan niat menutupi 'potret buramnya'.

A: Potret buram apa sih? Mbak Yu kalo ngomong ini suka muter-muter.

B: Disebut potret buram karena sebenarnya ada yang berlaku begini dan begitu, kemudian menggunakan kerudung sebagai topengnya. Jadi mukanya kalo difoto itu kelihatan buram. Hihihihi.....

A: Huuuu..... Susah ya ngomong sama Mbak, ditanya begini dijawab begitu. Hidup kok dibikin repot! Lagian, Mbak Yu ini punya bukti apa? Harap jangan mengatakan sesuatu yang tidak ada faktanya & tidak dilihat dengan mata kepala sendiri. Orang yang mengatakan buruk terhadap seorang muslimah yang baik, tanpa ada saksi yang memadai, maka dia telah melakukan fitnah. Fitnah itu jauh lebih kejam daripada pembunuhan.

B: Astaghfirullahal 'adziim. Hampir saja aku jadi manusia yang celaka karena terjerumus pada fitnah. Berarti sekarang aku harus memperingatkan Mutya supaya menjaga lidah & memperbaiki niatnya untuk berhijab baik secara lahir maupun batin.

*Yang diperingatkan cuma bisa melongo.....*


Wallahu a'lam bishshawab.




2 comments: