Friday, December 10, 2010
Mimpi-Mimpi
Setiap kali saya menetapkan sebuah mimpi, ada perasaan yang rumit menetap dalam diri. Sebuah perasaan senang luar biasa, khawatir, serta muncul denyar jantung yang memadukan keduanya. Mungkin orang bisa menyebutnya adrenalin.
Menariknya, saya memiliki sebuah kebiasaan untuk berpikir menyiapkan diri jika cita tak dapat diraih. Saya tipe orang yang cenderung optimis, tapi saya harus berusaha sekuat tenaga untuk menyuruh hati agar tetap realistis. Ya, hati. Bukan logika. Karena logika saya biasanya memilih bersikap apatis *huehehe*.
Akhir-akhir ini, perang antara logika dan hati saya semakin seru. Hal ini dikarenakan munculnya peluang yang semakin besar dalam mewujudkan berbagai mimpi saya. Seolah mimpi-mimpi itu sudah terlihat warnanya, tapi belum jelas bentuknya. Seolah ia menunggu untuk diraih sedikit lagi. Ah, luar biasa menyenangkan dan mendebarkan.
Jika saya dapat menggambarkan aroma dari semangat yang timbul dari mimpi, maka saya akan memilih aroma vanilla yang bercampur dengan hangatnya aroma kue yang baru saja dipanggang dengan almond dan kayu manis serta dicampur aroma teh melati. Bingung bagaimana jadinya? Hahaha.... Tak perlu, karena aroma semangat itu berbeda bagi tiap orang.
Dan oh.... Semakin hari aroma itu semakin tajam, dan semakin menimbulkan sensasi yang hmmm... tak terlukiskan.
#Ditulis pada sebuah malam yang makin larut karena mabuk aroma semangat dan sedang dalam masa labil karena melihat peluang mewujudkan hampir sebagian besar mimpi-mimpi semakin besar. Bersyukur karena nikmat-Nya yang semakin deras mengalir dan masih saja terkagum-kagum serta terheran-heran atas kerja Sang Pencipta :)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment