Sebenarnya, buku ini sudah lama teronggok di sudut laci saya. Sempat membaca beberapa halaman awal, tiga tahun lalu. Lalu segera menyerah karena menganggapnya sebagai sebuah buku mitologi tebal.
"Ini sungguh buku yang tak masuk akal..", keluh saya beberapa tahun yang lalu.
Kesimpulan tersebut rupanya terlalu dini. Saya lupa bahwa persepsi & pengalaman pembaca, sangat berperan dalam pengambilan kesimpulan. Tiga tahun terlewati. Banyak hal terjadi. Bisa saja-- saya tegaskan sekali lagi--, bisa saja, sesuatu yang dianggap tak masuk akal saat itu, karena pemikirnya tak menemui peristiwa yang terkait apa yang dibaca atau didengarnya.
Ada banyak hal --ternyata-- yang menarik dari buku ini. Babad Tanah Jawi (BTJ) membahas banyak hal. Mulai dari genealogi manusia Jawa; sistem keuangan & valuta yang berlaku saat itu; alasan di balik peperangan yang tak selalu heroik; teknologi persenjataan; dan masih banyak lagi.
Ditilik dari terminologi yang digunakan untuk menggambarkan jalur keturunan Nabi Adam hingga raja-raja di Jawa. Diantara mereka, terdapat Batara Guru, Batara Brahma dll. Terminologi Nabi & Dewa dalam satu jalur genealogi/keturunan. Menarik sekali.
Awalnya, saya terjebak pada tahun yang dituliskan di buku. Saya kira menggunakan perhitungan tahun Masehi. Ternyata perhitungan tahunnya lebih cocok dengan hitungan kalender Jawa, yang berjarak 78-79 tahun lebih lambat dari Masehi. Sistem keuangan saat itu, banyak menyebutkan penggunaan uang real. Untuk gambaran sekilas, bisa menengok di web wakala.
Kerajaan merupakan perusahaan keluarga. Jika daerah operasionalnya besar, akan menimbulkan banyak tantangan dalam pengawasannya. Butuh berapa lama untuk memberikan laporan dengan menaiki kuda? Sebagai upaya untuk mempertahankan aset, maka salah satu yang ditempuh adalah mengatur tali pernikahan. Apakah pernikahan tersebut dilandasi cinta --bweh, bahasanya bikin mual-- atau tidak merupakan persoalan lain. Dengan memastikan bahwa aset akan diteruskan dalam garis keluarga sendiri, maka incumbent akan lebih tenang dan legowo.
Perang yang terjadi, kebanyakan dipicu o/ rebutan aset & sumber daya. Aset yang diincar terutama adalah tanah. Segala sesuatu yang ada di atas tanah tersebut (sumber daya), secara otomatis menjadi milik Raja. Bahkan warga diharuskan untuk membayar pajak, karena telah 'diijinkan' Raja untuk memperoleh kehidupan disitu. Ini mengingatkan pada kisah para Brahmin maupun kerajaan2 lain di dunia, seperti yang disebutkan dalam buku David Graeber. Berjudul Debt: The First 5,000 Years. Hubungi penulis blog jika membutuhkan buku tersebut.
Perang yang terjadi, kebanyakan dipicu o/ rebutan aset & sumber daya. Aset yang diincar terutama adalah tanah. Segala sesuatu yang ada di atas tanah tersebut (sumber daya), secara otomatis menjadi milik Raja. Bahkan warga diharuskan untuk membayar pajak, karena telah 'diijinkan' Raja untuk memperoleh kehidupan disitu. Ini mengingatkan pada kisah para Brahmin maupun kerajaan2 lain di dunia, seperti yang disebutkan dalam buku David Graeber. Berjudul Debt: The First 5,000 Years. Hubungi penulis blog jika membutuhkan buku tersebut.