“Wanita dinikahi karena empat hal, [pertama] karena hartanya, hasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Carilah yang agamanya baik, jika tidak maka kamu akan tersungkur fakir” HR. Bukhori no. 5090, Muslim no. 1466.
Beberapa hari ini, saya berusaha memahami hadis tersebut dan sampai pada kesimpulan bahwa:
1) Agama memang faktor utama untuk memilih pasangan hidup. Karena ia dapat menjadi pegangan arah kehidupan seseorang. Lagipula, wajah rupawan bisa hilang, harta bisa ludes, tapi kalau agama? Hmmm.... Agama seseorang bisa berubah, tapi tampaknya tidak semudah itu kan untuk bisa berubah karena menyangkut prinsip hidup
2) Agama disini bisa saya artikan secara luas, tidak hanya terpaku pada pengkotakkan bahwa saya adalah Islam, kamu beragama ini dan itu. Ini lebih mengarah pada konsep Ke-Tuhan-an yang kita anut. Bisa saja saya mengaku beragama Islam, tapi siapa yang menjamin bahwa saya menerapkan prinsip-prinsip ke-Islam-an? Siapa yang bisa menjamin bahwa konsep Ke-Tuhan-an saya dan Anda yang mengaku beragama Islam adalah sama? Maka lebih baik ada keterbukaan tentang konsep Ke-Tuhan-an dan ibadah bagi pasangan yang akan menikah. Karena kalau tidak sama, akan berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari. Sebenarnya, bisa saja pasangan yang memiliki perbedaan konsep Ke-Tuhan-an dan ibadah kemudian menikah, tapi itu dibutuhkan rasa pengertian antara kedua belah pihak dan rasa legawa untuk membiarkan keturunannya kelak memilih konsep Ke-Tuhan-an dan peribadatan yang mereka anut, meskipun itu bisa jadi berbeda dari kedua orang tuanya.
3) Jangan menghakimi seseorang terlalu cepat dari penampilannya maupun kuantitas ibadahnya. Kualitas keimanan seseorang merupakan pengetahuan Tuhan semata, dan manusia tak dapat menyelami hati seseorang hanya berdasarkan penampilan luarnya. Bukan jaminan bahwa seseorang yang mengenakan atribut keagamaan dapat dikategorikan sebagai orang shalih. Selamilah dulu pemikirannya dan bergaulah untuk mengetahui 'sedikit' dari konsep Ke-Tuhan-an dan peribadatan yang seseorang anut. Anda bilang dia 'alim'? Huhuhu..... Bisa jadi si 'alim' itu tak mengerti kenapa ia harus beribadah begini dan begitu. Atau malah Anda bilang ia sesat? Tunggu dulu. Apakah Anda yakin bahwa Anda sendiri tidak sesat? Saya pun masih berusaha untuk mencari tahu, apakah saya berada dalam jalan yang lurus atau tidak.
Kesimpulan-kesimpulan di atas merupakan pemikiran saya berdasarkan diskusi-diskusi yang terjadi akhir-akhir ini. Anda menganggap kesimpulan saya salah? Silakan. Saya tidak menghalangi Anda untuk berpikir demikian, karena kebenaran hanya milik Tuhan semata.
[Kesimpulan-kesimpulan di atas merupakan pemikiran saya berdasarkan diskusi-diskusi yang terjadi akhir-akhir ini.]
ReplyDeleteTermasuk yang di Lembang kemarin itu kah Mut ?;))
Hihihi... Iya :D
ReplyDelete