Wednesday, March 30, 2011
Melongok Bentuk Investasi Yang 'Beda'?
Investasi? Ada berapa banyak sih bentuk investasi yang tersedia saat ini? Properti, saham, valuta asing, emas batang, hak kekayaan intelektual, obligasi, you name it! Tapi berapa banyak orang yang mempertimbangkan bentuk investasi yang disebutkan dalam hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ وَعِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُو لَهُ
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda, “Apabila seorang meninggal dunia, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak shalih yang mendoakan untuknya “.
Shahih Sunan Tirmidzi, no 1376. Shahih: Ahkam Al Janaiz (176), Al Irwa’ (1980) Muslim. Abu Isa berkata, “Hadits ini adalah hasan shahih”.
Hal yang saya tangkap dari hadits di atas adalah:
Monday, March 28, 2011
Ditampar Oleh Iqbal
Warning, membaca tulisan ini akan membuat Anda merasa campur aduk! :D
Buat kamu yang pemalas *eh, termasuk saya?*, kamu 'wajib' malu terhadap bocah bernama Muhammad Iqbal! Dia adalah pelayan di sebuah rumah makan sate di Tegal. Masih berusia 12 tahun, dengan cekatan ia melayani semua tamu plus bahasa yang santun dan senyum yang selalu mengembang.
Sosok Iqbal sangat mencolok bagi saya di warung sederhana itu.
Buat kamu yang pemalas *eh, termasuk saya?*, kamu 'wajib' malu terhadap bocah bernama Muhammad Iqbal! Dia adalah pelayan di sebuah rumah makan sate di Tegal. Masih berusia 12 tahun, dengan cekatan ia melayani semua tamu plus bahasa yang santun dan senyum yang selalu mengembang.
Sosok Iqbal sangat mencolok bagi saya di warung sederhana itu.
Muse
Jikalau ada yang bertanya, "Siapa wanita yang dapat membuat Mutya merasa 'keder'?", maka pikiran saya pertama kali akan melayang kepada Mbah Buyut Sastro.
Mbah Buyut merupakan tante dari Nenek, yang sedari muda telah berkelana untuk menjalani kehidupan sebagai entrepreneur. Semasa penjajahan Belanda, ketika orang-orang di sekitar rumahnya mengungsi, Mbah Buyut punya pemikiran lain. Ia berkata kepada kakaknya, ibu dari Nenek saya, untuk menjual panci, jarik, atau apa saja yang ada di rumah itu yang bisa dijual sebagai modal berdagang. Setelah uang cukup terkumpul, ia pergi mengajak Nenek saya merantau ke Solo untuk berdagang batik.
Mbah Buyut merupakan tante dari Nenek, yang sedari muda telah berkelana untuk menjalani kehidupan sebagai entrepreneur. Semasa penjajahan Belanda, ketika orang-orang di sekitar rumahnya mengungsi, Mbah Buyut punya pemikiran lain. Ia berkata kepada kakaknya, ibu dari Nenek saya, untuk menjual panci, jarik, atau apa saja yang ada di rumah itu yang bisa dijual sebagai modal berdagang. Setelah uang cukup terkumpul, ia pergi mengajak Nenek saya merantau ke Solo untuk berdagang batik.
Friday, March 25, 2011
A Letter To Future Me
Dear future Mutya,
Ingat, sekeras apapun usahamu untuk meraih sesuatu, selalu ada faktor keterlibatan Allah di dalamnya. Maka, jika kamu gagal meraihnya, padahal sudah berupaya sedemikian rupa, kata yang terucap pertama kali haruslah "Alhamdulillah". Kenapa? Karena sesungguhnya Allah lebih mengetahui keadaan yang terbaik untukmu, dan manusia terkadang tidak mengetahui bahwa itu adalah bentuk perwujudan kasih sayang-Nya.
Ingat, sekeras apapun usahamu untuk meraih sesuatu, selalu ada faktor keterlibatan Allah di dalamnya. Maka, jika kamu gagal meraihnya, padahal sudah berupaya sedemikian rupa, kata yang terucap pertama kali haruslah "Alhamdulillah". Kenapa? Karena sesungguhnya Allah lebih mengetahui keadaan yang terbaik untukmu, dan manusia terkadang tidak mengetahui bahwa itu adalah bentuk perwujudan kasih sayang-Nya.
Saturday, March 19, 2011
Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah salah satu modal untuk bisa 'bertahan hidup' di dunia ini dan bekal untuk bisa selamat di dunia nanti :D (Mutya, 2011)
Lessons Learned From Al Baqarah 62-74 (Taken From Al Mishbah)
Ayat 62:
Melalui ayat ini, Allah memberi jalan keluar sekaligus ketenangan kepada mereka yang bermaksud memperbaiki diri. Ini sejalan dengan kemurahan Allah yang selalu membuka pintu bagi hamba-hamba-Nya yang insaf *Masih ingat penjelasan tentang ayat bahwa Allah itu juga 'bertaubat' & sifat ar-Rahmann dan ar-Rahiim?* Kepada mereka disampaikan bahwa jalan untuk meraih ridha Allah bagi mereka serta bagi umat-umat lain, hanyalah iman kepada Allah dan dan hari Kemudian serta beramal saleh.
Karena itu, ditegaskannya bahwa: Sesungguhnya orang-orang yang mengaku beriman kepada Nabi Muhammad saw., orang-orang Yahudi yang mengaku beriman kepada Nabi Muusaa as., dan orang-orang Nasrani yang mengaku beriman kepada 'Iisaa as., dan orang-orang Shabi'in, kaum musyrik atau penganut agama dan kepercayaan lain, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian, sebagaimana dan sesuai dengan segala unsur keimanan yang diajarkan Allah melalui para nabi, serta beramal saleh yang bermanfaat dan sesuai dengan nilai-nilai yang ditetapkan Allah, maka untuk mereka pahala amal-amal saleh mereka yang tercurah di dunia ini dan tersimpan hingga di akhirat nanti di sisi Tuhan Pemelihara dan Pembimbing mereka, serta atas kemurahan-Nya: tidak ada kekhawatiran terhadap mereka menyangkut sesuatu apa pun yang akan datang, dan tidak pula mereka bersedih hati menyangkut sesuatu yang telah terjadi.
Ayat ini dimulai dengan kata inna/sesungguhnya, untuk menampik dugaan bahwa kecaman dan siksa pada uraian ayat-ayat yang lalu tertuju kepada semua Bani Israa'iil.
"Sementara sahabat-sahabat saya heran ketika saya sampaikan bahwa pada saat berada di Roma saya berkunjung ke kuburan Petrus untuk memeroleh berkatnya karena Beliau adalah salah seorang hawaariyyiin (sahabat Nabi 'Iisaa as. yang setia)" - Ibn 'Aasyur ketika menafsirkan ayat ini-
Yang dimaksud dengan kata haaduu adalah orang-orang Yahudi atau yang beragama Yahudi. Dalam Bahasa Arab disebut yahuud. Sementara ulama berpendapat bahwa kata ini terambil dari bahasa Ibrani yaitu yahudz. Penamaan tersebut, menurut Thaahir Ibn 'Aasyuur, baru dikenal jauh setelah kematian Nabi Sulaimaan as. sekitar 975 SM. Quraish mengamati bahwa Al Qur'an tidak menggunakan kata yahuud kecuali dalam konteks kecaman. Agaknya itulah sebabnya ayat ini menggunakan haaduu, dibandingkan yahuud.
Thaahir Ibn 'Aasyuur berpendapat lain. Menurutnya, kerajaan Bani Israa'il terbagi dua kerajaan setelah kematian Nabi Sulaimaan as., yaitu:
1) Kerajaan Rahbi'aam (putra Nabi Sulaimaan) dengan ibu kota Yerusalem. Pengikutnya cucu Yahuudza dan cucu Benyamin.
2) Kerajaan Yurbi'aam (putra Banaath) salah satu anak buah Nabi Sulaimaan yang gagah berani dan diserahi oleh Beliau kekuasaan yang berpusat di Samirah. Yurbi'aam bergelar raja Israa'iil. Masyarakatnya sangat bejat dan menghaburkan ajaran agama. Mereka menyembah berhala dan kekuasaan mereka diporaporandakan, bahkan mereka diperbudak *apakah mereka ini yang disebut dalam ayat 49?* sehingga kerajaan ini punah setelah 250 tahun. Sejak itu, hanya ada kekuasaan dan kerajaan Bani Israa'iil dari Rahbi'aam yang bertahan hingga 120 SM. Mereka dihancurkan oleh Adrian, salah satu penguasa imperium Romawi, yang mengusir mereka sehingga terpencar kemana-mana.
Agaknya, keturunan kerajaan Rahbi'aam itulah yang disebut dengan haadu, dan karena itu ayat ini menggunakan redaksi itu walaupun pada akhirnya kata haadu mencakup semua yang beragama Yahudi.
Kata an-nashaara terambil dari kata naashirah, suatu wilayah di Palestina, dimana Maryam dibesarkan. Dari Naashirah, Maryam dalam keadaan mengandung 'Iisaa as. menuju ke Bait al-Maqdis, tetapi sebelum tiba, Maryam melahirkan di Betlehem. 'Iisaa as. digelari Yasuu oleh Banii Israa'iil dan pengkikutnya dinamai nashaaraa yang merupakan bentuk jamak dari kata nashry atau naashiry.
Beberapa pendapat tentang kata ash-shaabi'iin:
Melalui ayat ini, Allah memberi jalan keluar sekaligus ketenangan kepada mereka yang bermaksud memperbaiki diri. Ini sejalan dengan kemurahan Allah yang selalu membuka pintu bagi hamba-hamba-Nya yang insaf *Masih ingat penjelasan tentang ayat bahwa Allah itu juga 'bertaubat' & sifat ar-Rahmann dan ar-Rahiim?* Kepada mereka disampaikan bahwa jalan untuk meraih ridha Allah bagi mereka serta bagi umat-umat lain, hanyalah iman kepada Allah dan dan hari Kemudian serta beramal saleh.
Karena itu, ditegaskannya bahwa: Sesungguhnya orang-orang yang mengaku beriman kepada Nabi Muhammad saw., orang-orang Yahudi yang mengaku beriman kepada Nabi Muusaa as., dan orang-orang Nasrani yang mengaku beriman kepada 'Iisaa as., dan orang-orang Shabi'in, kaum musyrik atau penganut agama dan kepercayaan lain, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian, sebagaimana dan sesuai dengan segala unsur keimanan yang diajarkan Allah melalui para nabi, serta beramal saleh yang bermanfaat dan sesuai dengan nilai-nilai yang ditetapkan Allah, maka untuk mereka pahala amal-amal saleh mereka yang tercurah di dunia ini dan tersimpan hingga di akhirat nanti di sisi Tuhan Pemelihara dan Pembimbing mereka, serta atas kemurahan-Nya: tidak ada kekhawatiran terhadap mereka menyangkut sesuatu apa pun yang akan datang, dan tidak pula mereka bersedih hati menyangkut sesuatu yang telah terjadi.
Ayat ini dimulai dengan kata inna/sesungguhnya, untuk menampik dugaan bahwa kecaman dan siksa pada uraian ayat-ayat yang lalu tertuju kepada semua Bani Israa'iil.
"Sementara sahabat-sahabat saya heran ketika saya sampaikan bahwa pada saat berada di Roma saya berkunjung ke kuburan Petrus untuk memeroleh berkatnya karena Beliau adalah salah seorang hawaariyyiin (sahabat Nabi 'Iisaa as. yang setia)" - Ibn 'Aasyur ketika menafsirkan ayat ini-
Yang dimaksud dengan kata haaduu adalah orang-orang Yahudi atau yang beragama Yahudi. Dalam Bahasa Arab disebut yahuud. Sementara ulama berpendapat bahwa kata ini terambil dari bahasa Ibrani yaitu yahudz. Penamaan tersebut, menurut Thaahir Ibn 'Aasyuur, baru dikenal jauh setelah kematian Nabi Sulaimaan as. sekitar 975 SM. Quraish mengamati bahwa Al Qur'an tidak menggunakan kata yahuud kecuali dalam konteks kecaman. Agaknya itulah sebabnya ayat ini menggunakan haaduu, dibandingkan yahuud.
Thaahir Ibn 'Aasyuur berpendapat lain. Menurutnya, kerajaan Bani Israa'il terbagi dua kerajaan setelah kematian Nabi Sulaimaan as., yaitu:
1) Kerajaan Rahbi'aam (putra Nabi Sulaimaan) dengan ibu kota Yerusalem. Pengikutnya cucu Yahuudza dan cucu Benyamin.
2) Kerajaan Yurbi'aam (putra Banaath) salah satu anak buah Nabi Sulaimaan yang gagah berani dan diserahi oleh Beliau kekuasaan yang berpusat di Samirah. Yurbi'aam bergelar raja Israa'iil. Masyarakatnya sangat bejat dan menghaburkan ajaran agama. Mereka menyembah berhala dan kekuasaan mereka diporaporandakan, bahkan mereka diperbudak *apakah mereka ini yang disebut dalam ayat 49?* sehingga kerajaan ini punah setelah 250 tahun. Sejak itu, hanya ada kekuasaan dan kerajaan Bani Israa'iil dari Rahbi'aam yang bertahan hingga 120 SM. Mereka dihancurkan oleh Adrian, salah satu penguasa imperium Romawi, yang mengusir mereka sehingga terpencar kemana-mana.
Agaknya, keturunan kerajaan Rahbi'aam itulah yang disebut dengan haadu, dan karena itu ayat ini menggunakan redaksi itu walaupun pada akhirnya kata haadu mencakup semua yang beragama Yahudi.
Kata an-nashaara terambil dari kata naashirah, suatu wilayah di Palestina, dimana Maryam dibesarkan. Dari Naashirah, Maryam dalam keadaan mengandung 'Iisaa as. menuju ke Bait al-Maqdis, tetapi sebelum tiba, Maryam melahirkan di Betlehem. 'Iisaa as. digelari Yasuu oleh Banii Israa'iil dan pengkikutnya dinamai nashaaraa yang merupakan bentuk jamak dari kata nashry atau naashiry.
Beberapa pendapat tentang kata ash-shaabi'iin:
- Terambil dari kata shaba' yang berarti muncul dan tampak.
- Bermakna penyembah binatang
- Terambil dari kata saba', daerah di Yaman dimana Ratu Balqis pernah berkuasa dan penduduknya menyembah matahari dan bintang.
- Terambil dari bahasa Arab yang digunakan oleh penduduk Mesopotamia di Irak.
Friday, March 18, 2011
TVRI, Nasibmu Kini....
Logo TVRI Jadul. Masih terngiang tag line-nya sampai sekarang :D |
Kalau nonton TVRI, saya suka gemes deh. Gimana gak gemes? Acaranya mereka itu kontennya padat berisi, tapi kemasannya hiiiii...... Coba perhatikan:
1. Kualitas gambar yang dihasilkan, *pencahayaannya itu loh*. Mereka pakai kamera jenis apa sih? Kenapa gak bisa setara dengan kualitas gambar yang dihasilkan oleh stasiun TV swasta *bahkan M*C sekalipun*?
2. Presenter yang digunakan. Saya tidak meragukan kualitas intelektual para presenternya, tapi bisakah mereka menggunakan presenter yang lebih muda dan enerjik? Oke, memang ada beberapa pembaca berita yang tergolong masih muda. Tapi itu cuma segelintir kan? Tolong juga masalah wardrobe..... Come on, there's a wardrobe malfunction for the presenters! Coba ya, Bapak Ibu untuk menggunakan baju yang sesuai dengan jaman sekarang..... Untuk menjaring pemirsa yang lebih banyak, urusan penampilan bisa menjadi salah satu catatan penting. Bandingkan dengan dua stasiun TV berita yang lain, dalam hal penampilan, mereka lebih unggul kan? Tak ada dana? Kan bisa meng-approach toko semacam The Acc*nt, atau N*xt, atau malah M*rk & Sp*ncer mungkin. Ehehehe....
3. Iklannya mana? Apa ketentuannya masih melarang mereka untuk menarik iklan? Oh, kalau gitu ntar wardrobenya gak bisa pinjam dari toko-toko yang saya sebutkan di atas. Kalau tidak ada iklan, bagaimana neraca keuangan mereka bisa surplus? --Itupun kalau surplus--
TVRI, saya ini penggemar kamu loh. Acara kamu mendidik dan sarat dengan ilmu. Malah bisa dijadikan sebagai counter attack dari beberapa media yang you-know-lah. Tapi kalau kamu seperti ini terus, bagaimana nasibmu kelak 10 tahun kemudian? Anak-anak saya bisa-bisa gak pernah menemukan TVRI lagi....
Market Value
Saya tidak pernah bertemu dengan Kakek saya, tapi ada salah satu pelajaran yang bisa saya ambil dari Beliau, yaitu tentang pentingnya peran pasar dalam kehidupan bermasyarakat.
"Kakek kamu itu, kalau pergi ke suatu daerah, pasti perginya ke pasar.", kata Ibu
Pemikiran saya sewaktu muda, "Ya iyalah, wong namanya juga pedagang yang dituju pertama kali pasti pasarnya.". Cuma itu....
Sekarang, saya memahami bahwa pasar bukan hanya tempat untuk berdagang. Ia lebih dari itu. Pasar adalah suatu tempat dimana kita bisa melihat kebudayaan setempat mengenai tata cara tawar-menawar produk; bahasa lokal; pakaian masyarakat; maupun produk unggulan di daerah itu. Dari pasar, kita juga bisa melihat peluang bisnis serta menilai etos kerja orang-orang di dalamnya. Pasar tradisional itu sebenarnya cukup menyenangkan, tapi pasar tradisional di Indonesia itu jarang sekali yang tempatnya dikelola dengan baik. Air comberan ada dimana-mana, kebersihan lapak juga tidak terlalu diperhatikan, penerangan juga seadanya. Mungkin, suatu hari nanti, kita bisa punya pasar tradisional yang dikelola dengan baik..... Hmmm.... Gimana kalau pengelolaannya diberikan kepada pihak swasta?
Gambar dari sini
Sepakat & Sepaham
Saya pikir, 'sepakat' dan 'sepaham' itu berbeda. Buat saya, kata sepakat itu biasanya mengacu pada persetujuan mendekati 100% terhadap misi. Sedangkan kata sepaham, yang sama adalah visinya, tapi misinya bisa berbeda. Dalam kata sepaham, ada ruang yang lebih luas untuk menyikapi perbedaan yang ada.
#Sedang berpura-pura menjadi sastrawan yang merangkap menjadi ahli HR
#Sedang berpura-pura menjadi sastrawan yang merangkap menjadi ahli HR
Monday, March 14, 2011
Monolog: Mobil Mewah Plat Merah
Brum brum brum......
Aku: Eh, Jeng, ngapain bengong? Ati-ati, ntar kesambet lho!
Saya: Hus! Sembarangan! Itu tadi saya takjub dengan mobil merek kuda jingkrak, platnya merah lho.... Pemiliknya mau nyamain warna mobil sama warna platnya mungkin *cengar cengir*
Aku: Opo?! Mosok? Gak ada itu sejarahnya nyamain warna mobil sama warna plat, yang ada justru sebaliknya
Saya: Huuuuu...... Kamu ini gak gaul! Tuh buktinya ada mobil & plat yang berwarna kuning.
Aku: Woi, melenceng dari topik Bu! Kita ini lagi ngebahas semakin banyaknya mobil mewah berplat merah, bukan mobil rakyat berplat kuning. Jengkel deh aku ngelihat mobil-mobil mewah berplat merah yang semakin banyak di jalanan!
Saya: Lho, kenapa jengkel, Jeng? Itu kan bagian dari kompensasi mereka atas jabatan yang diterima...
Aku: Eh, Jeng, ngapain bengong? Ati-ati, ntar kesambet lho!
Saya: Hus! Sembarangan! Itu tadi saya takjub dengan mobil merek kuda jingkrak, platnya merah lho.... Pemiliknya mau nyamain warna mobil sama warna platnya mungkin *cengar cengir*
Aku: Opo?! Mosok? Gak ada itu sejarahnya nyamain warna mobil sama warna plat, yang ada justru sebaliknya
Saya: Huuuuu...... Kamu ini gak gaul! Tuh buktinya ada mobil & plat yang berwarna kuning.
Aku: Woi, melenceng dari topik Bu! Kita ini lagi ngebahas semakin banyaknya mobil mewah berplat merah, bukan mobil rakyat berplat kuning. Jengkel deh aku ngelihat mobil-mobil mewah berplat merah yang semakin banyak di jalanan!
Saya: Lho, kenapa jengkel, Jeng? Itu kan bagian dari kompensasi mereka atas jabatan yang diterima...
Sunday, March 13, 2011
A Tribute to Darsem
Akhir-akhir ini, pikiran saya melayang kepada Mbak Darsem, seorang TKI yang dijatuhi hukuman pancung karena membunuh majikannya. Berdasarkan berita yang beredar, Mbak Darsem membunuh majikannya karena ia berusaha membela diri akibat hendak diperkosa oleh sang majikan.
Memang, Mbak Darsem telah 'dimaafkan' oleh keluarga korban meskipun diharuskan membayar diyat. Tapi saya bingung, siapa sebenarnya korban dalam kasus ini? Apakah Mbak Darsem bisa dikategorikan bersalah karena membela diri? Lha, kalau dia bersalah karena hendak mempertahankan kehormatan diri, lalu apa tindakan yang benar yang seharusnya dilakukan Mbak Darsem? Sebenarnya hukum Islam itu bagaimana? Apakah tidak mempertimbangkan adanya pengakuan dari Mbak Darsem bahwa ia hendak dinodai oleh majikan?
Dibalik semua kesedihan yang mungkin mengiringi kasus ini, terselip suatu pemikiran bahwa Allah sayang sekali dengan Mbak Darsem. Buktinya, terdapat orang-orang yang bahu membahu membebaskan Mbak Darsem dan mungkin, hampir sebagian besar dari mereka tidak pernah bertemu langsung dengan Mbak Darsem. Berdasarkan berita yang saya lihat di internet, dana yang terkumpul hampir memenuhi permintaan yang diajukan keluarga korban. Wahai Mbak Darsem, tetaplah tersenyum. Allah tidak tidur :)
Gambar diambil dari sini
Indoktrinasi
Setiap manusia, dibekali akal dan hati untuk menerjemahkan info yang ia terima. Ingatan saya terbang beberapa tahun yang lalu, ketika melihat spanduk bertuliskan, "Selamat datang, putra-putri terbaik bangsa". Kata-kata dalam spanduk itu juga didengungkan di ruangan kelas. Tak hanya di fakultas saya, kata-kata itu juga terdengar di berbagai jurusan, berdasarkan penuturan teman-teman saya.
Empat tahun kemudian, saya mendengar cerita bahwa pasukan gajah yang 'berkuasa' di sebuah perusahaan MNC mempunyai persamaan dalam hal sikap, yaitu arogan. Memang, saya sudah jamak mendengar berita seperti ini, bahwa ada kasak-kusuk di antara para head hunter bahwa itulah pencitraan pasukan gajah.
Ijinkan saya bertanya kepada Anda yang telah didoktrin "Putra-putri terbaik bangsa", apa yang Anda pikirkan ketika mendengar hal itu? Salah satu hal yang saya ada di pikiran saya ketika mendapat doktrin itu adalah setiap putra-putri terbaik bangsa mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan mereka yang kurang beruntung. Tanggung jawab kepada rakyat/bangsa, bukan hanya memperkaya diri.
Gue: "Hei, anak dan istri juga termasuk rakyat!"
Saya: *tepok jidat*
Empat tahun kemudian, saya mendengar cerita bahwa pasukan gajah yang 'berkuasa' di sebuah perusahaan MNC mempunyai persamaan dalam hal sikap, yaitu arogan. Memang, saya sudah jamak mendengar berita seperti ini, bahwa ada kasak-kusuk di antara para head hunter bahwa itulah pencitraan pasukan gajah.
Ijinkan saya bertanya kepada Anda yang telah didoktrin "Putra-putri terbaik bangsa", apa yang Anda pikirkan ketika mendengar hal itu? Salah satu hal yang saya ada di pikiran saya ketika mendapat doktrin itu adalah setiap putra-putri terbaik bangsa mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan mereka yang kurang beruntung. Tanggung jawab kepada rakyat/bangsa, bukan hanya memperkaya diri.
Gue: "Hei, anak dan istri juga termasuk rakyat!"
Saya: *tepok jidat*
Monday, March 7, 2011
Loro Blonyo: When Two Become One (Just A Thought)
Sudah beberapa waktu ini pikiran saya serasa kepentok dengan pembahasan antara wanita dan pernikahan. Siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini? Mari kita bahas:
1. Film Mona Lisa Smile
Film yang dibintangi oleh Julia Roberts, Julia Stiles, Kirsten Dunst, Maggie Gylenhall serta Ginnifer Goodwin ini menceritakan perjuangan seorang guru seni pada tahun 1950-an untuk mengubah pola pikir siswi-siswinya. Ada beberapa hal yang menarik dari film ini, a) film ini mengangkat kisah bahwa gambaran wanita yang sempurna adalah mereka yang telah menikah dan bersikap sangat 'berhati-hati' (mirip dengan wanita-wanita dari lulusan J*hn R*b*rt P*w*r. hehehehe...)
Sunday, March 6, 2011
Wanita & Prestasi
Prestasi terbesar yang bisa dicapai oleh wanita adalah mendidik generasi penerus yang dapat menghadapi tantangan jaman dan berkualitas baik. -Mutya, 2011-
Pemburu & Buruan
Menjadi pemburu dan buruan adalah hal yang berbeda. Pemburu biasanya sudah menentukan buruannya, tapi bukankah sang buruan juga berhak untuk menentukan siapa pemburunya? -Mutya, 2011-
Saturday, March 5, 2011
Harga dari Pendidikan
Kamu tahu, harga dari pendidikan?
Seorang supir angkutan kota jurusan Johar-Banyumanik tak bisa menahan tawa saat melihat sebuah spanduk yang bertuliskan: Sekolah Gratis!
"Wah, sekolah gratis", ujarnya
"Ah, kalau cuma sekolahnya saja yang gratis, tetapi buku, seragam dan lain-lain masih bayar ya itu namanya gak gratis," timpal sang kernet. [kondektur, pen.]
"Sekolah gak perlu tinggi-tinggi, Mbak," tambah kernet sambil memalingkan sedikit wajahnya kepadaku.
Aku sempat tertegun. Bapak itu ngomong ke siapa? Di angkot itu hanya ada enam penumpang. Tiga di antaranya berseragam SMA, lalu sisanya saya, Ibu, dan seorang bapak setengah baya. Apakah Bapak kernet tadi butuh balasan atas pernyataannya?
Tuesday, March 1, 2011
Orang Paling Beruntung Versi Mutya
Orang paling beruntung adalah orang yang memiliki wajah lugu, karena lawan tidak akan mudah mengetahui seberapa besar kekuatannya bahkan akan cenderung mengabaikan. Padahal, ketika kita mulai meremehkan lawan, maka kegagalan akan semakin dekat. -Mutya, 2010-
Subscribe to:
Posts (Atom)