Friday, February 13, 2009

what hapenned with my world, lately

bismillah....

Ada satu pertanyaan yang menggelitik pikiran gw akhir-akhir ini.

'Mut, kapan mau nikah?'


Dueeennnnnnggg..... I suddenly get shock and nervous to think about the answer......

Pertanyaan itu terlontar dari mulut seorang teman sekelas gw *cewek..... untung bukan cowok yang nanya.... ahahaha* beberapa hari yang lalu. Hmmmm..... kalo boleh sedikit flashback, ternyata udah ada sekitar 3-4 orang yang menanyakan hal yang sama, walaupun gak straight to the point.

Frankly, gw jadi speechless kalo ngomongin hal yang satu itu. Otak gw berasa membeku, jantung berdegup kencang, nafas menjadi (sedikit) memburu, dan pipi gw berubah bersemu merah.....

Hmmmm.... menikah....

Pernah terbesit keinginan untuk menikah dalam waktu yang dekat *walaupun belum jelas dengan siapa gw menikah... ahahaha*. Dalam pikiran gw waktu itu, pokoknya nikah. Kenapa menikah? Biar gw tenang. Tenang hati dan pikiran.

Tapi kalo dipikir-pikir lagi kok kesannya egois banget ya..... Gw bener-bener mendambakan ketenangan, tapi belum bisa menjanjikan untuk memberikan ketenangan kepada suami gw kelak. Gw belum mempunyai bekal ilmu yang cukup, begitu pula dengan mental. Gw masih berasa bener-bener membutuhkan banyak effort untuk melakukan hal yang dapat menyempurnakan setengah dien gw ini.

Hal yang paling gw takutkan adalah ketika saat itu (baca = menikah) datang, gw belum siap dan akan membuat hati lelaki itu terluka.....

Teringat seorang kawan berkata, 'Mut, marriage is about learning. Jadi, justru dengan menikah, bisa menjadi suatu katalis untuk membuat kita menjadi insan yang lebih baik. So, cepatlah menikah Mut.....' *kurang lebih disampaikan seperti itu, walaupun gw rada lupa redaksi detailnya*

Ya.... menikah....

Simpel banget pengucapannya, tapi kenyataannya gak sesimpel itu....

Dibutuhkan adanya keikhlasan untuk menyatukan dua hati.... Bukan, lebih tepatnya dua keluarga agar terjalin ukhuwah yang indah dan harmonis. Dibutuhkan adanya kesabaran untuk menerima kelebihan dan kekurangan pasangan. Dibutuhkan adanya ketulusan untuk memberikan yang terbaik kepada pasangan kita.......

Menikah.... *menghela nafas panjang*

Well, gw pikir kalo memang sudah waktunya ketemu jodoh dan menikah, tentu kita gak bisa menghindar. Tapi sebelum saatnya itu tiba, Mutya pengen mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin agar tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah *kata sahabat gw, 'Mut, tambahkan doanya dengan wadda'wah supaya lebih sempurna.....'*

Amiin.... Ya Rabbal 'Alamiin.....

8 comments:

  1. menikah= 1/2 dari kesempurnaan agama

    yap.. kita harus siap.. lahir n bathin.. karena tanggung jawabnya besar..
    karena keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama..

    ohoho..
    klo dah ada, undang2 ya, jeng..

    ReplyDelete
  2. hehehe.... iya, insya Allah gw undang lo, Nid...

    ReplyDelete
  3. kalo nikah ngundang2 ya mbak..

    ReplyDelete
  4. yowww..... insya Allah Vinzhe juga aq undang ^^

    ReplyDelete
  5. Hm, Assalamualaikum WR WB Mutya,

    Lagi blogwalk nih. Lagi UAS ya ? Selamat ya.

    Menikah itu awalan menurut saya. Tapi, menemukan yang cocok satu sama lain dan saling bisa percaya, itu bukan perkara mudah.

    Pengalaman, pandangan pertama lebih banyak cuma ilusi, ketika berusaha mendekat dan mengenal lebih dalam, owh, ternyata hilang itu rasa "Trust and Fit".

    Membangun generasi seperti yang Allah anjurkan di An Nisa; 9 itu tugas besar dan agung. Dan menemukan partner yang sevisi untuk membangun generasi yang lebih hebat dibanding kita adalah langkah awal.

    Susah, tapi senang, bukan begitu ^_^

    Oke deh Mutya, sukses selalu ya.

    Regards,

    GAL

    ReplyDelete
  6. wa'alaykummussalaam wr wb,

    kak galih...

    benar sekali kak, bahwa pernikahan adalah sebuah awal, sebuah gerbang pembuka menuju proses pembelajaran yang lebih lanjut

    oh, tentang yang pandangan pertama memang bisa menyesatkan.
    tapi saya tipe manusia yang lebih percaya hati daripada mata... hahaha....

    kenapa? karena hati itu jujur, tidak pernah bohong. kalau ada yang gak beres, biasanya hati merespon lebih cepat daripada otak...

    yayaya... pernikahan itu sulit tapi menyenangkan...

    sukses juga buat kak Galih ^_^

    ReplyDelete
  7. jadi...
    kapan nikah?
    :P

    *balik ke awal cerita*

    ReplyDelete
  8. ehehe.... ada Restya.... jadi maluuuwwww....

    Hmmmm, kapan yah? Ya, nanti kalau Allah berkehendak Mutya siap untuk menikah, maka saat itu juga Mutya menikah....

    hehehe, tapi butuh usaha juga ya.... gak langsung tiba2 didatangkan 'pangeran' dari langit

    Nah, kalo Restya kapan?

    ReplyDelete