Friday, April 8, 2011
Relativitas dan Keabsolutan
Hualllooooooo.....!
Pagi hari ini saya tiba-tiba terpikir kata "relativitas". Hmmm.... Tadinya sempat terpikir untuk membahas teori relativitas punya Mbah Einstein, tapi di tengah jalan saya merasa kesulitan untuk ngubek-ubek teori itu. *Ya iyalah, wong pakar fisika saja masih jarang yang meneliti tentang relativitas, apalagi yang dihubungkan dengan gravitasi.* Jadi, daripada gak ada yang ditulis, maka saya memandang relativitas dari kehidupan sehari-hari saja ya, sebisa saya. Yuk mari!
Dalam kacamata saya, seluruh hal di dunia ini bisa dibagi berdasarkan relativitas dan keabsolutan. Keabsolutan berada pada kutub yang berlawanan dengan relativitas, dimana tingkat relativitas saya terjemahkan berkisar antara angka 0 (nol) hingga satu alias absolut. *Sok ilmiah*.
Sebagai contoh, jika harga yang tertera dalam price tag adalah Rp 50,000 itu adalah absolut. Tapi penerimaan orang-orang terhadap harga itu bisa bersifat relatif. Harga Rp 50,000 untuk secangkir kopi bisa dipersepsi murah maupun mahal. Itu bergantung pada tingkat pendapatan, life style, dan jenis barang yang dijual itu sendiri.
Pun dengan Qur'an. Al Qur'an adalah suatu hal yang absolut, yang terjaga kemurniannya hingga akhir jaman. Tapi penafsiran terhadap Al Qur'an bersifat relatif, karena yang satu dengan yang lain akan menerjemahkan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
Soal keabsolutan dan relativitas ini juga merambah masalah komunikasi dan kepemimpinan. Pernah melihat seorang pemimpin yang feodal, yang memaksakan pendapatnya? Itu saya kategorikan sebagai tipe orang yang "absolut". Kenapa? Karena dia tidak memberikan ruang untuk relativitas dari orang lain. Orang tipe "absolut" ini lebih mudah ditemui daripada orang yang bertipe "relatif".
Meskipun Einstein mengategorikan waktu bersifat relatif, saya tetap melihatnya sebagai sesuatu yang absolut/konstan. *Siap-siap dimarahi ahli fisika*. Yah, 24 jam waktu Bumi itu saya anggap konstan. Maka, yang seharusnya diubah adalah variabel kecepatan dan jarak. Anggap saja ini berhubungan dengan perwujudan mimpi. Jika waktu dianggap konstan bagi seluruh manusia, maka yang membedakan seorang dengan yang lain adalah jarak dari kondisinya saat ini dengan keadaan yang diimpikan serta kecepatannya dalam mewujudkan mimpi tersebut.
Jika faktor kekuasaan adalah absolut, maka yang bersifat relatif adalah bagaimana cara seseorang memanfaatkan kekuasaannya tersebut.
Yah, sekali lagi, buat saya dunia itu terbagi atas relativitas dan keabsolutan. Ini hanya sekedar pengingat buat saya bahwa ketika saya memandang sesuatu bersifat absolut, selalu ada hal yang bersifat relatif. Oleh karena itu, saya sebaiknya menyediakan ruang untuk relativitas tersebut untuk menjaga "kestabilan" kondisi. *Eh, stabilitas termasuk absolut gak ya? :D*
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
quote sedikit dari blog saya:
ReplyDelete==============================================
Teori Relativitas Umum menggambarkan alam semesta sebagai hubungan antara materi dan geometri ruang-waktu (spacetime). John Wheler menyederhanakan Teori Relativitas Umum Einstein ini dalam satu kalimat: Materi membuat ruang-waktu melengkung (curved), dan ruang-waktu membuat materi bergerak (motion). Kombinasi geometri-materi inilah yang kita rasakan sebagai gravitasi. Teori Relativitas Umum menjelaskan interaksi pada skala makro atau tingkat kasat mata, misalnya peredaran planet, bintang, dan galaksi. Massa mempengaruhi bentuk kontur dimensi ruang-waktu, dan bentuk kontur dimensi ruang-waktu mempengaruhi massa untuk bergerak. Dari relativitas umum, Einstein juga mengeluarkan Relativitas Khusus.
Dua postulat yg mendasari Teori relativitas khusus Einstein , yaitu:
1. The laws of physics are the same in all inertial frames of reference
2. The speed of light in free space has the same value in all frames of reference
Akhirnya kita kenal relativitas khusus, diantaranya adalah:
1. Dilatasi waktu: A moving clock ticks more slowly than a clock at rest.
2. Kontraksi Panjang: faster means shorter
3. Relativitas massa: Rest is least
Teori Relativitas berujung pada penemuan bom atom yg menjadikan paruh kedua abad 20 sebagai lapangan balap menuju kehancuran, ketika dua Negara adidaya (Amerika dan Rusia) belomba-lomba mengembangkan persenjataan nuklir. Sedangkan aplikasi teori kuantum menghasilkan akselerasi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, juga pada paruh abad yang sama, yg berujung pada tergelarnya Internet yg membongkar batas-batas antar Negara dan skr udah ada HP, PDA dll.
Dalam bahasa sehari-hari teori relativitas berujung pada keniscayaan atau kepastian, sedangkan teori kuantum berujung pada kebetulan atau ketidakpastian. Dalam bahasa filsafat, kedua teori tersebut berujung pada bangkitnya kembali perdebatan antara aliran determinisme dan indeterminisme: pandang serba pasti dan serba tak pasti.
Pandangan determinisme mengatakan segala sesuatu, termasuk perbuatan manusia, mengikuti hukum sebab akibat yang pasti, ketika masa depan, jika kita mempunyai pengetahuan yg cukup tentang masa kini, dapat dihitung dan diramalkan. Pandangan indeterminisme memandang segalanya serba tak pasti. Kebebasan manusia menunjukkan ketidakpastian itu dengan jelas.
==============================================
hehe, maaf ya kalo ga nyambung :D
Woooooh, keren sekali pembahasannya tentang Teori Relativitas! *bengong*
ReplyDeleteNtar saya mengadakan kunjungan balasan ke blog Anda ya!
alhamdulillah ada yang bilang keren. terima kasih ^^.
ReplyDeleteblog yg di blogsp[oy udah obsolet, yang ini yang masih update http://tinyurl.com/4xzsbun