Wednesday, October 19, 2011

The Irony of Corleone



Setiap pekerjaan memiliki resiko, termasuk kematian. Beberapa orang mencoba mengambil resiko kehilangan nyawa dengan cara gagah berani di medan laga, sebagai pahlawan. Yang terkadang dilupakan, setiap orang memiliki medan laganya sendiri. Begitupun dengan keluarga Corleone.

Keluarga fiktif karangan Mario Puzo ini memilih medan laga yang keras dan penuh darah dalam arti sebenarnya. Dalam situasi bisnis yang 'basah' akan uang dan darah, Don Vito Corleone berusaha memajukan perusahaannya sembari terus melindungi keluarganya. Tak jauh beda dengan para pachter madat di jaman pendudukan VOC di Indonesia, ia memiliki segerombolan 'cabang atas' alias 'pengawal'. Hampir setiap waktu, Vito maupun para Don yang berkuasa, menghadapi resiko kematian. Kalau diperhatikan lebih cermat lagi, keluarga para hartawan tersebutpun tak luput dari ancaman kematian dari para kompetitor bisnis.

Vito, yang digambarkan sebagai seorang Ayah yang penuh kasih sayang, di saat yang bersamaan merupakan pemimpin perusahaan dengan strategi yang jitu. Ia tak pernah membeberkan apa yang sebenarnya ia pikirkan, termasuk kepada anak-anaknya sendiri, karena bagi Vito tak ada orang yang pantas dipercaya. Karakter ini menurun kepada anak kesayangannya, Michael. Orang-orang yang rumit, tapi disitulah letak pesona mereka.

Baik Michael maupun Vito, dianugerahi istri-istri dengan karakter yang baik dan cenderung lugu, terutama Mama Corleone atau Carmela Corleone. Bedanya, Kay lebih kritis dibandingkan Carmela. Dia menolak menghadapi kenyataan bahwa Michael, suaminya, telah menyembunyikan fakta bahwa ia telah berkecimpung dalam bisnis yang 'kotor'. *Btw, kotor ataupun bersih itu bersifat subyektif bagi tiap orang*. Sehingga Kay mengajukan perceraian.

Saya bersimpati kepada Carmela, atau lebih tepatnya merasa kasihan dengannya. Ia sering dikelabui oleh orang-orang disekitarnya bahwa keadaan baik-baik saja. Itu semakin terlihat ketika Michael diam-diam menyuruh pembunuh bayaran, Al Neri, untuk membunuh Fredo, kakak dari Michael. Ironis......

Perlakuan mereka terhadap Carmela Corleone tak ubahnya memberikan gas nitrogen oksida kepada seseorang yang dicintai. Biasanya, orang yang diberi gas nitrogen oksida, atau yang lebih dikenal dengan nama gas tawa, merasa bahagia. Namun pemberian nitrogen oksida secara berlebihan, akan menimbulkan kematian. Ironisnya, mereka mati dengan tawa.