Sunday, April 25, 2010

Ternyata Saya Pecandu.....

Baru sekitar dua atau tiga bulan ini aku menyadari, bahwa aku adalah seorang pecandu.

Jika sebagian orang memilih menjadi pecandu narkoba, minuman keras, game, fashion, ataupun makanan. Maka jika diijinkan, aku akan memilih menjadi pecandu ilmu.

Ya, aku seorang pecandu.
Tapi nampaknya kadar kecanduanku jika diukur dalam skala mulai 1-10, maka aku adalah 6. Kenapa enam? Karena, aku baru dalam tahap membaca ilmu. Aku belum bisa menghasilkan karya tulis yang kompeten, *Gue: heu, skripsi belum kompeten ya? Saya: ah, kan banyak orang bisa menulis skripsi, itu mah belum heboh! hahaha....*, belum bisa memberikan analisa yang mengguncang dunia *Gue: emang perlu ya? Saya: ah, cerewet amat sih lo*, belum sanggup memberikan ilmu yang baru *Gue: ckckck... tau diri Non, yang memberikan ilmu itu ya Sang Pencipta ilmu! Lo itu cuma penyambung lidah.... Saya: ahhhh, iya juga!*

Teringat sebuah perkataan seorang muslimah anggun di sebuah ta'lim,


"Setiap tempat adalah sekolah, setiap orang adalah guru"


Waktu mendengar perkataan Beliau, aku merasa telah disengat. Wow!

"Mungkin ini AHA moment saya!", ucapku dalam hati.

Bagiku, setiap orang adalah guru sekaligus buku. Lho, kok buku? Hehehehe..... Ya, setiap orang adalah sebuah buku yang dapat berjalan, berpikir & merasa. Sebuah buku yang hebat! Coba saja untuk membaca setiap buku, kemudian tanyakan sesuatu kepadanya. Mereka tak dapat merespon, bukan? Lain halnya dengan manusia, mereka akan memberikan respon terhadap sesuatu yang mereka dengar, lihat, & rasakan. Bahkan diam merupakan suatu respon dari buku yang luar biasa ini.

Gue: Istighfar Nak! Kalo buku bisa ngomong, itu malah ngeri! Dia baru berbicara satu huruf saja, maka kamu akan lari tunggang langgang dan tidak menghiraukan ucapannya. Ckckckck.....

Saya: Hahaha..... Nenek, sekarang ini jaman edan. Nak ora edan, rak keduman. Kan Nenek yang pernah bilang seperti itu *tersenyum penuh kemenangan* Saya itu orangnya malas baca buku biasa, mending langsung membaca buku manusia....

Gue: Oalah, mbok ya kalo mikir itu pake otak, jangan pake dengkul! Kita ini sudah punya buku yang super hebat, namanya Al Qur'an. Segala macam ilmu ada disitu. Mau nyari ilmu kok ke manusia. Manusia itu tau apa? Ditanya tentang penciptaan Bumi saja sudah berdebat sampai gak karuan.

Saya: Hahaha.... Lho, Al Qur'an itu merupakan suatu petunjuk tertulis. Sedangkan, untuk memahami kehidupan ini, diperlukan juga untuk membaca ayat-ayat kauniyah. Menurut saya, mempelajari tingkah laku manusia adalah salah satu cara dalam memahami ayat-ayat kauniyah.

Gue: Lho, kita ini kok bicara melebar ke tema itu. Ah, lanjutkan saja tulisanmu Mut.

*masih terbengong-bengong dengan debat kusir di otakku sendiri*

Hmmm.... Biasanya ketika sakaw, aku memulai pengamatan di sekeliling, mulai dari orang yang ada di sekitar; adegan film yang sederhana kemudian diproses menjadi sebuah film khayalan yang dengan saya sebagai sutradaranya; warna langit; lalu lintas jalan; suara mesin; keheningan; lampu yang mulai redup; apa saja. Ya, apa saja yang bisa dipikir, aku pikir.


Gue: Kasihan amat ya Mutya itu. Masih muda, tapi segala hal dibuat rumit. Cepat tua dia.....

Saya: Jangan pedulikan orang apatis itu Mutya! Justru kalau kamu tidak berpikir, keberadaanmu akan dipertanyakan.

Aku berencana untuk menambah dosisku dengan memperbanyak belajar, berpikir, berbagi serta berbuat sesuai dengan ilmu yang telah kudapat. Biar suatu saat, ketika berpulang padaNya, maka aku harap aku sedang dalam keadaan puncak canduku pada ilmuNya.

Jika ingin membuatku bersih dari ketergantunganku pada ilmu, maka tempatkanlah aku di tempat dimana tidak ada hal yang bisa diamati. Tapi, dengan senang hati kukatakan, aku menolak untuk 'sembuh'!

Oh ya, tadi siang, aku melakukan perenungan dan pengamatan. Hasilnya:

1. Guru tidaklah harus lebih pintar daripada murid. Tapi ia harus memiliki rasa penasaran & rasa berbagi yang lebih dibandingkan muridnya.

2. Biasanya, orang yang bodoh akan menyangka dirinya pintar. Sedangkan orang yang pintar akan merasa dirinya bodoh, karena menyadari semakin dia belajar, semakin banyak hal yang belum ia ketahui.

3. Setiap orang bisa menjadi guru, tapi tak semua orang bisa menjadi murid.

2 comments: