Waktu kejadian: Rabu, 12 Mei 2010 pukul 13.45-14.45
Korban: Seorang perempuan lugu
Pelaku: Bayangan misterius
Rekonstruksi kejadian:
Plakkkkk!!!!
Ah, suara apa itu? Nyaring nian memekakkan telinga.
Mataku menyusur liar ke segala penjuru. Hmmm.... Siapa yang membuat keributan? Apa yang terjadi? Kupasang telingaku lebar-lebar. Sunyi senyap. Tapi entah mengapa ada yang terasa sakit menusuk-nusuk tubuhku.
"Ah, mungkin salah dengar." yakinku
Tapi..... Tunggu dulu, lamat-lamat kudengar suara rintihan.... "Mak, siapa yang menangis begitu lirih? Ya Tuhan, tidak ada siapa pun di ruangan ini! Jangan-jangan..... Hiiiiii!"
Kupejamkan mata sambil komat-kamit membaca doa pendek. Kemudian terdengar suara,
"Hahaha.... Nona, kenapa kau merapalkan mantra?"
"Hah? Siapa yang berbicara? Tampakkan wujudmu! Lagian, siapa juga yang merapalkan mantra?", ucapku.
"Aku disini, bersemayam dalam hatimu. Saat ini aku sedang berasyik masyuk dengan otakmu. Kekekek..... Apa bukan mantra kalau mengucapkan doa tapi tak mengerti artinya? Kekekekek...."
"Ya Tuhan, jangan-jangan aku mulai gila! Aku mendengar suara hatiku begitu jelas!"
" Hahaha..... Take it easy, dear. Justru orang yang tidak mendengar hati nuraninya sendiri yang dianggap kurang waras. Tahukah kau siapa yang telah 'menampar'mu tadi dan membuatku menangis sedemikian rupa?"
"......(menggeleng-gelengkan kepala). Hmmm.... Tak ada yang menamparku, kok", sambil meringis merasakan sakit semakin tak tertahankan
" Hahaha (tertawa sinis). Sudah sakit setengah mati, masih mengelak juga kalau telah ditampar. Baik, aku tunjukkan siapa yang telah menamparmu. Itu, itu dia! Berbaju biru tosca yang dihiasi tulisan serupa perak."
"Hmmmm.... Yang mana sih?"
"Heh, itu tuh! Si ganteng yang sedari tadi menemanimu dengan setia."
"Cem mana suara ini. Tak ada siapapun di ruangan ini. Hanya ada aku, TV, dan buku Tafsir Al Mishbah jilid 14 karya M. Quraish Shihab cetakan 2009 bersampul biru tosca. Eh.... Biru tosca? Barusan ia bilang pelakunya berbaju biru tosca?", melirik tak percaya.
"Nah, sudah tahukan si ganteng yang kumaksud?"
"Bwahahaha.... ganteng darimana, Mbak Yu? Ia hanya sebuah buku yang terdiri dari lembaran kertas. Mana ada gantengnya? Gantengan juga Sean Faris. Hihihi"
"Aduh, itu software tolong di upgrade ya! Jangan menilai sesuatu dari luarnya saja! Buku ini super ganteng karena isinya! Sean Faris? Lewaaaaatttt.... Nah, sekarang buka halaman 10-14."
Srak...Srak...Srak....
Mataku segera bergerak cepat layaknya orang yang sedang menyaksikan turnamen Wimbledon. Kemudian kulihat penyebab otakku berdenyut dengan keras,
"Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (Ash Shaff 2-4)
Yang paling menusuk adalah keterangan bahwa ayat tersebut mengecam orang-orang munafik yang mengucapkan kalimat syahadat dan mengaku muslim tanpa melaksanakan secara baik & benar tuntunan agama Islam!
Brrrr.... Serasa telah diterjang angin yang dingin.
Teringat beberapa waktu yang lalu, seseorang telah mengajukan pertanyaan kepada Ibu saya, "Ibu (beragama) Islam atau tidak?". Pertanyaan tersebut diikuti dengan deras air yang mengalir di wajah sang penanya.
"Kalau Ibu, beragama Islam, mengapa tak mengikuti aturan Islam?", lanjutnya
Deg! Hematku, pertanyaan tersebut tidak hanya ditujukan untuk wanita yang telah mengandungku selama delapan bulan lebih sedikit (saya tidak salah ketik, delapan bulan-an), tetapi juga untuk semua yang hadir di ruangan itu.
Singkat cerita, peristiwa tersebut telah menjadi bagian dari dinamika keluarga kami. Alhamdulillahi Rabbal 'alamiin. Syukur kami panjatkan pada Sang Pencipta karena masih diingatkan selagi nyawa masih dikandung badan. Semoga Allah selalu menuntun jalan kami sekeluarga agar menjadi pribadi yang selalu memperbaiki diri. Amiin.
"Jeng Mutya, let's move on our discussion. Jadi, Anda ini muslimah atau bukan?"
"......"( terdiam)
"Hmmmm..... Beragama adalah sebuah pilihan individu. Bukan berdasarkan keinginan orang tua maupun orang lain. Kalo Jeng Mutya memilih secara sadar untuk beragama Islam, mbok ya dijalanken sesuai dengan tata tertib yang berlaku, yaitu Al Qur'an & Hadist. Oh ya, satu lagi, jangan mendaftarkan diri ke NATO ya! Hihihihi. Wassalaam"
"Wa'alaykummussalaam warahmatullah. Goodness, benarlah kata teman kuliah saya sewaktu dua tahun yang lalu, kalau saya ini bermain 'wayang' alias suka ngomong sendiri!"
***
أللهم أنت ربي لا إله الا أنت خلقتني وأنا عبدك وأنا على عهدك ووعدك ماأستطعت أعوذ بك من شر ماصنعت أبوأ لك بنعمتك علي وأبوأ بذنبي فأغفر لي فإنه لايغفر الذنوب إلا أنت
"Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Rabb-ku, Tiada Ilah kecuali Engkau, Engkau telah menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu, aku akan berusaha memenuhi janji-janjiku kepada-Mu sekuat tenagaku, aku berlindung kepada-Mu dari apa perbuatan jelekku, aku mengakui akan nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku dan aku mengakui juga atas dosa yang pernah aku perbuat, maka ampunilah diriku, sesungguhnya tiada yang mampu mengampuni dosa kecuali Engkau ya Allah. ” ( HR Bukhari, no : 6306 )
No comments:
Post a Comment