1. Pengobatan alternatif, terutama Traditional Chinese Medicine (TCM) maupun akupuntur. Sejak kecil, saya sudah berprofesi sebagai pemijat khusus untuk keluarga besar saya. Nah, sewaktu kuliah, daftar pasien saya bertambah, yaitu teman-teman kuliah, terutama yang sekelas. Banyak yang berkata, 'Kenapa gak buka praktek aja, Mut?'
Hmmm, buka praktek.... Emang ilmu saya seberapa, kok berani buka praktek? Pikir saya waktu itu. Nah, berawal dari pemikiran bahwa ilmu saya masih cethek, makanya saya tertarik banget untuk bisa mempelajari pengobatan alternatif. Tadinya, saya sempat dikasih buku tentang reiki oleh kakak kelas saya. Saya lupa judulnya apa dan siapa pengarangnya. Buku tersebut berbahasa Inggris dan nampaknya dibeli dari luar negeri. Dia sangat bersemangat memberikan buku ini kepada saya, dengan harapan saya bisa mempraktekkan reiki untuk menunjang profesi saya sebagai tukang pijat. Berhubung ritualnya rada aneh menurut saya, terutama di bagian meditasi, maka saya tak jadi mempraktekkan reiki.
Terkait dengan meditasi, saya punya sejarah buruk. Tubuh saya menolak meditasi yang mengharuskan untuk mengosongkan pikiran. Pernah mencoba selama 3-7 hari, ternyata malah kondisi saya memburuk. Ya sudah, sejak itu saya selalu say goodbye, untuk meditasi semacam itu.
Nah, kenapa tertarik dengan TCM & akupuntur? Ini kemungkinan berkaitan juga dengan asal usul saya. Ibu saya memiliki garis keturunan dari Negeri Tiongkok. Selain itu, saya sudah sering mendengar kehebatan ramuan China. Saya ingin sekali bisa belajar TCM di Xinjiang. Lho, kok Xinjiang? Bukankah itu daerah yang lebih dihuni oleh ras-ras Turki yang notabene memiliki budaya yang berbeda dengan suku Han (suku mayoritas penghuni daratan China)? Hahaha.... Ada alasan sentimental dan rasional mengenai itu.
- Di Xinjiang terdapat College of Traditional Chinese Medicine. College of TCM tersebut merupakan subsidiari dari Xinjiang Medical University (XMU). Berdasarkan data yang saya kumpulkan, pengobatan Xinjiang memiliki reputasi yang bagus, bahkan lebih bagus daripada sekedar TCM 'biasa'.
- Kuliner China terkenal sering memakai bahan makanan dari babi maupun arak masak. Nah, sebagai seorang muslim, saya akan lebih aman kalau belajar di Xinjiang karena mayoritas masyarakat Xinjiang beragama Islam dan restoran halal tersebar disana.
- Saya baru saja mendapat info kalau Ayah kemungkinan memiliki garis keturunan yang berasal dari Asia Tengah dan kemudian bermukim di Xinjiang dan salah satunya berprofesi sebagai tabib. Hahaha.... Jadi, saya mau membuktikan apakah gen dapat membawa pesan berupa ilmu/pengetahuan dari parental kepada turunannya (baca postingan sebelumnya). Meskipun, jarak antara saya dan kakek tabib itu berkisar 9-12 generasi. Hehehe...
Orang tua saya sebenarnya menyarankan untuk belajar ilmu TCM & akupuntur di dalam negeri dulu dengan para shinse. Tapi sampai sekarang, saya belum dapat info shinse mana yang mau menerima murid :D. Hmmm, tetap saja saya ingin pergi ke China untuk mempelajari TCM & akupuntur, sekalian mau melihat tempat nenek moyang dari kedua belah pihak serta The Great Wall. Hehehe....
2. Bahasa Mandarin & Bahasa Arab. Kalau Bahasa Mandarin, ya untuk mendukung belajar TCM sekalian buat dapat diskon kalau sedang berbelanja. Ehehehe.... Eh, seriusan lho bisa dapat diskon kalau belanja di tempat tertentu kalau menggunakan bahasa Mandarin, setidaknya istilah ceban (10 ribu) , no pek nggo (250), dll. (Sudah sering melihat kejadian ini). Sedangkan Bahasa Arab untuk mendukung saya mempelajari tafsir Qur'an. Kepengennya tahun 2025 nanti saya udah bisa menguasai 5 bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Basa Jawa, Bahasa Mandarin & Bahasa Arab. Huehehehe....
3. Batik. Wooo, I love Batik so much! Terutama batik Lasem, Cirebon & Madura (eh, atau lebih tepatnya Sidoarjo? Karena saya pernah membaca artikel bahwa batik Madura yang terkenal itu diproduksinya di daerah Sidoarjo. Batik itu sering disebut Batik Madura karena banyak konsumennya yang berasal dari Madura). Sedari SMP, saya bercita-cita pada usia 50 kelak saya akan menjadi juragan batik. Saya sudah membayangkan akan mengenakan kebaya & batik sebagai pakaian sehari-hari sambil berada di galeri batik saya yang dihiasi dengan gebyok dan dihibur dengan musik karawitan. Nah, minggu lalu, saya mendapatkan info tawaran untuk belajar batik mulai dari segi produksinya sampai pemasarannya dari seorang kolega Ayah saya. Semoga dalam waktu dekat, saya sudah mulai memegang canting dan siap menggores kain :) *Amiin Ya Rabb!*
4. Babad Tanah Jawi & Sejarah yang berkaitan dengan Wali Songo. Saya sangat tertarik untuk mempelajari lebih dalam tentang sejarah Nusantara, terutama yang berkaitan dengan Babad Tanah Jawi & Wali Songo. Ini sebenarnya juga ingin membuktikan teori dari Prof. Arysio Santos dalam bukunya yang berjudul Atlantis, The Lost Continent Finally Found bahwa Indonesia adalah Atlantis yang hilang itu dan Pulau Jawa serta Sumatera merupakan pusat peradabannya. *Jiiiii, proyek pribadi yang ambisius sekali! Untuk membuktikan suatu teori tak segampang itu Nona. Ckckckck* Sedangkan sejarah Wali Songo patut saya pelajari karena terkait dengan sistem penyebaran agama Islam di Nusantara dan mungkin bisa saya praktekkan di bidang pemasaran produk. Hehehehe....Oh ya, cerita Wali Songo sekarang sudah bisa dinikmati di layar kaca, di TPI, ups, MNC TV maksud saya :D
5. Kuliner! Ini untuk mendukung perkembangan Kebal-Kebul dan mungkin bisa dimanfaatkan untuk menyenangkan perut suami saya kelak. (Halah, calonnya saja belum ketemu udah gembar-gembor rencana ini itu)
Nah, berharapnya dalam jangka waktu 1-3 tahun, saya sudah bisa memulai proses belajar kelima hal di atas. Insya Allah :)
No comments:
Post a Comment