Monday, June 17, 2013

Seriously, What's Wrong with Women?



Saya wanita. Secara fisik dan gender, saya wanita. No, I'm not a lesbian. Saya juga bukan pengusung masalah kesetaraan gender. Tapi, saya merasa ada yang salah dengan wanita. Well, tak semua wanita. Tapi kebanyakan dari wanita.

Coba perhatikan topik obrolan para wanita selama diskusi. Ada satu benang merah yang bisa ditarik. Kebanyakan dari kami, gemar membicarakan diri sendiri maupun orang terdekat. Baik itu dilakukan secara terbuka oleh publik, maupun di ruang privat.

Ketika bertemu dengan kawan lama atau baru berkenalan, kebanyakan wanita tak segan bertanya hal pribadi, seperti status pernikahan. Status pernikahan tampaknya sangat diagung-agungkan dalam komunitas ini. Seolah yang sudah menikah dengan yang masih melajang, ada di kelas yang berbeda.

Yang membuat saya prihatin adalah, mengapa kami hanya berputar-putar saja pada topik pribadi? Seolah porsi untuk membicarakan hal diluar kami, itu sangat sedikit dan tersisihkan. Kalaupun sedang melakukan diskusi, hampir selalu berbelok menjadi curhat. Dalam ajang curhat itu tampaknya pembicara hanya ingin untuk didengar. Bukan untuk diberikan solusi. Membingungkan, bukan?

Padahal, biasanya, perempuan yang menduduki kelas elit dalam akademik. Rata-rata di sekolah, perempuanlah yang mendapat nilai bagus. Apalagi jaman sekarang dimana arus informasi sangat deras, sangatlah mudah menemukan topik yang beragam. Tapi mengapa, sekali lagi, topik pembicaraan kami dalam dunia nyata, hanya seputar itu-itu saja?

Apakah otak kami memiliki desain yang memang lebih membuka peluang berpusat pada diri sendiri, lalu mengesampingkan masalah diluar kami? Atau memang pendidikannya yang membuat wanita ekosistem tersebut berlaku demikian? Kalau diamati, biasanya dalam mendidik anak di sebuah keluarga, Ibu berperan sebagai pencemas. Ibu yang pencemas dan penakut, biasanya akan menghasilkan anak yang begitu pula. Maka dari itu, saya menaruh hormat yang sangat dalam, pada para Ibu pemberani. Yang mampu menepis peer pressure dan melakukan apa yang mereka anggap terbaik. Yang mampu mendorong anak-anaknya untuk mengalami banyak hal, bukan hanya dari buku.

Oh ya, agak sedikit meloncat dari topik pendidikan. Berbicara tentang wanita, tak bisa dilepaskan dari topik penampilan. Lebih tepatnya industri fashion. Fashiooooooon! Hahaha. Industri fashion itu lucu. Alat utama dalam industri ini adalah insecurity. Yeah, badan kamu kurang langsing. Kamu sebaiknya ambil obat pelangsing ini. No, no, sepatu yang bagus itu merknya Louboutin. Kamu nggak keren kalau nggak pakai jegging. Itu dari segi produsennya. Kalau konsumennya lebih aneh lagi. "Saya mau tampil beda, tapi juga mengikuti trend." What the heaven *yeah, put heaven in here* is going on? Hahahaha. Wanita, maumu apa?

2 comments:

  1. Wanita menjawab: "Mauku...dimengerti...!"

    ReplyDelete
  2. Hahahaha.... Aku yang wanita saja susah mengerti kaum sendiri (._.)"

    ReplyDelete