- Stop curhat. Dalam dunia maskulin, selalu ada kepentingan. Curhat adalah sesuatu yang 'salah' dalam dunia maskulin kecuali kamu punya kepentingan seperti mendapatkan solusi. Kalau kamu mencari perhatian dengan melakukan curhat, itu adalah BIG NO NO. Kelemahan yang kamu tunjukkan pada lingkungan penganut budaya maskulin akan membuat kamu gampang ditindas dan dipermainkan.
- Show me your power! Hampir sama seperti yang telah dikemukakan di atas. Jangan memperlihatkan ketidakmampuan. Kalau mau sedih atau nangis, cari tempat sepi. Jangan merajuk di tempat umum. Perlihatkan kemampuan yang kamu miliki atau setidaknya itikad baik untuk menyelesaikan masalah dibandingkan hanya menggerutu sepanjang waktu. Terkadang, kamu akan menemui orang - orang yang berusaha mengukur kemampuan kamu dalam dunia maskulin, dengan berbagai cara.
- Perbanyak tindakan dibanding ucapan. Yeah, orang yang cerewet akan ditolak masuk dalam lingkungan maskulin karena lingkungan ini membutuhkan sesuatu yang nyata. Kalau bisa, buat Standard Operating Procedure (SOP) perusahaan dalam tulisan, bukan ucapan. Lalu berikan SOP tersebut pada setiap orang yang terlibat dalam perusahaan agar mereka mengerti apa yang harus dilakukan. Ketika keberatan dengan SOP tersebut, kebanyakan penganut budaya maskulin tidak akan ambil pusing dengan bersuara babibu, mereka akan melakukan tindakan berhenti atau mogok.
- Serius. Dunia yang maskulin seperti bisnis, tidak membutuhkan orang yang terlalu banyak bercanda karena akan dijadikan target mainan. Terlalu banyak mengumbar senyum? Lebih baik pikirkan lagi, karena persepsi orang terhadap senyum itu bisa berbeda. Kecuali kamu menaruh perhatian khusus terhadap orang itu, jaga muka untuk tidak selalu tersenyum agar mereka lebih mudah menangkap pembicaraan kita. Keramahan yang berlebihan terhadap lawan jenis akan menimbulkan potensi masalah di kemudian hari, kecuali kalau kamu emang punya kepentingan terhadap orang tersebut.
- Dandan secukupnya. Kamu mau menjual kemampuan atau menjual tampang? Kalau mau menjual kemampuan, dandan biasa saja. Kalau tidak mau dianggap sepele dalam dunia maskulin, jangan berlagak seperti wanita yang maunya selalu diperhatikan layaknya ratu. Buat mereka ingat kemampuan kamu, bukan tampang kamu.
- Jangan mudah mengeluarkan apa yang ada dalam benak kamu. Maraknya social media, membuat praktek nilai kebudayaan feminim semakin subur. Kita tidak tahu siapa saja yang membaca status yang selalu kita update di social media dan apa kepentingan mereka. Itu perlu kita waspadai.
- Silence is gold. Kalau kamu tidak mengerti tentang apa yang kamu bicarakan dan tidak memiliki kepentingan terhadap hal tersebut, lebih baik diam.
Takut dianggap bukan wanita karena menganut nilai maskulin? Kamu hanya perlu diperlakukan wanita oleh satu lelaki dan keluarga kamu. Itu dengan catatan ketika kamu lebih banyak berinteraksi dengan dunia maskulin, tapi kalau kamu berinteraksi dengan dunia feminim (fashion misalnya) itu urusan lain.
Gambar diambil dari sini.
Nice.
ReplyDeleteThanks, Kak Ales :)
ReplyDelete