Confidence... thrives on honesty, on honor, on the sacredness of obligations, on faithful protection and on unselfish performance. Without them it cannot live. (Franklin Delano Roosevelt)Beberapa hari yang lalu saya menonton film 'Warm Springs' di HBO Signature *heu, kalo gak salah channel*. Saya terharu, berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis. Apa yang membuat saya, yang biasanya sangat membenci tangisan tak bermutu, menahan tangis? Bukan ketokohan mantan presiden US ke-32 yang terpilih 4 kali itu, bukan pula kehebatan Eleanor (istrinya) dalam mendampingi & mendukung karir Frank.
Saya terharu karena salah satu adegan ketika alumnus Harvard University itu menangis tak berdaya di hadapan istrinya. Hal itu menerbangkan ingatan saya setahun yang lalu di salah satu sudut kampus. Dimana sesosok orang yang saya kagumi, berjuang untuk menahan agar tangis tak pecah di sudut matanya. Tak peduli ketika itu ada banyak pasang mata yang mengintai kami dari jalanan di sekitar. Tak peduli bahwa reputasinya sebagai orang yang sangat disegani banyak orang, sedang berada dalam posisi yang rapuh. Ah, tapi nyatanya dalam perlombaan menahan tangis itu, saya yang kalah. Karena air mata saya lebih dulu mengalir dengan derasnya. Cengeng memang, dan saya semakin tak kuasa melihat sosok yang biasanya begitu tegar, dapat begitu rapuh di mata saya. Terkadang, rasa sesak menyusupi ketika teringat kejadian itu. Memang kisah sedih bukanlah kisah yang baik untuk disebar ke publik. Ini hanya sekadar pengingat, bahwa setegar apapun, manusia tetaplah manusia.
Didedikasikan untuk seorang sahabat yang begitu luar biasa, yang terkadang tak tahu seberapa besar kekuatannya.
No comments:
Post a Comment