Monday, December 19, 2011
Resensi Komik: Beelzebub
Apa jadinya jika seorang remaja berandalan mengasuh bayi dari neraka? Kamu bisa temukan kisah jenaka mereka dalam komik Beelzebub karya Ryƫhei Tamura.
Secara garis besar, saya menyimpulkan bahwa komik Beelzebub adalah sebuah versi modern nan kocak dari komik Lone Wolf & Cub (LWAC). Keduanya menyiratkan dunia yang sarat maskulinitas, "bushido" dengan caranya masing-masing. Baik Beelzebub maupun LWAC menggambarkan sosok "ayah" (baik karena hubungan darah maupun bukan) yang berusaha mengajari anaknya untuk bertahan dalam dunia yang sangat keras, penuh pertarungan dan tak ada tempat bagi pengecut.
Sunday, December 18, 2011
Mbeling & Delinquent
Apakah kata 'mbeling' (bandel, bahasa Jawa) berasal dari kata 'delinquent' (bandel, bahasa Inggris)? Kalau nyari di google untuk kata kunci 'Javanese etymology', malah dapatnya link ke buku-buku. Salah satu judul bukunya "Bijdragen tot de Javaansche etymologie/ door A.C. Vreede." Itu yang nulis orang asing.... #ironis
Monday, December 12, 2011
Pride
"(De)Nok, serendah apapun orang menilai suatu pekerjaan, selama ia halal, sesungguhnya pekerjaan itu lebih baik daripada meminta-minta. Kemauan untuk bekerja itu menunjukkan bahwa ia masih memiliki harga diri.", AyahAyah sering mengajariku untuk menahan diri dari meminta-minta. Sesulit apapun keadaannya, pendapatan yang dimiliki saat itu harus dicukupkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jika mendapat bantuan finansial pun, baik dari saudara kandung maupun bukan, tidak berarti kita terbebas dari kewajiban untuk bekerja.
Keterangan: Denok adalah panggilan khas Semarang untuk seorang gadis.
Gambar diambil dari sini.
Wednesday, December 7, 2011
Lessons Learned From Al Baqarah 94-103 (Taken From Al Mishbah)
Katakanlah: "Jika negeri akhirat itu khusus untuk kamu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian jika kamu memang benar." Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya karena apa yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri). Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang aniaya."
Al Biqaa'i & Sayyid Quthub menilai ayat 94 & 95 bermaksud menyampaikan beberapa bantahan dalam satu kesempatan, yaitu bantahan terhadap ucapan Yahudi bahwa mereka hanya beberapa hari saja di neraka & bahwa surga diciptakan hanya untuk mereka karena mereka adalah kekasih Allah. Sedangkan Ibn 'Aasyuur menilai bahwa ayat 93 hanya membantah pernyataan bahwa mereka beriman kepada apa yang diturunkan kepada mereka, kemudian ayat 94-95 memerintahkan Nabi untuk membantah kandungan yang tersirat dalam ucapan mereka itu.
Bagaimanapun juga, jalan untuk memasuki dunia akhirat adalah kematian. Jika benar ucapan orang Yahudi bahwa mereka adalah kekasih Allah, tentunya mereka menginginkan kematian. Akan tetapi, membayangkan kematian pun tidak mereka inginkan.
Kata lan dalam ayat ini digunakan untuk menafikan sesuatu untuk selama-lamanya. Allah mengetahui isi hati semua makhluk dan menyelami pikirannya masing-masing. Pada dasarnya, semua orang ingin hidup lama, tetapi ada yang bersedia mengorbankan jiwanya untuk meraih sesuatu yang luhur di akhirat kelak.
Perintah kepada Yahudi agar menginginkan kematian tidak bertentangan dengan larangan Nabi saw. bagi umat Islam untuk menginginkan kematian. Karena, perintah ini berkaitan dengan pembuktian ucapan-ucapan mereka, sedang larangan Nabi saw. berkaitan dengan keputusasaan menghadapi kesulitan hidup. Keinginan untuk mengorbankan diri dan mati sebagai syahid, sama sekali tidak terlarang dalam agama. *Hmmm.... Akan tetapi, penafsiran terhadap mati syahid pun bisa berbeda-beda*
Sementara ulama, seperti Ibn 'Aasyuur dan asy-Sya'raawi, menjadikan Al Baqarah ayat 94-95 sebagai salah satu bukti kebenaran al Qur'an.
Friday, November 11, 2011
Resensi Buku: Riwayat Semarang
Penulis: Liem Thian Joe
Tebal: 319 halaman
ISBN: 979-96952-1-X
Semarang merupakan salah satu kota tertua di Jawa Tengah yang bermodelkan kota perdagangan. Posisinya dalam perekonomian masyarakat Hindia Belanda di Pulau Jawa amat penting karena ia merupakan jalur distribusi utama dari barang-barang import untuk disalurkan ke daerah terpencil maupun barang-barang yang hendak di-eksport ke benua Eropa. Bahkan, pada tahun 1702, Semarang menjadi ibukota dari kerajaan Mataram.
Liem Thian Joe dalam Riwayat Semarang lebih banyak menyorot tentang kehidupan Hoakiauw (Tionghoa perantau) di Semarang. Bangsa Tionghoa diperkirakan pada tahun 1416 sudah datang menetap di Semarang. Mereka datang dengan menggunakan perahu jonk, yang kebanyakan mendarat di daerah Mangkang. Setelah keadaan politik & perekonomian Tiongkok memburuk pada masa pendudukan Manchu, maka semakin banyak penduduknya yang memilih untuk merantau, termasuk ke wilayah Semarang.
Pada tahun 1600-an, terdapat banyak kaum peranakan di Pulau Jawa. Mereka berayah Tionghoa dan beribu pribumi. Hal tersebut menyebabkan akulturasi kebudayaan antara Tionghoa dan pribumi. Akan tetapi, kebanyakan anak perempuan dari pernikahan tersebut menganut budaya Ibu-nya (hal 16). Hal ini disebabkan mereka dianggap tidak dapat menurunkan marga dan secara budaya Tionghoa, Ayah tidak dekat dengan anak-anak perempuan mereka.
Wednesday, November 9, 2011
Psikosomatis, Kegalauan Tingkat Tinggi
Galau, begitu mereka menyebutnya....
Seorang kawan pernah memberikan analisanya dalam bentuk artikel di blog pribadinya tentang fenomena galau yang melanda masyarakat. Saya mengangguk setuju kepadanya bahwa masyarakat --dimana saya termasuk bagian daripadanya-- menunjukkan tanda-tanda semakin galau dari waktu ke waktu. Entah karena keadaan ekonomi, politik, isu keluarga, dll. Menariknya, berkat sosial media seperti FB dan twitter, banyak yang menyebarkan kegalauannya dan menjadi semacam virus bagi orang lain.
Virus galau hanya menjangkit ABG alay? Tidak juga. Banyak kenalan saya dari berbagai latar belakang pun terkena virus galau. Justru semakin intelek mereka, semakin besar peluang untuk galau. Coba tengok saja orang-orang yang lama berkutat di teori dan tidak melakukan banyak aksi untuk menyalurkan pengetahuan mereka. Biasanya mereka gampang sekali mengeluarkan suatu kritik, tapi ketika ditantang untuk melakukannya, mereka mundur..... Terlalu gampang putus asa ketika mengkalkulasi resiko yang akan mereka hadapi di masa datang.... Terlalu gampang cemas atas pikiran mereka sendiri yang belum dibuktikan kebenarannya....
Untuk mempelajari & memahami sebuah teori itu membutuhkan energi yang besar. Apabila energi yang besar itu tidak mendapatkan penyaluran yang tepat, biasanya ia akan bersifat destruktif. Sama halnya dengan terlalu lama belajar dan tidak pernah menggunakannya. Bisa jadi suatu penyakit.. Psikosomatis atau kalau dalam kamus saya, galau tingkat tinggi hingga mempengaruhi keadaan fisik. Disadari atau tidak, keberadaan orang yang mengidap psikosomatis itu banyak. Bisa jadi orang terdekatmu, bahkan kamu sendiri mengidapnya.... Psikosomatis bisa dihindari dengan menyeimbangkan antara apa yang kita pelajari dengan yang kita perbuat; berkawan dengan banyak pemberani; serta melatih kemampuan fisik & psikis secara berkala.
Di akhir tulisan, saya hendak mengutip perkataan orang terdekat saya, "Orang nekat adalah orang yang tidak meng-kalkulasi resiko tetapi dia melaksanakannya. Sedangkan pemberani adalah ia yang tahu resikonya dan ia tetap melaksanakannya." "Dan penakut adalah ia yang tak mengambil tindakan apapun," tambahku
Wednesday, October 19, 2011
The Irony of Corleone
Setiap pekerjaan memiliki resiko, termasuk kematian. Beberapa orang mencoba mengambil resiko kehilangan nyawa dengan cara gagah berani di medan laga, sebagai pahlawan. Yang terkadang dilupakan, setiap orang memiliki medan laganya sendiri. Begitupun dengan keluarga Corleone.
Keluarga fiktif karangan Mario Puzo ini memilih medan laga yang keras dan penuh darah dalam arti sebenarnya. Dalam situasi bisnis yang 'basah' akan uang dan darah, Don Vito Corleone berusaha memajukan perusahaannya sembari terus melindungi keluarganya. Tak jauh beda dengan para pachter madat di jaman pendudukan VOC di Indonesia, ia memiliki segerombolan 'cabang atas' alias 'pengawal'. Hampir setiap waktu, Vito maupun para Don yang berkuasa, menghadapi resiko kematian. Kalau diperhatikan lebih cermat lagi, keluarga para hartawan tersebutpun tak luput dari ancaman kematian dari para kompetitor bisnis.
Vito, yang digambarkan sebagai seorang Ayah yang penuh kasih sayang, di saat yang bersamaan merupakan pemimpin perusahaan dengan strategi yang jitu. Ia tak pernah membeberkan apa yang sebenarnya ia pikirkan, termasuk kepada anak-anaknya sendiri, karena bagi Vito tak ada orang yang pantas dipercaya. Karakter ini menurun kepada anak kesayangannya, Michael. Orang-orang yang rumit, tapi disitulah letak pesona mereka.
Baik Michael maupun Vito, dianugerahi istri-istri dengan karakter yang baik dan cenderung lugu, terutama Mama Corleone atau Carmela Corleone. Bedanya, Kay lebih kritis dibandingkan Carmela. Dia menolak menghadapi kenyataan bahwa Michael, suaminya, telah menyembunyikan fakta bahwa ia telah berkecimpung dalam bisnis yang 'kotor'. *Btw, kotor ataupun bersih itu bersifat subyektif bagi tiap orang*. Sehingga Kay mengajukan perceraian.
Saya bersimpati kepada Carmela, atau lebih tepatnya merasa kasihan dengannya. Ia sering dikelabui oleh orang-orang disekitarnya bahwa keadaan baik-baik saja. Itu semakin terlihat ketika Michael diam-diam menyuruh pembunuh bayaran, Al Neri, untuk membunuh Fredo, kakak dari Michael. Ironis......
Perlakuan mereka terhadap Carmela Corleone tak ubahnya memberikan gas nitrogen oksida kepada seseorang yang dicintai. Biasanya, orang yang diberi gas nitrogen oksida, atau yang lebih dikenal dengan nama gas tawa, merasa bahagia. Namun pemberian nitrogen oksida secara berlebihan, akan menimbulkan kematian. Ironisnya, mereka mati dengan tawa.
Saturday, September 10, 2011
Ketika Mbak Pulang....
Seringkali, manusia *saya, maksudnya*, memiliki kecenderungan untuk menganggap remeh pekerjaan orang lain. Pekerjaan rumah tangga yang nampaknya tidak bergengsi itu, ternyata tidak mudah untuk dijalani. Sedari kecil, karena terbiasa memiliki PRT, saya nyaris tidak pernah memegang urusan rumah tangga. Jangankan mencuci pakaian, menyapu saja rasanya sangat malas.
Tapi urusan bisa beda ketika para Mbak *begitu saya memanggil mereka*, pulang kampung. Masya Allah, pekerjaan rumah serasa tidak habis-habis. Dari subuh hingga isya', adaaaa saja pekerjaan. Dari nyuci pakaianlah *padahal pakai mesin, hehehe*, nyetrika pakaian, nyapu dan ngepel lantai, membersihkan kamar mandi, dll. Fiuuuuhhhh...... Badan yang terbiasa manja ini akhirnya merasakan beratnya pekerjaan yang 'remeh temeh' tersebut.
Jika dipikir-pikir, kita meng-hire PRT untuk melakukan pekerjaan domestik. Dengan menggaji mereka, timbul pikiran bahwa kita adalah bos mereka. Padahal, kalau kita terbiasa dilayani dan manja, merekalah yang akan menjadi bos kita. Coba bayangkan kalau kamu seorang Ibu dengan dua anak yang masih berusia balita, kemudian memiliki perusahaan sendiri, lalu para PRT pulang kampung.... Tadaaaaa! Hasilnya adalah kemungkinan besar waktu kamu akan tersita pada pekerjaan rumah dan bisnis akan 'sedikit' terganggu, kecuali kalau perusahaan kamu sudah mapan dan sudah ada orang kepercayaan disana yang dapat diserahi tugas untuk sementara waktu.
Maka, dengan badan yang pegal dan kepala yang penat ini *lebay*, saya mengakui bahwa pekerjaan rumah tangga itu sangat berat dan dibutuhkan stamina yang besar. Tidak semua orang bisa melakukannya dengan baik & benar. Seseorang akan mudah melakukan judgement pada suatu hal yang belum pernah ia kerjakan sendiri. Memberi perintah itu sangat mudah, tapi melaksanakan perintah itu terlebih dahulu sebelum bawahan mengerjakannya itu yang susah. Salut bagi para PRT yang melakukan tugas dengan baik sehingga banyak keluarga yang dapat lebih produktif di luar rumah *Oh ya? Ada hubungannya secara langsung begitu?*. Selain itu saya juga ingin memberikan salut setinggi-tingginya pada para Ibu yang mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga sendiri, *meskipun punya pasukan Mbak* yang tetap memberi perhatian pada tumbuh kembang anak-anaknya, memberi perhatian pada suami dan tetap berkarya bagi masyarakat.
Tapi urusan bisa beda ketika para Mbak *begitu saya memanggil mereka*, pulang kampung. Masya Allah, pekerjaan rumah serasa tidak habis-habis. Dari subuh hingga isya', adaaaa saja pekerjaan. Dari nyuci pakaianlah *padahal pakai mesin, hehehe*, nyetrika pakaian, nyapu dan ngepel lantai, membersihkan kamar mandi, dll. Fiuuuuhhhh...... Badan yang terbiasa manja ini akhirnya merasakan beratnya pekerjaan yang 'remeh temeh' tersebut.
Jika dipikir-pikir, kita meng-hire PRT untuk melakukan pekerjaan domestik. Dengan menggaji mereka, timbul pikiran bahwa kita adalah bos mereka. Padahal, kalau kita terbiasa dilayani dan manja, merekalah yang akan menjadi bos kita. Coba bayangkan kalau kamu seorang Ibu dengan dua anak yang masih berusia balita, kemudian memiliki perusahaan sendiri, lalu para PRT pulang kampung.... Tadaaaaa! Hasilnya adalah kemungkinan besar waktu kamu akan tersita pada pekerjaan rumah dan bisnis akan 'sedikit' terganggu, kecuali kalau perusahaan kamu sudah mapan dan sudah ada orang kepercayaan disana yang dapat diserahi tugas untuk sementara waktu.
Maka, dengan badan yang pegal dan kepala yang penat ini *lebay*, saya mengakui bahwa pekerjaan rumah tangga itu sangat berat dan dibutuhkan stamina yang besar. Tidak semua orang bisa melakukannya dengan baik & benar. Seseorang akan mudah melakukan judgement pada suatu hal yang belum pernah ia kerjakan sendiri. Memberi perintah itu sangat mudah, tapi melaksanakan perintah itu terlebih dahulu sebelum bawahan mengerjakannya itu yang susah. Salut bagi para PRT yang melakukan tugas dengan baik sehingga banyak keluarga yang dapat lebih produktif di luar rumah *Oh ya? Ada hubungannya secara langsung begitu?*. Selain itu saya juga ingin memberikan salut setinggi-tingginya pada para Ibu yang mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga sendiri, *meskipun punya pasukan Mbak* yang tetap memberi perhatian pada tumbuh kembang anak-anaknya, memberi perhatian pada suami dan tetap berkarya bagi masyarakat.
Monday, September 5, 2011
Saya & Branding Produk Makanan & Minuman
Semalaman tidur saya nggak nyenyak gara-gara mikirin tentang branding & kaitannya terhadap keputusan konsumen dalam memilih produk. Dalam rangka mengubah posisi dari konsumen murni menjadi produsen --walau skala ekonominya masih kecil, hehehe--, saya berusaha mengurai lagi pikiran saya terhadap branding.
Ketika berkuliah, saya sering mengunjungi supermarket dan mempunyai kebebasan dalam mengatur uang yang telah diberikan orang tua. Posisi ketika itu adalah saya sebagai konsumen murni dengan tingkat konsumsi produk olahan makanan & minuman sebesar sekian sekian Rupiah. Saya adalah tipe konsumen yang gemar berpetualang dari satu produk ke produk lain, hingga merasa mendapatkan yang paling tepat, terutama untuk pemilihan mie instan; produk jus buah-buahan dan dairy product.
Di Indonesia, ketika membeli mie instan, menariknya, apapun merk-nya, konsumen sering -- atau selalu?-- menyebut dengan Ind*m*e. Itu mengindikasikan bahwa branding Ind*m*e sudah menancap begitu kuat dalam benak konsumen. Tidak mau terjebak dalam pemikiran seperti itu, maka petualangan saya terhadap mie instan pun dimulai. Dari produk dalam negeri hingga luar negeri --biasanya sih buatan Thailand atau Jepang-- saya cobain. Berhubung saya belum tahu bagaimana rasa dari produk tersebut, maka acuan saya adalah kemasan produk, mulai dari pilihan warna, font, gambar, serta informasi yang tercantum di dalamnya. Apalagi kalau ada label halalnya, membuat saya lebih yakin untuk mengambil produk tersebut. Untuk masalah harga waktu itu bukan pertimbangan utama.
Ketika berkuliah, saya sering mengunjungi supermarket dan mempunyai kebebasan dalam mengatur uang yang telah diberikan orang tua. Posisi ketika itu adalah saya sebagai konsumen murni dengan tingkat konsumsi produk olahan makanan & minuman sebesar sekian sekian Rupiah. Saya adalah tipe konsumen yang gemar berpetualang dari satu produk ke produk lain, hingga merasa mendapatkan yang paling tepat, terutama untuk pemilihan mie instan; produk jus buah-buahan dan dairy product.
Di Indonesia, ketika membeli mie instan, menariknya, apapun merk-nya, konsumen sering -- atau selalu?-- menyebut dengan Ind*m*e. Itu mengindikasikan bahwa branding Ind*m*e sudah menancap begitu kuat dalam benak konsumen. Tidak mau terjebak dalam pemikiran seperti itu, maka petualangan saya terhadap mie instan pun dimulai. Dari produk dalam negeri hingga luar negeri --biasanya sih buatan Thailand atau Jepang-- saya cobain. Berhubung saya belum tahu bagaimana rasa dari produk tersebut, maka acuan saya adalah kemasan produk, mulai dari pilihan warna, font, gambar, serta informasi yang tercantum di dalamnya. Apalagi kalau ada label halalnya, membuat saya lebih yakin untuk mengambil produk tersebut. Untuk masalah harga waktu itu bukan pertimbangan utama.
Friday, August 19, 2011
Reality Bites
“Man is least himself when he talks in his own person. Give him a mask, and he will tell you the truth.” [Oscar Wilde]
Disadari atau tidak, setiap orang melakukan proses branding tentang diri mereka sendiri, entah itu lewat pernyataan verbal dan non verbal. Input pernyataaan verbal dan non verbal tersebut kemudian diproses oleh para konsumen (masyarakat sekitar) dengan pengetahuan & pengalaman yang mereka miliki. Maka, proses labelisasi manusia baik sebagai subjek maupun objek, tidak dapat dihindari.
Labelisasi, apapun jenis dan bentuknya, belum tentu dapat menggambarkan dengan tepat siapa kita sebagai individu. Menurut saya, labelisasi yang "wah" akan membuat manusia menurunkan tingkat kewaspadaan, yang mana akan membuat musuh, apapun & siapapun itu, lebih mudah menyerang kita.
Salah satu contoh empiris ketika mengikuti kompetisi, biasanya ada beberapa muka lama yang mencoba untuk memainkan perang strategi dengan lawan. Salah satu caranya adalah mencoba menggertak dengan menceritakan pengalamannya mengikuti kompetisi sejenis atau bagaimana massa (masyarakat) mengenali mereka. Mereka mencoba membangun persepsi atau labelisasi diri di mata lawan, yang bisa jadi berujung pada tiga hal. Pertama, lawan akan kehilangan kepercayaan dirinya sehingga tidak mampu bertarung secara maksimal. Biasanya cara ini akan berhasil pada orang yang jarang mengikuti kompetisi atau tidak berada pada lingkungan yang kompetitif. Kedua, lawan akan semakin terpacu untuk mengalahkan sang pembual secara terbuka. Ketiga, lawan akan lebih banyak menahan diri dari menanggapi secara berlebihan dan berusaha mengalahkannya dengan memberikan hasil yang terbaik, tanpa banyak mengeluarkan ucapan.
Biasanya, lawan yang paling menakutkan & "menggemaskan" adalah yang tipe ketiga, karena mereka sering tak menampakkan diri ketika sedang berkumpul, kemudian tiba-tiba meledak di saat akhir dengan prestasinya. Mereka memiliki kecerdasan dalam membaca situasi & membalikkannya di saat yang tepat. Tipe orang-orang seperti inilah yang membuat realita terkadang menjadi sangat menakutkan bagi lawan yang gemar bluffing itu. Yeah, reality bites, Dude.
Sunday, August 7, 2011
Filosofi dari Beberapa Makanan dalam Ritual Bancakan
Jika kamu seorang Jawa atau Sunda, kemungkinan besar kamu akan mengenal kata Bancakan. Bancakan merupakan suatu ritual yang diadakan sebagai simbolisasi rasa syukur kepada Sang Hyang Widi alias the Supreme Power dengan cara membagi-bagikan makanan kepada relasi.
Dalam bancakan yang lazim diterima oleh kalangan di sekitar saya, terdapat lima unsur yang 'sunnah muakkad' untuk dipenuhi, yaitu apem, pasung (apem yang dililit daun pisang atau daun nangka yang dibentuk kerucut), gedhang atau pisang, ketan, dan kolak.
Menurut penuturan guru ngaji saya, pada jaman dahulu, para wali berusaha mengajarkan ajaran Islam kepada masyarakat dengan cara yang telah mereka mengerti, salah satunya adalah memodifikasi konsep dan bentuk sajen. Sebelum mengenal Islam, masyarakat telah mengenal dinamisme. Salah satu ritual yang 'wajib' mereka jalani adalah memberikan persembahan alias sajen kepada kekuatan tertinggi yang mereka tahu. Saat itu, mereka menganggap bahwa para arwah nenek moyang ataupun lelembut merupakan the supreme power.
Wednesday, July 13, 2011
Lessons Learned From Al Baqarah 83-93 (Taken From Al Mishbah)
Kelompok ayat 83-103, mengingatkan semua pihak tentang perjanjian yang dijalin Allah dengan Banii Israa'iil. Karena terlalu panjang, saya akan bagi menjadi dua bagian, yaitu dari ayat 83-93 dan 94-103.
Ayat 83:
Ayat ini merupakan uraian tentang kedurhakaan Banii Israa'iil yang menjadi bukti bahwa mereka benar-benar telah diliputi oleh dosa mereka masing-masing. (Lihat Al Baqarah ayat 81-82)
Ayat 83 ini memerintahkan manusia untuk mengingat dan merenungkan keadaan Banii Israa'iil secara umum dan khusus ketika Allah melalui utusan-Nya mengambil janji dari Banii Israa'iil bahwa mereka tidak menyembah sesuatu apa pun dan dalam bentuk apa pun selain Allah Yang Maha Esa; berbuat baik kepada ibu bapak dengan kebaikan yang sempurna, walaupun mereka kafir, demikian juga kaum kerabat, serta anak-anak yatim yang belum baligh sedang ayahnya telah wafat, dan juga orang-orang miskin yang membutuhkan uluran tangan.
Karena tidak semua orang dapat memberi bantuan kepada yang disebut di atas, perintah tersebut disusul dengan perintah, "Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia seluruhnya, tanpa kecuali."
Setelah memerintahkan hal-hal yang dapat memperkukuh solidaritas mereka diperintahkan untuk melaksanakan shalat dan menunaikan zakat secara sempurna dan berkesinambungan. *Ah, disinilah pentingnya keberlanjutan dari suatu kebaikan*
Ayat ini menunjukkan prioritas bakti dan pengabdian yang dimulai dari perintah beribadah hanya kepada Allah, yang kemudian disusul dengan perintah berbakti kepada orangtua. Mengabdi pada Allah harus ditempatkan pada tempat pertama karena Dia adalah sumber wujud manusia dan sumber sarana kehidupan manusia. Setelah itu, baru kepada kedua orangtua yang menjadi perantara bagi kehidupan seseorang serta memeliharanya hingga dapat berdiri sendiri. Ayat itu dilanjutkan dengan sanak kerabat karena mereka berhubungan erat dengan kedua orangtua.
Makna ihsaan telah dikemukakan Al Harraali pada Al Baqarah: 58. ar-Raaghib al Ashfahaani berpendapat bahwa kata ihsaan digunakan untuk dua hal, yaitu:
1.) Memberi nikmat kepada pihak lain
2.) Perbuatan baik
Makna ihsaan lebih tinggi dari makna adil. Adil adalah mengambil semua hak Anda dan atau memberi semua hak orang lain, sedangkan ihsaan adalah memberi lebih banyak daripada yang harus Anda beri dan mengambil lebih sedikit dari yang seharusnya Anda ambil. Perhatikan perintah untuk berbuat ihsaan pada kedua orang tua, kerabat, serta anak yatim pada ayat ini.
Kata husnan mencakup segala sesuatu yang menggembirakan dan disenangi. Ucapa yang disifati seperti itu adalah ucapan yang kandungannya benar, sesuai dengan pesan yang akan disampaikan lagi indah, bukan saja redaksinya tetapi juga kandungannya. Kata ini dapat mencakup perintah berbuat baik dan larangan berbuat munkar. Mengucapkan kata yang baik dapat menjalin hubungan yang harmonis.
Semua prinsip akidah (rukun iman), prinsip syariat (rukun Islam), serta prinsip akhlak diajarkan oleh nabi-nabi yang diutus Allah sejak Aadam as. hingga Muhammad saw.
Banii Israa'iil mulanya menerima baik perjanjian itu dan bersedia mengamalkannya. Tetapi mereka tidak memenuhi janji itu kecuali sebagian kecil diantaranya. Sebagian ulama memahami kata "kamu" yang pertama dan kedua dalam penggalan ayat di atas ditujukan kepada leluhur Bani Israa'iil yang menerima perjanjian. Sedangkan kata "kamu" yang ketiga ditujukan kepada mereka yang hidup pada masa Nabi Muhammad saw.
Tuesday, July 12, 2011
Nasihat Pernikahan
Halo halo! Pagi ini guru ngaji saya memberi nasihat pernikahan di sela tafsir QS An Nisaa'. Beliau berkata bahwa di dalam pernikahan, suami istri sebaiknya melaksanakan 4 T, yaitu:
1. Tahabbub, atau saling mencintai
2. Ta'awun, atau saling tolong menolong
3. Tasawur, atau saling bermusyawarah
4. Ta'afuf, atau saling memaafkan
Nah, apabila keempat T itu insya Allah akan memberi ketentraman dalam pernikahan, apalagi jika ditunjang dengan DUWIT. Eits, bukan DUWIT=Uang ya. Tapi DUWIT itu singkatan dari Do'a, Usaha, Waspada, Iman dan Tawakkal.
Yuk, mari dibuktikan :D
Wednesday, June 15, 2011
Membedah Fenomena GR
Girls are taught a lot of stuff growing up. If a guy punches you he likes you. Never try to trim your own bangs and someday you will meet a wonderful guy and get your very own happy ending. Every movie we see, Every story we're told implores us to wait for it, the third act twist, the unexpected declaration of love, the exception to the rule. But sometimes we're so focused on finding our happy ending we don't learn how to read the signs. How to tell from the ones who want us and the ones who don't, the ones who will stay and the ones who will leave.
Kalimat di atas merupakan cuplikan dari film He's Just Not That Into You. Dalam film itu, tampaknya para gadis seringkali mengalami GR. Gedhe rumangsa atau yang sering disingkat dengan GR, menurut Mbak Nina Muriza, merupakan suatu kejadian dimana seseorang merasa tersanjung yang tidak pada tempatnya; merasa penting atau terlalu percaya diri bahkan salah paham; bisa juga berarti perasaan senang dalam jumlah besar (gede=besar) atau berlebihan. GR adalah kata sifat. Dari kata ini kemudian timbul kata benda ke-GR-an.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, GR tidak mengenal gender dan tidak hanya terbatas dalam konteks percintaan saja. Sebagai contoh, salah satu anggota parpol yang merasa telah berjasa besar bagi partainya dan merasa pantas untuk dijadikan ketua umum parpol. Padahal, anggota yang lain tidak berpikiran demikian. Hal tersebut bisa saya kategorikan dengan GR.
Saturday, May 28, 2011
Unlogic
Special Agent Seeley Booth: Well, it means, Bones, that you know, you can love a lot of people in this world, but there's only one person you love the most.
Dr. Temperance 'Bones' Brennan: But how do you know which person you love the most when you're confused by chemical messages travelling throughout your limbic system?
Special Agent Seeley Booth: You just do.
Dr. Temperance 'Bones' Brennan: ...What if you let that person get away?
Special Agent Seeley Booth: That person's not going anywhere.
***
Maaf, kesalahan bukan pada layar komputer Anda tapi karena saya sedang tidak logis :D
Tuesday, May 24, 2011
Tinggi Maksimalku Berapa ya?
Halo halooooo! Pagi ini saya membaca sebuah artikel yang cukup menarik di koran Jawapos, yaitu tentang cara mengukur potensi maksimum dari anak kita kelak. Berdasarkan artikel tersebut, ada dua rumus untuk menghitung, yaitu:
Saturday, May 21, 2011
Beda itu Tidak Sama dengan Salah
Halo-haloooo! Gara-gara nonton Glee, saya akhir-akhir ini ngerasa stuck sama dua lagu yang sebenarnya udah cukup lama muncul yaitu, Sing dari My Chemical Romance sama Raise Your Glass dari Pink.
Pesan yang saya tangkap dari kedua lagu itu adalah menjadi "berbeda" dari orang lain atau lingkungan sekitar itu tidak berarti "salah". Einstein itu tadinya dianggap dungu karena dia "berbeda" dari teman-teman sekelasnya. Dia memiliki disleksia dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Tapi toh, nyatanya dia mengembangkan salah satu teori paling mengagumkan yaitu teori relativitas.
Menjadi orang yang "beda" itu menurut saya, terkadang merupakan suatu pilihan. Tapi kalau kamu emang terlahir "beda", maka kamu harus mempertimbangkan untuk banyak-banyak bersyukur. Karena kamu punya peluang yang tidak dimiliki oleh orang "biasa"/"normal". Dengan adanya perbedaan dari dirimu, tentu saja mengundang konsekuensi yang seringnya berbau kontroversi. Apakah kontroversi ini akan menyurutkan langkahmu? Tergantung. Orang "normal" akan mudah menyerah ketika mereka menghadapi cemoohan dan kontroversi, tapi orang yang "beda", malah akan berbuat sebaliknya.
Oh BTW, saya sedang gandrung lagi sama Foo Fighters gara-gara mereka come back dengan album terbaru yang berjudul Wasting Light. Oh, oh, jangan lupakan lagu Price Tag-nya Jessie J feat B.OB. Bener-bener adiktif buat telinga saya. Ahahahaha....
Pesan yang saya tangkap dari kedua lagu itu adalah menjadi "berbeda" dari orang lain atau lingkungan sekitar itu tidak berarti "salah". Einstein itu tadinya dianggap dungu karena dia "berbeda" dari teman-teman sekelasnya. Dia memiliki disleksia dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Tapi toh, nyatanya dia mengembangkan salah satu teori paling mengagumkan yaitu teori relativitas.
Menjadi orang yang "beda" itu menurut saya, terkadang merupakan suatu pilihan. Tapi kalau kamu emang terlahir "beda", maka kamu harus mempertimbangkan untuk banyak-banyak bersyukur. Karena kamu punya peluang yang tidak dimiliki oleh orang "biasa"/"normal". Dengan adanya perbedaan dari dirimu, tentu saja mengundang konsekuensi yang seringnya berbau kontroversi. Apakah kontroversi ini akan menyurutkan langkahmu? Tergantung. Orang "normal" akan mudah menyerah ketika mereka menghadapi cemoohan dan kontroversi, tapi orang yang "beda", malah akan berbuat sebaliknya.
Oh BTW, saya sedang gandrung lagi sama Foo Fighters gara-gara mereka come back dengan album terbaru yang berjudul Wasting Light. Oh, oh, jangan lupakan lagu Price Tag-nya Jessie J feat B.OB. Bener-bener adiktif buat telinga saya. Ahahahaha....
Thursday, May 12, 2011
Between Envy, Intrigue, and Motives
If malice or envy were tangible and had a shape, it would be the shape of a boomerang. [Charley Reese]
***
Untuk menemukan dan memetakan motif dari "setiap orang", adalah pekerjaan yang sangat menantang. Jika motif untuk melakukan sesuatu tindakan berdasarkan hal-hal negatif seperti iri hati, maka hasilnya justru akan berbalik pada diri sendiri. Kepandaian memetakan medan, pemain, serta motif merupakan sesuatu hal yang sangat berharga. Diperlukan suatu objektivitas agar hasil pengamatan bersifat "jelas". Salah satu latihan untuk mengasah kepandaian tersebut adalah dengan terjun langsung ke dalam intrik. Tapi saya sarankan, hanya sebagai pengamat, bukan pemain.
Wednesday, May 11, 2011
The Management Issue
Michael Westen: [narration - as bad guy interrogates bad guy] One of the problems with running a criminal conspiracy is that there's no way to avoid trust issues with your employees. If you steal with a guy, he knows you're a thief. If you kill with him, he knows you're a killer.
[fatal gun shot]
Michael Westen: It's a serious management issue.
Taken from Burn Notice movie
***
Kepercayaan adalah suatu hal yang perlu untuk diuji. Dengan berbagai masalah yang dihadapi, kita dapat mengukur rasa kepercayaan terhadap orang-orang di sekitar. Well, itu adalah teori yang mungkin patut kita uji.
Wednesday, May 4, 2011
Lessons Learned from Finding Forrester Movie
No thinking - that comes later. You must write your first draft with your heart. You rewrite with your head. The first key to writing is... to write, not to think! [William Forrester, Finding Forrester]
Bagi sebagian orang, menulis merupakan bagian dari hidup yang tak bisa dilepaskan dari kegiatan sehari-hari. Ada yang menjadikannya sebagai mata pencaharian; hobi; ataupun media untuk melepas penat. William Forrester dalam film Finding Forrester menjadikan ketiga fungsi menulis tersebut.
Diperankan dengan apik oleh Sean Connery, tokoh William Forrester menjadi mentor bagi Jamal Wallace (Rob Brown), baik dalam hal menulis maupun kehidupan. Lewat menulis, Jamal lebih memaknai hidup dan dapat menyembuhkan rasa sakit dari kehilangan ayah sewaktu kecil.
Film Finding Forrester merupakan film pendidikan yang sarat makna, terutama dalam dialog antara Forrester dan Wallace. Dari film ini, saya belajar banyak hal, yaitu:
Friday, April 29, 2011
Who's The Boss?
If you want to see the true measure of a man, watch how he treats his inferiors, not his equals. [JK Rowling]
***
Mari bermain sebuah permainan dimana peraturannya adalah menentukan siapa pemimpinnya. Kesempatan menebak hanyalah sekali. Jika kamu salah menebak, maka kamu akan keluar dari permainan. Perhatikan dengan jelas siapa saja pemain di sekelilingmu dan mungkin kamu akan mengadakan duel dengan mereka. Hehehehe....
Dearest Daruma
Saya tertarik filosofi boneka Daruma sewaktu menonton Doraemon, dimana Nenek menasehati agar Nobita sekuat boneka Daruma. Dihantam "sekuat apapun" boneka Daruma akan kembali posisinya yang tegak :D
Kalau kamu mau baca tentang boneka Daruma, klik disini.
Thursday, April 28, 2011
Lessons Learned from The Blind Side Movie
Courage is a hard thing to figure. You can have courage based on a dumb idea or mistake, but you're not supposed to question adults, or your coach or your teacher, because they make the rules. Maybe they know best, but maybe they don't. It all depends on who you are, where you come from. Didn't at least one of the six hundred guys think about giving up, and joining with the other side? I mean, valley of death that's pretty salty stuff. That's why courage it's tricky. Should you always do what others tell you to do? Sometimes you might not even know why you're doing something. I mean any fool can have courage. But honor, that's the real reason for you either do something or you don't. It's who you are and maybe who you want to be. If you die trying for something important, then you have both honor and courage, and that's pretty good. I think that's what the writer was saying, that you should hope for courage and try for honor. And maybe even pray that the people telling you what to do have some, too. [Michael Oher]
Saya sering menyukai film-film yang berdasarkan kisah-kisah nyata yang inspiratif. Salah satunya adalah film The Blind Side ini. Film ini cukup "menyenangkan" karena mengangkat nilai-nilai kekeluargaan di tengah berondongan film Hollywood yang penuh dengan kekerasan, maupun hal-hal "negatif" lainnya.
Monday, April 25, 2011
Wedharan Gajahmada*)
Surya Majapahit |
Sapta Dharma Gajahmada (6 Sifat Pemimpin)
Seorang ksatria yang setia kepada negerinya, hendaklah memiliki setidaknya enam sifat kesatria suci:
- Abhikamika, artinya abhi = keagungan, keluhuran, kami = saya, pribadi, diri, mika = minongka, sejati. Seorang satria suci sejati pangemban praja harus zahid, berkepribadian agung, luhur, berakhlak mulia, rendah hati, dan membela kepentingan kawula alit.
- Prajna, artinya bijaksana, teladan. Seorang kesatria suci sejati pangemban praja adalah uswatun khasanah, harus bijaksana, sehingga dapat menjadi suri tauladan bagi kawula alit/rakyat.
- Usaha, artinya berupaya tanpa pamrih. Seorang satria suci sejati pangemban praja harus tulus ikhlas, lillahi ta'ala, dalam berupaya.
- Atma Sampat, artinya atma = jiwa, ruhani. Sampat = utuh sempurna. Seorang satria suci sejati pangemban praja harus seorang insan kamil
- Sakya Samanta. Sakya = padhang, terang benderang. Samanta = satmata, pandangan, pengelihatan. Seorang satria suci sejati pangemban praja harus memiliki bashirah, pandangan bersih dan suci, mampu menyelami hakikat kehidupan.
- Aksudara Parisakta. Aksa = ulat, tingkah laku. Sudra = kawula alit, rakyat jelata. Parisakta = lebih agung, lebih sakti. Seorang satria suci sejati pangemban praja harus bertingkah laku seperti orang biasa, sederhana, apa adanya, lugu, tidak sombong, tidak neko-neko, tidak tinggi hati, tidak merasa sebagai orang hebat/ megalomania.
Saturday, April 23, 2011
Lingkaran
Malam ini, saya teringat perkataan sahabat saya yang mengatakan bahwa seluruh orang di dunia, mengenal satu sama lain, dengan terpisahkan maksimal tujuh penghubung.
Mengamati pola sosial yang terbentuk akhir-akhir ini, saya melihat ada penghubung antara saya dan orang lain. Menariknya, hubungan tersebut membawa saya kepada suatu lingkaran dimana ternyata lingkaran saya bisa beririsan dengan lingkaran orang lain. Lingkaran yang sangat menarik, karena ternyata, pola pikir dapat menghubungkan manusia, meskipun berada di tempat yang jauh.
Friday, April 22, 2011
Awas, Ada Piring Terbang!
Hati-hati kalau kamu datang ke acara pernikahan di daerah Solo dan sekitarnya! Kemungkinan, akan ada piring terbang yang bersliweran di tempat itu.
Sepekan yang lalu, saya menghadiri acara pernikahan di Wisma Bathari, di Jalan Slamet Riyadi, Solo. Nah, untuk pertama kalinya, saya melihat budaya 'piring terbang' di acara pernikahan. Berbeda dengan acara pernikahan yang biasanya standing party dan menggunakan prasmanan, acara pernikahan di Solo itu lazimnya menggunakan kursi yang jumlahnya sesuai dengan undangan dan menggunakan sistem 'piring terbang'.
Sepekan yang lalu, saya menghadiri acara pernikahan di Wisma Bathari, di Jalan Slamet Riyadi, Solo. Nah, untuk pertama kalinya, saya melihat budaya 'piring terbang' di acara pernikahan. Berbeda dengan acara pernikahan yang biasanya standing party dan menggunakan prasmanan, acara pernikahan di Solo itu lazimnya menggunakan kursi yang jumlahnya sesuai dengan undangan dan menggunakan sistem 'piring terbang'.
Wednesday, April 20, 2011
Lessons Learned From Al Baqarah 75-82 (Taken From Al Mishbah)
Kelompok ayat ini menceritakan tentang sifat-sifat buruk Banii Israa'iil, yang hidup pada masa Nabi Muusaa as., ternyata diwarisi oleh sebagian generasi yang lahir setelah mereka. Oleh karena itu Allah mengingatkan Nabi Muhammad dan umat Islam untuk tidak mengharap banyak dari mereka. Alasan dari tindakan tersebut dibahas dalam ayat 75-78.
Ayat 75:
Uraian ayat ini menyangkut Banii Israa'iil yang ditujukan kepada kaum muslimin yang mengingatkan kaum muslimin agar tidak terpedaya oleh ulah dan tipu daya mereka, tidak juga menaruh harapan berlebihan dari mereka.
Mengharap atau tamak dalam istilah ayat 75 hanya wajar menyangkut apa yang kira-kira ada di dalam kemampuanmu. Kalau mengharap sesuatu yang berada di luar kemampuan, akan merugikan diri sendiri maupun orang lain. *Ini nasihat beda ama Pak Mario punya kayaknya.... Seingat saya, Pak Mario pernah bilang, kalau minta sama Tuhan itu sesuatu yang 'sulit' dicapai, karena kalau minta yang 'mudah' seperti meragukan kemampuan Tuhan..... Hmmmm.... Eh tapi, tunggu sebentar, dalam kasus ini yang disebut mungkin berkaitan dengan keinginan Nabi Muhammad agar seluruh manusia beriman kepada Allah (baca Al Mishbah halaman 281)*
Penggalan kalimat lakum pada ayat ini mengisyaratkan bahwa sebenarnya mereka percaya kepada Rasul saw. dan kebenaran ajaran Islam, tapi mereka enggan mengakuinya karena dengki dan iri hati. Makna ini sejalan dengan QS Al Baqarah: 146.
Objektivitas al Qur'an dapat terlihat pada kata "segolongan dari mereka", bukan semua. Jadi, yang mengubah firman Allah hanya sebagian dari mereka. Namun, larangan berharap terlalu besar tetap dinasihatkan serta berlaku terhadap semua orang Yahudi. Karena, yang segolongan ini boleh jadi lebih kuat pengaruhnya atau lebih pandai mengemas kebatilan daripada muslimin dalam mengemas kebenaran dan keindahan Islam. *Jadi ingat pelajaran mengenai marketing strategy*
Tuesday, April 19, 2011
Dream Job
Frank Abagnale, Jr.: Stop chasing me!
Carl Hanratty: I can't stop, it's my job.
Taken from Catch Me If You Can Movie, 2002
Hihihihi.... Memang pekerjaan orang itu bisa beragam, dan pekerjaan yang dihindari oleh orang-oranglah yang menjadi dream job bagi sebagian kecil orang *cengar-cengir sotoy*
Nak, Kamu Dapat Warisan!
Saya: Anakku sayang, Ibu dan Ayah sudah mempersiapkan bahwa kamu akan mendapat warisan sekian sekian. Pergunakanlah dengan baik.
Anak: Ibu, saya gak mau dapat warisan!
Saya: Kenapa, Anakku sayang?
Anak: Dapat warisan itu berat, Bu. Saya punya tanggung jawab yang besar untuk bisa menggunakannya dengan baik.
Saya: Anakku, ingatlah pepatah Cina yang mengatakan fu bu guo san dai.
Anak: Apa maksudnya, Ibu?
Safety First or Calculate The Risk(s) First?
Beberapa tahun yang lalu, dosen saya menjelaskan prinsip seorang enjiner adalah "Safety First". Mengutamakan keselamatan merupakan indoktrinasi yang didapat orang yang bercita-cita menjadi seorang enjiner, baik keselamatan diri, keluarga, perusahaan, dsb.
Hmmm.... Oke, saya memang tidak berkuliah di bidang sains, tapi di lingkungan kuliah saya "Sains, Teknologi, dan Seni" ada di situ. Buat saya, sebaiknya, para calon enjiner lebih baik dicekoki dengan "Calculate The Risk(s) First" daripada "Safety First". Kenapa? Karena pola pikir mengutamakan keselamatan akan mendorong orang cenderung takut mengambil resiko. Diharapkan dengan "mendoktrinasi" Calculate The Risk(s) First akan menghasilkan produk orang-orang dengan keberanian mengambil resiko yang terukur.
Nekat itu bisa jadi faktor pendorong untuk kemajuan, tapi kalau nekat tanpa menghitung resiko serta tidak memiliki persiapan yang matang, itu namanya konyol.
Saya: Jadi teringat info yang menyebutkan bahwa ada beberapa proyek yang terbengkalai, karena "kenekatan" para enjinernya....
Gue: Heu, kenekatan atau kekonyolan?
Saya: Ah, tau ah gelap
Wednesday, April 13, 2011
Mengamati Ulil, Si Ulat Usil
Nah, tadi sore ngobrol dengan Ayah tentang wabah ulat bulu. Muncul pemikiran bahwa, bisa gak yah, ulat-ulat bulu itu dijadikan sumber pangan alternatif? Soalnya di Afrika kan ulat sudah biasa dikonsumsi, malah dengar-dengar berprotein tinggi. Jadi ntar bisa dibuat kripik ulat gitu? Ehehehehe
# Ngomong-ngomong Ulil, saya jadi kangen sama dia (Ulil), Si Komo, Belu dan Piko. Tadi sempat browsing kalau Kak Seto bakal menghidupkan mereka lagi. Ayo, Si Komo kamu bisa mengalahkan ke-keren-an The Sesame Street :D
Dibalik Label Entrepreneur
Akhir-akhir ini, saya semakin diingatkan tentang konsekuensi menjadi seorang 'entrepreneur'. Bagi sebagian orang, label 'entrepreneur' itu sangatlah keren, bahkan digaungkan hampir setiap saat dengan harapan semakin banyak orang yang menjadi entrepreneur.
Oke, menjadi entrepreneur itu adalah hal yang 'mulia' karena dapat berkontribusi secara langsung terhadap perekonomian 'rakyat' (tergantung dari definisi kamu terhadap rakyat). Tapi bukan berarti profesi yang lain tidak mulia kan? Ingatkah mereka bahwa menjadi 'entrepreneur' itu juga merupakan bagian dari proses seleksi alam? Hanya mereka yang punya keinginan dan bermental kuat yang bisa bertahan.
Friday, April 8, 2011
Relativitas dan Keabsolutan
Hualllooooooo.....!
Pagi hari ini saya tiba-tiba terpikir kata "relativitas". Hmmm.... Tadinya sempat terpikir untuk membahas teori relativitas punya Mbah Einstein, tapi di tengah jalan saya merasa kesulitan untuk ngubek-ubek teori itu. *Ya iyalah, wong pakar fisika saja masih jarang yang meneliti tentang relativitas, apalagi yang dihubungkan dengan gravitasi.* Jadi, daripada gak ada yang ditulis, maka saya memandang relativitas dari kehidupan sehari-hari saja ya, sebisa saya. Yuk mari!
Dalam kacamata saya, seluruh hal di dunia ini bisa dibagi berdasarkan relativitas dan keabsolutan. Keabsolutan berada pada kutub yang berlawanan dengan relativitas, dimana tingkat relativitas saya terjemahkan berkisar antara angka 0 (nol) hingga satu alias absolut. *Sok ilmiah*.
Thursday, April 7, 2011
Enemy
If ignorant both of your enemy and yourself, you are certain to be in peril. -Sun Tzu-
Mendefinisikan siapa atau apa musuh kita adalah suatu hal yang penting dalam memenangkan permainan. Manusia biasanya mengidentifikasi musuh dengan sesuatu yang berada di luar dirinya. Tapi, masih ingat dengan perkataan orang bijak bahwa "musuh terbesar adalah diri sendiri" ? Yah, saya pikir, langkah terpenting dalam mengalahkan musuh adalah mengenali diri sendiri, karena dengan memetakan kekuatan dan kelemahan diri, maka kita dapat menentukan strategi. Sayangnya, mengenali diri sendiri terkadang lebih sulit daripada mengenali musuh lain.
Monday, April 4, 2011
Death
Gara-gara banyak baca berita pembunuhan akhir-akhir ini, jadi berpikir tentang kematian. Semua orang pasti akan mati. Jadi, secara logika, seharusnya kita (manusia) tak usah takut terhadap kematian kan? Kemana saja kita melangkah, disana ada ancaman kematian. Tak peduli dengan cara dibunuh, atau mati karena sakit, semua orang pasti akan mati. Tak peduli sehebat apapun prestasinya, tak peduli seharum apapun namanya, semua orang akan mati. Jadi, ini 'cuma' soal waktu. Yang seharusnya ditakutkan bukanlah kematian, tapi kehidupan setelah kematian itu."Someone has to die in order that the rest of us should value life more." [Virginia Woolf, The Hours]
Friday, April 1, 2011
Materi, Materialisme & Materialistik
Materialisme dan materialistik adalah dua hal yang berbeda. Menurut KBBI, materialisme adalah pandangan hidup yg mencari dasar segala sesuatu yg termasuk kehidupan manusia di dl alam kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yg mengatasi alam indra. Kamus Oxford online menyatakan, materialisme adalah "a tendency to consider material possessions and physical comfort as more important than spiritual values" atau "the theory or belief that nothing exists except matter and its movements and modifications". Sedangkan materialistik adalah "excessively concerned with material possessions; money-oriented".
Sepanjang perjalanan hidup, saya melihat begitu banyak orang yang menilai manusia lain berdasarkan dari materi yang mereka tampilkan/miliki. Sayangnya, definisi sebagian besar dari mereka terhadap materi lebih cenderung kepada harta, baik berupa uang, properti pribadi, bahkan pakaian. Sehingga, mereka menilai keberadaan seorang manusia berdasarkan dari "materi" tersebut. Tak ayal, mereka yang dianggap menguasai "materi", dialah yang memiliki teman paling banyak.
Wednesday, March 30, 2011
Melongok Bentuk Investasi Yang 'Beda'?
Investasi? Ada berapa banyak sih bentuk investasi yang tersedia saat ini? Properti, saham, valuta asing, emas batang, hak kekayaan intelektual, obligasi, you name it! Tapi berapa banyak orang yang mempertimbangkan bentuk investasi yang disebutkan dalam hadits:
ŰčَÙْ ŰŁَŰšِÙ Ùُ۱َÙْ۱َŰ©َ ۱َ۶ِÙَ ۧÙÙَّÙُ ŰčَÙْÙُ ŰŁَÙَّ ۱َŰłُÙÙَ ۧÙÙَّÙِ Ű”َÙَّÙ Ű§ÙÙَّÙُ ŰčَÙَÙْÙِ ÙَŰłَÙَّÙ َ ÙَۧÙَ Ű„ِŰ°َۧ Ù َۧŰȘَ ۧÙْŰ„ِÙْŰłَۧÙُ ۧÙْÙَŰ·َŰčَ ŰčَÙ َÙُÙُ Ű„ِÙَّۧ Ù ِÙْ Ű«َÙٍَۧ۫ Ű”َŰŻَÙَŰ©ٌ ŰŹَۧ۱ِÙَŰ©ٌ ÙَŰčِÙْÙ ٌ ÙُÙْŰȘَÙَŰčُ ŰšِÙِ ÙَÙَÙَŰŻٌ Ű”َۧÙِŰٌ ÙَŰŻْŰčُÙ ÙَÙُ
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda, “Apabila seorang meninggal dunia, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak shalih yang mendoakan untuknya “.
Shahih Sunan Tirmidzi, no 1376. Shahih: Ahkam Al Janaiz (176), Al Irwa’ (1980) Muslim. Abu Isa berkata, “Hadits ini adalah hasan shahih”.
Hal yang saya tangkap dari hadits di atas adalah:
Monday, March 28, 2011
Ditampar Oleh Iqbal
Warning, membaca tulisan ini akan membuat Anda merasa campur aduk! :D
Buat kamu yang pemalas *eh, termasuk saya?*, kamu 'wajib' malu terhadap bocah bernama Muhammad Iqbal! Dia adalah pelayan di sebuah rumah makan sate di Tegal. Masih berusia 12 tahun, dengan cekatan ia melayani semua tamu plus bahasa yang santun dan senyum yang selalu mengembang.
Sosok Iqbal sangat mencolok bagi saya di warung sederhana itu.
Buat kamu yang pemalas *eh, termasuk saya?*, kamu 'wajib' malu terhadap bocah bernama Muhammad Iqbal! Dia adalah pelayan di sebuah rumah makan sate di Tegal. Masih berusia 12 tahun, dengan cekatan ia melayani semua tamu plus bahasa yang santun dan senyum yang selalu mengembang.
Sosok Iqbal sangat mencolok bagi saya di warung sederhana itu.
Muse
Jikalau ada yang bertanya, "Siapa wanita yang dapat membuat Mutya merasa 'keder'?", maka pikiran saya pertama kali akan melayang kepada Mbah Buyut Sastro.
Mbah Buyut merupakan tante dari Nenek, yang sedari muda telah berkelana untuk menjalani kehidupan sebagai entrepreneur. Semasa penjajahan Belanda, ketika orang-orang di sekitar rumahnya mengungsi, Mbah Buyut punya pemikiran lain. Ia berkata kepada kakaknya, ibu dari Nenek saya, untuk menjual panci, jarik, atau apa saja yang ada di rumah itu yang bisa dijual sebagai modal berdagang. Setelah uang cukup terkumpul, ia pergi mengajak Nenek saya merantau ke Solo untuk berdagang batik.
Mbah Buyut merupakan tante dari Nenek, yang sedari muda telah berkelana untuk menjalani kehidupan sebagai entrepreneur. Semasa penjajahan Belanda, ketika orang-orang di sekitar rumahnya mengungsi, Mbah Buyut punya pemikiran lain. Ia berkata kepada kakaknya, ibu dari Nenek saya, untuk menjual panci, jarik, atau apa saja yang ada di rumah itu yang bisa dijual sebagai modal berdagang. Setelah uang cukup terkumpul, ia pergi mengajak Nenek saya merantau ke Solo untuk berdagang batik.
Friday, March 25, 2011
A Letter To Future Me
Dear future Mutya,
Ingat, sekeras apapun usahamu untuk meraih sesuatu, selalu ada faktor keterlibatan Allah di dalamnya. Maka, jika kamu gagal meraihnya, padahal sudah berupaya sedemikian rupa, kata yang terucap pertama kali haruslah "Alhamdulillah". Kenapa? Karena sesungguhnya Allah lebih mengetahui keadaan yang terbaik untukmu, dan manusia terkadang tidak mengetahui bahwa itu adalah bentuk perwujudan kasih sayang-Nya.
Ingat, sekeras apapun usahamu untuk meraih sesuatu, selalu ada faktor keterlibatan Allah di dalamnya. Maka, jika kamu gagal meraihnya, padahal sudah berupaya sedemikian rupa, kata yang terucap pertama kali haruslah "Alhamdulillah". Kenapa? Karena sesungguhnya Allah lebih mengetahui keadaan yang terbaik untukmu, dan manusia terkadang tidak mengetahui bahwa itu adalah bentuk perwujudan kasih sayang-Nya.
Saturday, March 19, 2011
Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah salah satu modal untuk bisa 'bertahan hidup' di dunia ini dan bekal untuk bisa selamat di dunia nanti :D (Mutya, 2011)
Lessons Learned From Al Baqarah 62-74 (Taken From Al Mishbah)
Ayat 62:
Melalui ayat ini, Allah memberi jalan keluar sekaligus ketenangan kepada mereka yang bermaksud memperbaiki diri. Ini sejalan dengan kemurahan Allah yang selalu membuka pintu bagi hamba-hamba-Nya yang insaf *Masih ingat penjelasan tentang ayat bahwa Allah itu juga 'bertaubat' & sifat ar-Rahmann dan ar-Rahiim?* Kepada mereka disampaikan bahwa jalan untuk meraih ridha Allah bagi mereka serta bagi umat-umat lain, hanyalah iman kepada Allah dan dan hari Kemudian serta beramal saleh.
Karena itu, ditegaskannya bahwa: Sesungguhnya orang-orang yang mengaku beriman kepada Nabi Muhammad saw., orang-orang Yahudi yang mengaku beriman kepada Nabi Muusaa as., dan orang-orang Nasrani yang mengaku beriman kepada 'Iisaa as., dan orang-orang Shabi'in, kaum musyrik atau penganut agama dan kepercayaan lain, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian, sebagaimana dan sesuai dengan segala unsur keimanan yang diajarkan Allah melalui para nabi, serta beramal saleh yang bermanfaat dan sesuai dengan nilai-nilai yang ditetapkan Allah, maka untuk mereka pahala amal-amal saleh mereka yang tercurah di dunia ini dan tersimpan hingga di akhirat nanti di sisi Tuhan Pemelihara dan Pembimbing mereka, serta atas kemurahan-Nya: tidak ada kekhawatiran terhadap mereka menyangkut sesuatu apa pun yang akan datang, dan tidak pula mereka bersedih hati menyangkut sesuatu yang telah terjadi.
Ayat ini dimulai dengan kata inna/sesungguhnya, untuk menampik dugaan bahwa kecaman dan siksa pada uraian ayat-ayat yang lalu tertuju kepada semua Bani Israa'iil.
"Sementara sahabat-sahabat saya heran ketika saya sampaikan bahwa pada saat berada di Roma saya berkunjung ke kuburan Petrus untuk memeroleh berkatnya karena Beliau adalah salah seorang hawaariyyiin (sahabat Nabi 'Iisaa as. yang setia)" - Ibn 'Aasyur ketika menafsirkan ayat ini-
Yang dimaksud dengan kata haaduu adalah orang-orang Yahudi atau yang beragama Yahudi. Dalam Bahasa Arab disebut yahuud. Sementara ulama berpendapat bahwa kata ini terambil dari bahasa Ibrani yaitu yahudz. Penamaan tersebut, menurut Thaahir Ibn 'Aasyuur, baru dikenal jauh setelah kematian Nabi Sulaimaan as. sekitar 975 SM. Quraish mengamati bahwa Al Qur'an tidak menggunakan kata yahuud kecuali dalam konteks kecaman. Agaknya itulah sebabnya ayat ini menggunakan haaduu, dibandingkan yahuud.
Thaahir Ibn 'Aasyuur berpendapat lain. Menurutnya, kerajaan Bani Israa'il terbagi dua kerajaan setelah kematian Nabi Sulaimaan as., yaitu:
1) Kerajaan Rahbi'aam (putra Nabi Sulaimaan) dengan ibu kota Yerusalem. Pengikutnya cucu Yahuudza dan cucu Benyamin.
2) Kerajaan Yurbi'aam (putra Banaath) salah satu anak buah Nabi Sulaimaan yang gagah berani dan diserahi oleh Beliau kekuasaan yang berpusat di Samirah. Yurbi'aam bergelar raja Israa'iil. Masyarakatnya sangat bejat dan menghaburkan ajaran agama. Mereka menyembah berhala dan kekuasaan mereka diporaporandakan, bahkan mereka diperbudak *apakah mereka ini yang disebut dalam ayat 49?* sehingga kerajaan ini punah setelah 250 tahun. Sejak itu, hanya ada kekuasaan dan kerajaan Bani Israa'iil dari Rahbi'aam yang bertahan hingga 120 SM. Mereka dihancurkan oleh Adrian, salah satu penguasa imperium Romawi, yang mengusir mereka sehingga terpencar kemana-mana.
Agaknya, keturunan kerajaan Rahbi'aam itulah yang disebut dengan haadu, dan karena itu ayat ini menggunakan redaksi itu walaupun pada akhirnya kata haadu mencakup semua yang beragama Yahudi.
Kata an-nashaara terambil dari kata naashirah, suatu wilayah di Palestina, dimana Maryam dibesarkan. Dari Naashirah, Maryam dalam keadaan mengandung 'Iisaa as. menuju ke Bait al-Maqdis, tetapi sebelum tiba, Maryam melahirkan di Betlehem. 'Iisaa as. digelari Yasuu oleh Banii Israa'iil dan pengkikutnya dinamai nashaaraa yang merupakan bentuk jamak dari kata nashry atau naashiry.
Beberapa pendapat tentang kata ash-shaabi'iin:
Melalui ayat ini, Allah memberi jalan keluar sekaligus ketenangan kepada mereka yang bermaksud memperbaiki diri. Ini sejalan dengan kemurahan Allah yang selalu membuka pintu bagi hamba-hamba-Nya yang insaf *Masih ingat penjelasan tentang ayat bahwa Allah itu juga 'bertaubat' & sifat ar-Rahmann dan ar-Rahiim?* Kepada mereka disampaikan bahwa jalan untuk meraih ridha Allah bagi mereka serta bagi umat-umat lain, hanyalah iman kepada Allah dan dan hari Kemudian serta beramal saleh.
Karena itu, ditegaskannya bahwa: Sesungguhnya orang-orang yang mengaku beriman kepada Nabi Muhammad saw., orang-orang Yahudi yang mengaku beriman kepada Nabi Muusaa as., dan orang-orang Nasrani yang mengaku beriman kepada 'Iisaa as., dan orang-orang Shabi'in, kaum musyrik atau penganut agama dan kepercayaan lain, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian, sebagaimana dan sesuai dengan segala unsur keimanan yang diajarkan Allah melalui para nabi, serta beramal saleh yang bermanfaat dan sesuai dengan nilai-nilai yang ditetapkan Allah, maka untuk mereka pahala amal-amal saleh mereka yang tercurah di dunia ini dan tersimpan hingga di akhirat nanti di sisi Tuhan Pemelihara dan Pembimbing mereka, serta atas kemurahan-Nya: tidak ada kekhawatiran terhadap mereka menyangkut sesuatu apa pun yang akan datang, dan tidak pula mereka bersedih hati menyangkut sesuatu yang telah terjadi.
Ayat ini dimulai dengan kata inna/sesungguhnya, untuk menampik dugaan bahwa kecaman dan siksa pada uraian ayat-ayat yang lalu tertuju kepada semua Bani Israa'iil.
"Sementara sahabat-sahabat saya heran ketika saya sampaikan bahwa pada saat berada di Roma saya berkunjung ke kuburan Petrus untuk memeroleh berkatnya karena Beliau adalah salah seorang hawaariyyiin (sahabat Nabi 'Iisaa as. yang setia)" - Ibn 'Aasyur ketika menafsirkan ayat ini-
Yang dimaksud dengan kata haaduu adalah orang-orang Yahudi atau yang beragama Yahudi. Dalam Bahasa Arab disebut yahuud. Sementara ulama berpendapat bahwa kata ini terambil dari bahasa Ibrani yaitu yahudz. Penamaan tersebut, menurut Thaahir Ibn 'Aasyuur, baru dikenal jauh setelah kematian Nabi Sulaimaan as. sekitar 975 SM. Quraish mengamati bahwa Al Qur'an tidak menggunakan kata yahuud kecuali dalam konteks kecaman. Agaknya itulah sebabnya ayat ini menggunakan haaduu, dibandingkan yahuud.
Thaahir Ibn 'Aasyuur berpendapat lain. Menurutnya, kerajaan Bani Israa'il terbagi dua kerajaan setelah kematian Nabi Sulaimaan as., yaitu:
1) Kerajaan Rahbi'aam (putra Nabi Sulaimaan) dengan ibu kota Yerusalem. Pengikutnya cucu Yahuudza dan cucu Benyamin.
2) Kerajaan Yurbi'aam (putra Banaath) salah satu anak buah Nabi Sulaimaan yang gagah berani dan diserahi oleh Beliau kekuasaan yang berpusat di Samirah. Yurbi'aam bergelar raja Israa'iil. Masyarakatnya sangat bejat dan menghaburkan ajaran agama. Mereka menyembah berhala dan kekuasaan mereka diporaporandakan, bahkan mereka diperbudak *apakah mereka ini yang disebut dalam ayat 49?* sehingga kerajaan ini punah setelah 250 tahun. Sejak itu, hanya ada kekuasaan dan kerajaan Bani Israa'iil dari Rahbi'aam yang bertahan hingga 120 SM. Mereka dihancurkan oleh Adrian, salah satu penguasa imperium Romawi, yang mengusir mereka sehingga terpencar kemana-mana.
Agaknya, keturunan kerajaan Rahbi'aam itulah yang disebut dengan haadu, dan karena itu ayat ini menggunakan redaksi itu walaupun pada akhirnya kata haadu mencakup semua yang beragama Yahudi.
Kata an-nashaara terambil dari kata naashirah, suatu wilayah di Palestina, dimana Maryam dibesarkan. Dari Naashirah, Maryam dalam keadaan mengandung 'Iisaa as. menuju ke Bait al-Maqdis, tetapi sebelum tiba, Maryam melahirkan di Betlehem. 'Iisaa as. digelari Yasuu oleh Banii Israa'iil dan pengkikutnya dinamai nashaaraa yang merupakan bentuk jamak dari kata nashry atau naashiry.
Beberapa pendapat tentang kata ash-shaabi'iin:
- Terambil dari kata shaba' yang berarti muncul dan tampak.
- Bermakna penyembah binatang
- Terambil dari kata saba', daerah di Yaman dimana Ratu Balqis pernah berkuasa dan penduduknya menyembah matahari dan bintang.
- Terambil dari bahasa Arab yang digunakan oleh penduduk Mesopotamia di Irak.
Friday, March 18, 2011
TVRI, Nasibmu Kini....
Logo TVRI Jadul. Masih terngiang tag line-nya sampai sekarang :D |
Kalau nonton TVRI, saya suka gemes deh. Gimana gak gemes? Acaranya mereka itu kontennya padat berisi, tapi kemasannya hiiiii...... Coba perhatikan:
1. Kualitas gambar yang dihasilkan, *pencahayaannya itu loh*. Mereka pakai kamera jenis apa sih? Kenapa gak bisa setara dengan kualitas gambar yang dihasilkan oleh stasiun TV swasta *bahkan M*C sekalipun*?
2. Presenter yang digunakan. Saya tidak meragukan kualitas intelektual para presenternya, tapi bisakah mereka menggunakan presenter yang lebih muda dan enerjik? Oke, memang ada beberapa pembaca berita yang tergolong masih muda. Tapi itu cuma segelintir kan? Tolong juga masalah wardrobe..... Come on, there's a wardrobe malfunction for the presenters! Coba ya, Bapak Ibu untuk menggunakan baju yang sesuai dengan jaman sekarang..... Untuk menjaring pemirsa yang lebih banyak, urusan penampilan bisa menjadi salah satu catatan penting. Bandingkan dengan dua stasiun TV berita yang lain, dalam hal penampilan, mereka lebih unggul kan? Tak ada dana? Kan bisa meng-approach toko semacam The Acc*nt, atau N*xt, atau malah M*rk & Sp*ncer mungkin. Ehehehe....
3. Iklannya mana? Apa ketentuannya masih melarang mereka untuk menarik iklan? Oh, kalau gitu ntar wardrobenya gak bisa pinjam dari toko-toko yang saya sebutkan di atas. Kalau tidak ada iklan, bagaimana neraca keuangan mereka bisa surplus? --Itupun kalau surplus--
TVRI, saya ini penggemar kamu loh. Acara kamu mendidik dan sarat dengan ilmu. Malah bisa dijadikan sebagai counter attack dari beberapa media yang you-know-lah. Tapi kalau kamu seperti ini terus, bagaimana nasibmu kelak 10 tahun kemudian? Anak-anak saya bisa-bisa gak pernah menemukan TVRI lagi....
Market Value
Saya tidak pernah bertemu dengan Kakek saya, tapi ada salah satu pelajaran yang bisa saya ambil dari Beliau, yaitu tentang pentingnya peran pasar dalam kehidupan bermasyarakat.
"Kakek kamu itu, kalau pergi ke suatu daerah, pasti perginya ke pasar.", kata Ibu
Pemikiran saya sewaktu muda, "Ya iyalah, wong namanya juga pedagang yang dituju pertama kali pasti pasarnya.". Cuma itu....
Sekarang, saya memahami bahwa pasar bukan hanya tempat untuk berdagang. Ia lebih dari itu. Pasar adalah suatu tempat dimana kita bisa melihat kebudayaan setempat mengenai tata cara tawar-menawar produk; bahasa lokal; pakaian masyarakat; maupun produk unggulan di daerah itu. Dari pasar, kita juga bisa melihat peluang bisnis serta menilai etos kerja orang-orang di dalamnya. Pasar tradisional itu sebenarnya cukup menyenangkan, tapi pasar tradisional di Indonesia itu jarang sekali yang tempatnya dikelola dengan baik. Air comberan ada dimana-mana, kebersihan lapak juga tidak terlalu diperhatikan, penerangan juga seadanya. Mungkin, suatu hari nanti, kita bisa punya pasar tradisional yang dikelola dengan baik..... Hmmm.... Gimana kalau pengelolaannya diberikan kepada pihak swasta?
Gambar dari sini
Sepakat & Sepaham
Saya pikir, 'sepakat' dan 'sepaham' itu berbeda. Buat saya, kata sepakat itu biasanya mengacu pada persetujuan mendekati 100% terhadap misi. Sedangkan kata sepaham, yang sama adalah visinya, tapi misinya bisa berbeda. Dalam kata sepaham, ada ruang yang lebih luas untuk menyikapi perbedaan yang ada.
#Sedang berpura-pura menjadi sastrawan yang merangkap menjadi ahli HR
#Sedang berpura-pura menjadi sastrawan yang merangkap menjadi ahli HR
Monday, March 14, 2011
Monolog: Mobil Mewah Plat Merah
Brum brum brum......
Aku: Eh, Jeng, ngapain bengong? Ati-ati, ntar kesambet lho!
Saya: Hus! Sembarangan! Itu tadi saya takjub dengan mobil merek kuda jingkrak, platnya merah lho.... Pemiliknya mau nyamain warna mobil sama warna platnya mungkin *cengar cengir*
Aku: Opo?! Mosok? Gak ada itu sejarahnya nyamain warna mobil sama warna plat, yang ada justru sebaliknya
Saya: Huuuuu...... Kamu ini gak gaul! Tuh buktinya ada mobil & plat yang berwarna kuning.
Aku: Woi, melenceng dari topik Bu! Kita ini lagi ngebahas semakin banyaknya mobil mewah berplat merah, bukan mobil rakyat berplat kuning. Jengkel deh aku ngelihat mobil-mobil mewah berplat merah yang semakin banyak di jalanan!
Saya: Lho, kenapa jengkel, Jeng? Itu kan bagian dari kompensasi mereka atas jabatan yang diterima...
Aku: Eh, Jeng, ngapain bengong? Ati-ati, ntar kesambet lho!
Saya: Hus! Sembarangan! Itu tadi saya takjub dengan mobil merek kuda jingkrak, platnya merah lho.... Pemiliknya mau nyamain warna mobil sama warna platnya mungkin *cengar cengir*
Aku: Opo?! Mosok? Gak ada itu sejarahnya nyamain warna mobil sama warna plat, yang ada justru sebaliknya
Saya: Huuuuu...... Kamu ini gak gaul! Tuh buktinya ada mobil & plat yang berwarna kuning.
Aku: Woi, melenceng dari topik Bu! Kita ini lagi ngebahas semakin banyaknya mobil mewah berplat merah, bukan mobil rakyat berplat kuning. Jengkel deh aku ngelihat mobil-mobil mewah berplat merah yang semakin banyak di jalanan!
Saya: Lho, kenapa jengkel, Jeng? Itu kan bagian dari kompensasi mereka atas jabatan yang diterima...
Sunday, March 13, 2011
A Tribute to Darsem
Akhir-akhir ini, pikiran saya melayang kepada Mbak Darsem, seorang TKI yang dijatuhi hukuman pancung karena membunuh majikannya. Berdasarkan berita yang beredar, Mbak Darsem membunuh majikannya karena ia berusaha membela diri akibat hendak diperkosa oleh sang majikan.
Memang, Mbak Darsem telah 'dimaafkan' oleh keluarga korban meskipun diharuskan membayar diyat. Tapi saya bingung, siapa sebenarnya korban dalam kasus ini? Apakah Mbak Darsem bisa dikategorikan bersalah karena membela diri? Lha, kalau dia bersalah karena hendak mempertahankan kehormatan diri, lalu apa tindakan yang benar yang seharusnya dilakukan Mbak Darsem? Sebenarnya hukum Islam itu bagaimana? Apakah tidak mempertimbangkan adanya pengakuan dari Mbak Darsem bahwa ia hendak dinodai oleh majikan?
Dibalik semua kesedihan yang mungkin mengiringi kasus ini, terselip suatu pemikiran bahwa Allah sayang sekali dengan Mbak Darsem. Buktinya, terdapat orang-orang yang bahu membahu membebaskan Mbak Darsem dan mungkin, hampir sebagian besar dari mereka tidak pernah bertemu langsung dengan Mbak Darsem. Berdasarkan berita yang saya lihat di internet, dana yang terkumpul hampir memenuhi permintaan yang diajukan keluarga korban. Wahai Mbak Darsem, tetaplah tersenyum. Allah tidak tidur :)
Gambar diambil dari sini
Indoktrinasi
Setiap manusia, dibekali akal dan hati untuk menerjemahkan info yang ia terima. Ingatan saya terbang beberapa tahun yang lalu, ketika melihat spanduk bertuliskan, "Selamat datang, putra-putri terbaik bangsa". Kata-kata dalam spanduk itu juga didengungkan di ruangan kelas. Tak hanya di fakultas saya, kata-kata itu juga terdengar di berbagai jurusan, berdasarkan penuturan teman-teman saya.
Empat tahun kemudian, saya mendengar cerita bahwa pasukan gajah yang 'berkuasa' di sebuah perusahaan MNC mempunyai persamaan dalam hal sikap, yaitu arogan. Memang, saya sudah jamak mendengar berita seperti ini, bahwa ada kasak-kusuk di antara para head hunter bahwa itulah pencitraan pasukan gajah.
Ijinkan saya bertanya kepada Anda yang telah didoktrin "Putra-putri terbaik bangsa", apa yang Anda pikirkan ketika mendengar hal itu? Salah satu hal yang saya ada di pikiran saya ketika mendapat doktrin itu adalah setiap putra-putri terbaik bangsa mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan mereka yang kurang beruntung. Tanggung jawab kepada rakyat/bangsa, bukan hanya memperkaya diri.
Gue: "Hei, anak dan istri juga termasuk rakyat!"
Saya: *tepok jidat*
Empat tahun kemudian, saya mendengar cerita bahwa pasukan gajah yang 'berkuasa' di sebuah perusahaan MNC mempunyai persamaan dalam hal sikap, yaitu arogan. Memang, saya sudah jamak mendengar berita seperti ini, bahwa ada kasak-kusuk di antara para head hunter bahwa itulah pencitraan pasukan gajah.
Ijinkan saya bertanya kepada Anda yang telah didoktrin "Putra-putri terbaik bangsa", apa yang Anda pikirkan ketika mendengar hal itu? Salah satu hal yang saya ada di pikiran saya ketika mendapat doktrin itu adalah setiap putra-putri terbaik bangsa mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan mereka yang kurang beruntung. Tanggung jawab kepada rakyat/bangsa, bukan hanya memperkaya diri.
Gue: "Hei, anak dan istri juga termasuk rakyat!"
Saya: *tepok jidat*
Monday, March 7, 2011
Loro Blonyo: When Two Become One (Just A Thought)
Sudah beberapa waktu ini pikiran saya serasa kepentok dengan pembahasan antara wanita dan pernikahan. Siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini? Mari kita bahas:
1. Film Mona Lisa Smile
Film yang dibintangi oleh Julia Roberts, Julia Stiles, Kirsten Dunst, Maggie Gylenhall serta Ginnifer Goodwin ini menceritakan perjuangan seorang guru seni pada tahun 1950-an untuk mengubah pola pikir siswi-siswinya. Ada beberapa hal yang menarik dari film ini, a) film ini mengangkat kisah bahwa gambaran wanita yang sempurna adalah mereka yang telah menikah dan bersikap sangat 'berhati-hati' (mirip dengan wanita-wanita dari lulusan J*hn R*b*rt P*w*r. hehehehe...)
Sunday, March 6, 2011
Wanita & Prestasi
Prestasi terbesar yang bisa dicapai oleh wanita adalah mendidik generasi penerus yang dapat menghadapi tantangan jaman dan berkualitas baik. -Mutya, 2011-
Subscribe to:
Posts (Atom)