Kalau menilik trend yang sedang berkembang di kalangan teman-teman kami, ekspresi relijiusitas sedang naik. Termasuk membeli boneka yang dapat melantunkan ayat suci. Melihat trend tersebut, saya bertanya pada suami, "Perlukah membeli boneka yang berisi lantunan quran untuk anak kami?"
Saya memiliki kekhawatiran kalau saya membelikannya boneka tersebut, saya seperti sedang menanamkan dogma. Bertanya lagi apakah urgensi membuat anak menjadi hafidz atau hafizah. Yang katanya bisa memberikan mahkota pada ortu..... Apakah ini bentuk keegoisan kami? Karena ‘meminta’ mahkota tersebut? Sementara sudah beberapa tahun ini saya absen mendaraskan Al Qur'an. Saya lebih nyaman ketika membedah triliteral roots dari bahasa Qur'an.